Artikel Terbaru Artikel Terbaru

Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia Dini dan Stimulasinya

Morinaga Platinum ♦ 2 Februari 2024

Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia Dini dan Stimulasinya

Perkembangan motorik memungkinkan Si Kecil untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan yang dikoordinasikan antara susunan saraf pusat, saraf, dan otot. Pada momen ini, ada  peningkatan kemampuan anak untuk bergerak menggunakan tulang-tulang dan otot-ototnya serta kemampuan menyentuh lingkungan sekelilingnya. Ada dua macam sisi perkembangan motorik anak, yaitu motorik halus dan motorik kasar.

Dalam tulisan ini, Bunda akan belajar tentang apa saja tahap perkembangan motorik, contoh-contohnya, serta bagaimana melatih hal tersebut. Mari kita mulai.

Apa itu Perkembangan Motorik?

Perkembangan motorik adalah pertumbuhan fisik dan penguatan tulang, otot, serta kemampuan anak untuk bergerak dan berinteraksi dengan lingkungannya setiap hari. Perkembangan motorik anak terbagi menjadi dua jenis, yaitu motorik kasar dan motorik halus.

Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan anak dengan melibatkan kelompok otot-otot besar, seperti lengan, kaki, betis, atau seluruh tubuh anak yang mencakup aspek seperti keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan. Contoh gerakan motorik kasar anak adalah merangkak, berlari, melompat, melempar, dan lainnya.

Ayo simak tentang bagaimana melatih kekuatan otot besar tersebut di sini: Meningkatkan Kekuatan Otot Si Kecil Sejak Usia Dini.

Sementara itu, motorik halus adalah gerakan yang melibatkan otot-otot kecil dalam tubuh anak, seperti tangan, jari, dan pergelangan tangan. Contoh gerakan motorik halus anak adalah mencoret kertas, menggambar, menggunakan alat makan, menggoyangkan jempol, dan menyusun balok menjadi menara.

Memahami perkembangan motorik ini sangat penting bagi Bunda untuk memastikan Si Kecil tumbuh dengan seimbang, baik secara fisik maupun mental. Setiap tahap perkembangan membutuhkan dukungan yang berbeda, dan memberikan stimulasi yang tepat akan sangat membantunya mencapai potensi maksimalnya.

Ingin tahu lebih lanjut tentang tahapan perkembangan dan bagaimana cara mendukungnya? Yuk, simak artikel selengkapnya di sini: Inilah Tahap Perkembangan Si Kecil yang Wajib Bunda Pahami.

Pentingnya Perkembangan Motorik Anak

Perlu diketahui bahwa perkembangan motorik setiap anak tidak sama, tetapi tergantung pada proses kematangan masing-masing anak. Hal ini penting untuk diperhatikan agar segala keterlambatan atau gangguan pada perkembangan motorik anak bisa segera terdeteksi dan dikoreksi. Keterlambatan yang tidak diperhatikan bisa saja akan berpengaruh ke perkembangan motorik kasar dan halus lainnya.

Mengapa perkembangan motorik sangat penting? Setidaknya ada beberapa alasan, di antaranya:

  • Mampu meningkatkan perkembangan kognitif (kecerdasan) anak
  • Membangun rasa percaya diri dan kemandirian pada anak
  • Meningkatkan tingkat fokus anak terhadap suatu objek
  • Membantu mempererat hubungan orangtua dan anak
  • Mampu merangsang kreativitas dan imajinasi yang luas

Dengan kemampuan kreativitas dan imajinasi akibat perkembangan motorik yang matang, maka Si Kecil akan mampu mengembangkan kecerdasan visual spasialnya. Apa itu kecerdasan visual spasial? Yuk, lihat di sini: Mengenal Kecerdasan Visual Spasial Anak dan Ciri-Cirinya

Tahapan Perkembangan Motorik Anak Usia Dini

Perkembangan motorik anak terbagi ke dalam beberapa tahapan usia, yaitu:

1. Usia 0-3 Bulan

Ketika memasuki usia 3 bulan, Si Kecil akan belajar untuk mengangkat kepala dan dadanya dari lantai. Pada usia ini, Si Kecil masih menggenggam erat jemarinya. Untuk melatih motorik halusnya, Bunda dapat memberikan benda yang dapat digenggam Si Kecil, memberikan sentuhan halus pada jarinya, atau menyilangkan tangan Si Kecil untuk menguatkan otot lengannya.

2. Usia 4-6 Bulan

Pada usia ini, Si Kecil mulai bisa memiringkan badannya ke kanan dan kiri, tengkurap, menggulingkan badan, serta menggunakan tangan untuk membantunya duduk. Sementara itu, Si Kecil akan mulai mengeksplorasi mainan dengan menggenggam serta menggapainya, dan hal ini menunjukkan perkembangan motorik halus Si Kecil.

3. Usia 7-9 Bulan

Si Kecil sudah terlihat lebih kuat dengan kemampuan meraih mainan sendiri tanpa jatuh. Selain itu, Ia sudah bisa merangkak, duduk, dan belajar berdiri sendiri. Sementara motorik halusnya terus berkembang dengan kemampuan menggapai mainan dengan dua tangan, serta mengambil benda yang lebih kecil dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

4. Usia 10-12 Bulan

Pada rentang usia 10-12 bulan, motorik kasar Si Kecil semakin meningkat, yang dimana ia sudah pandai berdiri dan melangkahkan kaki untuk belajar berjalan. Selain itu, ia juga sudah mampu duduk tanpa topangan di belakangnya dan memutar kepala tanpa kehilangan keseimbangan.

Sedangkan tanda berkembangnya motorik halus Si Kecil dapat Bunda lihat dari cara Si Kecil mempertahankan keseimbangan dengan posisi duduknya, saat ia melempar bola, dan bertepuk tangan.

5. Usia 1-2 Tahun

Di usia ini, motorik kasar Si Kecil terus berkembang, yang dimana ia sudah mampu berjalan dengan baik, berjalan mundur, naik tangga, menarik dan mendorong benda berat, serta berdiri di kursi tanpa pegangan. Begitu juga dengan kemampuan motorik halusnya, Si Kecil sudah dapat menyusun menara dari balok, mencoret-coret, dan belajar melepas pakaiannya. Jika Bunda ingin mengetahui lebih lanjut perkembangan Si Kecil pada usia ini, baik perkembangan sosial, emocional, dan bahasa, baca artikel berikut ya Bun: Perkembangan Anak Usia 21 Bulan

6. Usia 2-3 Tahun

Pertumbuhan fisik Si Kecil semakin kuat di usia ini. Dan motorik kasar Si Kecil terus meningkat, yang ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menaiki tangga, menendang bola, membuka dan memakai pakaian sendiri, memungut dan membawa benda kecil dengan mudah.

Selain itu, kemampuan motorik halusnya juga semakin berkembang, yang dimana ia sudah dapat menggunting kertas, membuat lingkaran serta mencoret sesuai keinginan, dan banyak lainnya.

7. Usia 3-4 Tahun

Pada usia ini Si Kecil sudah bisa berjalan dengan mengayunkan tangan, mampu menuruni tangga dengan dua kaki. Selain itu, peningkatan motorik kasar Si Kecil ditunjukkan dengan kemampuannya dalam berdiri di salah satu kaki selama 5-10 detik, melompat, dan memanjat.

Sementara itu, motorik halus si Kecil pun ikut menunjukan kemajuan, yang dimana Si Kecil sudah pandai meronce, menyusun puzzle, dan menuangkan cairan ke dalam botol dengan hati-hati, serta banyak lainnya.

Ternyata, semakin bertambah usianya, perkembangan motoriknya pun semakin banyak ya, Bunda. Bunda perlu mengontrolnya dengan hati-hati karena tak hanya perkembangan motoriknya saja yang berkembang, melainkan perkembangan emosionalnya ikut berkembang juga.

Jika Bunda dapat mengantisipasi perilaku Si Kecil, maka Si Kecil akan tetap dapat bermain dan berkembang dengan aman, Bunda. Di sinilah perlunya mengetahui karakteristik khas usia Si Kecil ini. Yuk, lihat lagi penjelasan tentang karakteristik anak usia dini yang perkembangan motorik dan emosionalnya sedang berkembang pesat ini, di sini: Karakteristik Anak Usia Dini Ini Wajib Bunda Pahami

Cara Menstimulasi Perkembangan Motorik Anak

Kendati Si Kecil secara bertahap akan melalui fase-fase perkembangan motorik, Bunda yang ikut mendampingi pasti akan menambah rasa percaya diri dan kasih sayang dalam diri Si Kecil. Ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk menstimulasi motorik Si Kecil, yaitu:

1. Melatih Tengkurap

Salah satu cara untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar Si Kecil adalah dengan melatih Si Kecil untuk tengkurap. Pada usia 6 minggu hingga 1 bulan, Bunda harus menahan bagian kepala dan leher ketika menggendong Si Kecil.

Sekitar usia 1-3 bulan, sesekali membalikkan badan Si Kecil atau membuatnya tengkurap untuk melatih kekuatan otot lehernya. Selain itu, Si Kecil akan belajar mengangkat kepala dan dada bertumpu pada kedua tangannya dan dengan sendirinya ia akan belajar tengkurap. Gerakan ini diperlukan untuk melatih otot-otot leher Si Kecil.

Untuk lebih lengkapnya seputar manfaat yang didapat Si Kecil apabila dilatih untuk tengkurap, Bunda bisa cek artikel berikut ini ya: Ketahui Manfaat Tengkurap untuk Bayi

2. Melatih Merangkak

Selain tengkurap, Bunda juga dapat menstimulasi perkembangan motorik kasar Si Kecil dengan melatihnya untuk merangkak. Setelah Si Kecil mulai belajar tengkurap, di usia sekitar 6 bulan, Si Kecil akan mulai mencoba berguling-guling dan merangkak agar bisa berpindah tempat.

Bunda bisa mendorong atau menstimulasinya dengan memperlihatkan mainan agar Si Kecil tertarik menghampiri sambil merangkak. Tempatkan pula bantal sebagai penghalang untuk melatih ketangkasan dan rasa percaya diri Si Kecil ketika merangkak.

Apabila dirasa Si Kecil belum mampu merangkak, Bunda juga bisa melakukan beberapa cara untuk melatihnya. Cek artikel berikut ya Bunda untuk cara lengkapnya: Bila Si Kecil Belum Bisa Merangkak

Bunda, meskipun Si Kecil mungkin sudah mulai bisa berdiri, namun pastikan dia tetap bisa merangkak dulu ya. Sebab merangkak ini penting untuk membuatnya belajar mempertahankan keseimbangan. 

Anak yang terlalu cepat belajar berjalan tanpa melalui merangkak dulu, berisiko mengalami kelainan bentuk tungkai berupa kaki O. Apa itu kaki O? Baca yuk di sini: Kaki O pada Bayi: Penyebab dan Cara Meluruskannya agar Normal

3. Melatih Duduk

Cara untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar anak selanjutnya adalah melatih Si Kecil untuk duduk. Tahapan melatih duduk pada Si Kecil di sekitar usia 4-7 bulan, tepatnya saat Si Kecil sudah bisa berguling-guling dan menahan kepala dengan kuat. Di usia 8 bulan, bahkan Si Kecil sudah mampu duduk sendiri tanpa bantuan.

Untuk melatih posisi duduk, Bunda bisa meletakkan mainan di lantai, lalu mainan diangkat sehingga Si Kecil mendongakkan kepala mengikuti gerakan tangan ibu. Selain itu, Bunda juga dapat mendudukkan Si Kecil, kemudian tempatkan mainannya di sekitar Si Kecil tetapi di luar jangkauannya, sehingga ia akan mencoba meraih mainan tersebut.

Yuk kenali juga tanda tanda Si Kecil sudah siap belajar duduk, Bunda bisa cek artikel berikut yaa untuk penjelasan lengkapnya: Kenali 3 Kemampuan Bayi Ini, Tanda Mereka Siap Belajar Duduk

4. Melatih Berjalan

Salah satu cara untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar anak yang terakhir adalah dengan melatih Si Kecil untuk berjalan. Ketika Si Kecil sudah usia 9-12 bulan, maka ia akan belajar melangkah untuk pertama kali. Sebelum berjalan, pada usia 8 bulan Si Kecil akan mencoba fase berdiri dengan berpegangan pada benda-benda yang berada di sekitarnya.

Bunda dapat melatih Si Kecil dengan cara memegang kedua tangannya atau memberi alat bantu berjalan seperti mainan yang bisa didorong dan sejenisnya. Ajari pula Si Kecil untuk menekuk lutut agar ia bisa mencoba duduk kembali usai berdiri atau berjalan. Si Kecil akan mulai berdiri ketika kakinya sudah kuat menopang tubuhnya saat berjalan.

Kami juga sudah siapkan cara melatih Si Kecil agar mampu berjalan dengan cara yang aman, Bunda bisa cek artikel berikut ini yaa: Cara Melatih Si Kecil Berjalan dengan Aman

Gangguan Motorik Pada Si Kecil

Gangguan motorik pada Si Kecil adalah kondisi yang mempengaruhi kemampuannya untuk menggerakkan dan mengendalikan otot-otot tubuh. Gangguan ini dapat mempengaruhi koordinasi, keseimbangan, dan gerakan Si Kecil.

Terdapat beberapa tanda bahaya perkembangan motorik anak yang perlu Bunda waspadai, di antaranya:

  • Terlambat mencapai milestone perkembangan fisik, seperti berguling dan duduk.
  • Tidak ada tanda-tanda berjalan pada usia 18 bulan.
  • Anggota tubuh cenderung kaku atau kekuatan otot rendah (tidak dapat menahan berat banyak).
  • Sering berjalan dengan ujung kaki.
  • Kesulitan memegang dan menggunakan benda–seperti memegang gelas atau menggambar dengan krayon.
  • Cenderung sering jatuh.
  • Masih mengeluarkan air liur di atas usia 18 bulan.
  • Kesulitan mengunyah dan menelan.
  • Kehilangan keterampilan motorik balita yang sudah dikuasai, seperti melambaikan tangan untuk mengucapkan selamat tinggal atau melompat.

Perhatikan tanda-tanda yang disebutkan di atas ya Bun, dan jika melihat adanya gejala keterlambatan perkembangan motorik pada Si Kecil, segera konsultasikan ke dokter anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Berikut beberapa jenis gangguan motorik yang umum dialami oleh Si Kecil: 

Cerebral Palsy

Merupakan gangguan yang mempengaruhi kemampuan bergerak dan menjaga keseimbangan. Sumber gangguan Ini disebabkan kerusakan otak atau perkembangan tidak normal pada otak sehingga mempengaruhi kemampuannya dalam mengontrol otot.

Dispraksia 

Beberapa anak mungkin didiagnosis dengan disgrafia, sebuah perbedaan dalam belajar yang memengaruhi keterampilan menulis, sementara yang lain mungkin didiagnosis dengan gangguan koordinasi perkembangan (DCD atau dispraksia).

Dispraksia atau gangguan koordinasi motorik adalah kondisi yang mempengaruhi koordinasi fisik Si kecil. Gangguan dispraksia ini menyebabkan Si Kecil kesulitan dengan aktivitas-aktivitas yang memerlukan banyak gerakan, seperti mengikat tali sepatu, menulis, bermain, dan  olahraga.

Penyebab gangguan motorik pada Si Kecil disebabkan oleh banyak faktor, antara lain kerusakan otak, masalah genetik, dan masalah selama kehamilan.

Pengobatan untuk gangguan motorik biasanya membutuhkan terapi fisik untuk membantu Si Kecil mengembangkan keterampilan motoriknya.

Demikianlah tahapan perkembangan motorik anak berdasarkan usia, stimulasi, hingga tanda-tanda keterlambatan yang perlu diwaspadai. Selain itu, perlu Bunda ketahui bahwa jika motorik kasar Si Kecil terus berkembang, maka secara tidak langsung motorik halusnya juga berkembang.

Meski demikian, Bunda juga perlu menstimulasi motorik halus Si Kecil, supaya jemarinya dapat berfungsi dengan baik. Jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil agar ia dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Agar Bunda lebih mengenali bagaimana tahapan perkembangan anak di usia tersebut, baca juga artikel berikut, yuk: Mengenal Tahap Pertumbuhan Fisik Anak Usia 1-6 Tahun.

Referensi:

  • Verywell Family. Fine and Gross Motor Skills in Children. https://www.verywellfamily.com/what-are-motor-skills-3107058 (Diakses 12 Januari 2024).
  • What To Expect. Developmental Delays in Toddlers. https://www.whattoexpect.com/toddler/development/developmental-delay (Diakses 12 Januari 2024).