Anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) unik, 2) egosentris, 3) aktif dan energik, 4) memiliki rasa ingin tahu yang kuat, 5) eksploratif, 6) spontan, 7) memiliki imajinasi yang tinggi, 8) mudah frustasi, 9) kurang memiliki pertimbangan, 10) senang dengan pengalamannya, 11) pandai bersosialisasi, 12) tidak fokus, 13) mudah lupa.
Seperti inilah karakter mereka yang perlu Bunda pahami, supaya Bunda dapat membimbing Si Kecil tumbuh dan berkembang optimal. Stimulus/rangsangan perlu diberikan dengan tepat, ya Bunda. Sebab, usia dini ini adalah masa keemasan ketika otak mereka sedang berkembang pesat.
Yuk, perdalam pengetahuan Bunda tentang anak usia dini ini melalui penjelasan berikut.
Dikutip dari Jurnal Kebidanan Universitas Indonesia, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2013, anak usia dini adalah bayi yang baru lahir hingga anak-anak yang belum genap berusia 6 tahun. Dalam pemantauan tumbuh kembangnya, kelompok usia ini dibagi lagi menjadi janin dalam kandungan sampai lahir, lahir sampai dengan usia 28 hari, usia 1 sampai 24 bulan, dan usia 2 sampai 6 tahun.
Dikutip dari Jurnal Institut Agama Islam Negeri, berikut ini adalah beberapa karakteristik anak usia dini menurut para ahli:
Karakteristik anak usia dini yang pertama adalah unik karena mereka memiliki sifat yang berbeda. Si Kecil memiliki bawaan, minat kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-masing baik dari bimbingan lingkungannya maupun genetik bawaan dari orang tuanya.
Karakteristik anak usia dini lainnya adalah egois. Anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang, pengetahuan dan kepentingannya sendiri. Bagi anak sesuatu itu penting, sepanjang hal tersebut terkait dengan dirinya. Selain itu, mereka juga menganggap apapun yang disukai dan diinginkan menjadi miliknya.
Seorang anak lazimnya senang melakukan beragam aktivitas. Selama terjaga dalam tidur, anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah bosan, dan tidak pernah berhenti dari melakukan aktivitas. Terlebih lagi kalau anak dihadapkan pada suatu kegiatan yang baru dan menantang. Tentu, dia tidak akan berhenti sebelum kelelahan. Si Kecil yang sangat aktif tentu membutuhkan asupan nutrisi yang cukup.
Karakteristik anak usia dini yang membuat Bunda juga harus ikut belajar adalah rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Hal ini dikarenakan anak cenderung memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal-hal baru. Bunda dan Ayah tentu harus siap meladeni pertanyaan tiada henti akan ketertarikan Si Kecil pada suatu hal.
Selain aktif dan energik, anak biasanya memiliki jiwa petualang. Rasa keingintahuan yang besar akan mendorong Si Kecil menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal baru. Tetap temani Si Kecil dalam mengeksplorasi lingkungannya ya, Bun. Sebab dengan bimbingan yang tepat, Si Kecil dapat mengembangkan hal baru dan mengembangkan imajinasinya. Si Kecil juga akan senang bercerita pada siapapun mengenai hal baru tersebut.
Spontan adalah salah satu karakteristik anak usia dini yang Bunda harus pahami. Si Kecil cenderung menampilkan dan merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya sehingga tidak ada yang ditutupi.
Anak usia dini tak pandai berpura-pura, Bunda. Biasanya mereka cenderung bersikap spontan dan apa adanya. Anak juga tak akan berpikir untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, tanpa memperdulikan pendapat orang lain.
Anak adalah gudang imajinasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. Si Kecil tidak hanya senang dengan cerita-cerita khayal yang disampaikan oleh orang lain, tetapi dia sendiri juga senang bercerita kepada orang lain. Sehingga tidak perlu menganggap anak tidak jujur ya, Bun. Agar Si Kecil tak salah persepsi dengan pikirannya, Bunda perlu membimbingnya dan mengingatkan hal-hal yang sebenarnya.
Karakter anak usia dini lainnya adalah anak masih mudah marah dan frustasi bila menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan. Dia mudah menangis dan marah bila keinginannya tidak terpenuhi. Selain itu, Si Kecil mudah kehabisan kesabaran terhadap sesuatu yang dianggapnya sulit.Saat sesuatu membuat anak tak suka, Si Kecil pasti akan segera meninggalkannya dan mencari hal baru yang lebih menyenangkan.
Seiring dengan karakteristik anak usia dini yaitu sifat spontan yang dimilikinya, anak juga cenderung tak mempertimbangkan tindakannya. Jika ingin sesuatu, Si Kecil akan melakukannya saat itu juga meskipun hal tersebut akan melukainya. Kurangnya pertimbangan dalam melakukan sesuatu, dapat membahayakan dirinya Bun! Oleh sebab itu, berikan arahan yang tepat mengenai apa yang ingin dilakukan.
Bergairah untuk belajar dari pengalaman, yaitu anak senang melakukan berbagai aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri. Si Kecil akan gemar berceloteh dan menirukan beragam suara binatang sambil berekspresi setiap mendapatkan pengalaman baru. Saat kemampuannya semakin berkembang, Si Kecil akan mulai membentuk lebih banyak kalimat setiap kali berbicara.
Karakteristik anak usia dini dalam bersosialisasi akan semakin menunjukkan minat terhadap teman. Hal ini ditunjukkan Si Kecil dapat diajak bekerja sama dan berhubungan dengan teman-temannya. Seiring bertambahnya usia, karakteristik ini akan berkembang hingga dewasa kelak.
Umumnya, anak usia dini mudah terdistraksi oleh hal lain. Rentang perhatian anak usia dini tidak terlalu panjang, biasanya hanya berkisar 10 menit saja. Oleh sebab itulah mengapa Si Kecil terus bergerak, berceloteh dan tidak fokus pada kegiatan yang membutuhkan ketenangan. Apalagi jika kegiatan yang dilakukan terlalu membosankan menurutnya, dia akan mudah teralihkan pada hal lain yang lebih menyenangkan.
Pada dasarnya, Si Kecil mengetahui kegiatan apa yang sedang dilakukan atau informasi apa yang sudah diberitahukan kepadanya. Namun, Si Kecil hanya akan mengingat objek yang menarik perhatiannya, mengetahui bagian tubuh, serta menjadi akrab dengan siapa saja yang menjadi anggota keluarganya. Meskipun rentang ingatan anak usia dini masih terbatas, Bunda bisa membantunya dengan mengingatkannya berulang kali.
Dikutip dari Jurnal Institut Agama Islam Negeri, selain karakter-karakter anak usia dini di atas, ada pula pandangan karakteristik anak usia dini menurut Montessori yaitu sejak lahir sampai usia 3 tahun, Si Kecil memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat “menyerap” pengalaman-pengalaman melalui sensorinya.
Lalu pada usia setengah tahun sampai kira-kira tiga tahun, karakteristik anak usia dini mulai memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya, seperti berbicara, bercakap-cakap. Karakteristik anak usia 3-4 tahun tergambar dari gerakan-gerakan otot mulai dapat dikoordinasikan dengan baik, misalnya untuk berjalan maupun untuk banyak bergerak yang semi rutin dan yang rutin, berminat pada benda-benda kecil, dan mulai menyadari adanya urutan waktu yaitu pagi, siang, sore, malam.
Terakhir, karakteristik anak usia dini pada rentang usia tiga sampai enam tahun, Si Kecil mulai peka terhadap stimulus sensoris, semakin memiliki kepekaan terhadap beragam indera. Sedangkan karakteristik anak usia 5-6 tahun, tergambar dari Si Kecil yang memiliki kemampuan untuk menulis dan membaca. Setelah mengetahui karakteristik anak usia dini, ketahui juga 3 tips mendidik Si Kecil, yuk.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Karakteristik Anak Usia Dini Ini Wajib Bunda Pahami
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?