Apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik? Ini merupakan gerakan tubuh akibat kerja otot rangka dan untuk melakukannya, perlu mengeluarkan tenaga. Bagi Si Kecil, manfaat aktivitas fisik berpengaruh besar bagi kesehatan jangka panjangnya. Tumbuh kembangnya akan pesat, dan dia akan jarang terkena penyakit.
Ada beberapa contoh aktivitas fisik yang umumnya disukai anak usia dini. Misalnya berjalan-jalan dengan jalan kaki, rekreasi, dan bermain. Bermain sendiri berperan penting untuk membuat anak dapat tumbuh sehat optimal.
Aktivitas fisik memiliki manfaat yang sangat penting untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Salah satu manfaatnya adalah memperkuat otot, tulang, jantung dan paru - paru Si Kecil, serta meningkatkan koordinasi, keseimbangan, postur, dan fleksibilitas anak.
Kemudian, bagi Si Kecil yang berisiko tinggi mengalami obesitas, maka aktivitas tersebut dapat menjaga berat badan idealnya, serta mengendalikan kadar kolesterol, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah diabetes di kemudian hari. Selain dengan aktivitas fisik, risiko obesitas juga bisa diminimalkan dengan menjaga pola makan yang sehat. Penjelasan selengkapnya, yuk baca: Penyebab Obesitas pada Anak dan Gejalanya.
Sebaliknya, bagi Si Kecil yang mengalami kekurangan berat badan, aktivitas fisik justru dapat membuatnya meningkatkan berat badan. Sebab, aktivitas akan meningkatkan metabolisme badannya, sehingga menciptakan kalori untuk aktivitas dan pertumbuhan sekaligus.
Tentu saja aktivitas bukan satu-satunya faktor untuk meningkatkan berat badan, namun juga perlu didampingi faktor lain agar beratnya bertambah dengan efektif. Ayo pelajari cara menambah berat badan di sini: Bagaimana Cara Menambah Berat Badan pada Si Kecil
Selain bermanfaat untuk kesehatan anak, ternyata aktivitas ini juga bermanfaat untuk psikologi Si Kecil, seperti membuatnya menjadi lebih percaya diri, kualitas tidur Si Kecil meningkat, Si Kecil dapat berkonsentrasi dengan lebih baik, dan ia dapat bersosialisasi dengan mudah. Selain itu, aktivitas yang dilakukan Si Kecil juga menjadi kesempatan baginya untuk merelaksasi diri.
Perlu diketahui bahwa aktivitas fisik merupakan salah satu bagian penting dari bermain dan belajar. Ketika anak - anak melakukan aktivitas dengan Bunda atau orang lain, hal itu bisa menjadi cara yang bagus bagi mereka untuk membangun hubungan dalam keluarga dan komunitas.
Berikut ini merupakan beberapa contoh aktivitas fisik di rumah untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak:
Meskipun Si Kecil masih belajar berdiri dan belajar berjalan sendiri, bukanlah suatu halangan bagi Si Kecil untuk berjoget atau bergoyang mengikuti irama musik. Bunda dapat mengajak Si Kecil untuk berjoget dengan memutar sebuah lagu yang berirama dan ajak Si Kecil untuk berjoget.
Bunda dapat ikut bergerak agar Si Kecil mengikuti gerakan Bunda, atau Bunda juga dapat menggoyangkan tangan atau kaki Si Kecil mengikuti alunan musik.
Berjoget bermanfaat untuk memperkuat otot, tulang, keseimbangan dan fleksibilitas Si Kecil. Manfaat lainnya yang dapat diperoleh dari berjoget adalah membantu meningkatkan koordinasi motorik Si Kecil dan mendorong kreativitasnya.
Bunda bisa mulai mengenalkan aktivitas ini ketika Si Kecil sudah memasuki usia 9 bulan. Karena di usia inilah ia mulai belajar berdiri dan mulai mempelajari lingkungan sekitarnya. Selain joget, ada juga stimulasi yang tak kalah bagusnya. Simak penjelasan selengkapnya yuk: Perkembangan Bayi 9 Bulan, Sudah Bisa Apa Saja?
Selain berjoget, Bunda dapat mengajak Si Kecil untuk bermain terowongan. Bunda dapat membuat terowongan dengan menggunakan kardus bekas dan membuat beberapa rintangan. Kemudian ajak Si Kecil untuk melewati terowongan dan rintangan tersebut sambil membungkuk, merangkak, atau berguling.
Dengan bermain terowongan, maka otot dan tulang Si Kecil akan menguat. Sementara itu, Si Kecil akan menjadi lebih percaya diri dan dapat berkonsentrasi dengan lebih baik dalam melewati rintangan yang Bunda siapkan.
Permainan yang satu ini merupakan cara terbaik untuk memperkenalkan berbagai macam jenis binatang kepada Si Kecil. Bunda dapat memperlihatkan foto atau video pada Si Kecil. Kemudian ajaklah Si Kecil untuk meniru binatang tersebut. Misalnya, mengepakkan tangannya untuk menirukan burung, meloncat seperti kanguru, dan lainnya.
Dalam aktivitas yang satu ini, bisa membuat Si Kecil menjadi lebih percaya diri dan menjadi kesempatan dalam merelaksasi dirinya. Pasalnya, jika Si Kecil berhasil meniru binatang suatu binatang, maka rasa percaya dirinya akan meningkat.
Bunda juga dapat mengajak Si Kecil untuk bermain bola. Kemudian buatlah jarak untuk menggelindingkan bola tersebut. Setelah Bunda menggelindingkan bola tersebut ke arah Si Kecil, mintalah Si Kecil untuk menangkap dan mengembalikan bola tersebut ke Bunda. Jika Si Kecil sudah semakin mahir, cobalah untuk menggelindingkan bola tersebut lebih cepat lagi.
Bermain bola dapat memperkuat otot, tulang, jantung, dan paru-paru Si Kecil. Selain itu, koordinasi, keseimbangan, postur, dan fleksibilitas Si Kecil juga akan meningkat. Sementara dari sisi psikologi, bermain bola dapat membuatnya jadi percaya diri dan meningkatkan kualitas tidurnya.
Bermain gelembung juga menjadi salah satu aktivitas yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Bunda dapat meniupkan gelembung ke Si Kecil agar ia menangkap atau memecahkannya. Apabila Si Kecil sudah bisa berjalan, lakukanlah itu di tempat yang cukup luas dan pastikan agar Si Kecil tidak menabrak sesuatu.
Aktivitas yang satu ini dapat memperkuat otot, tulang, jantung dan paru - paru Si Kecil, serta meningkatkan koordinasi, keseimbangan, postur, dan fleksibilitas anak. Sementara manfaat dari sisi psikologi, Si Kecil akan menjadi lebih percaya diri, kualitas tidurnya meningkat, ia dapat berkonsentrasi dengan lebih baik, dan kesempatan baginya untuk merelaksasi diri.
World Health Organization (WHO) memberikan perincian untuk berbagai kelompok usia dan kelompok populasi tertentu tentang seberapa banyak aktivitas fisik yang diperlukan untuk kesehatan yang baik.
Dalam sehari, bayi yang berusia kurang dari 1 tahun harus aktif bergerak beberapa kali dalam sehari. Bunda dapat mengajak Si Kecil untuk melakukan permainan interaktif atau permainan yang membuat Si Kecil merespons tindakan Bunda. Bagi Si Kecil yang masih belum bisa bergerak, Bunda bisa membuatnya tengkurap saat terjaga selama beberapa menit.
Sebaiknya Bunda tidak menempatkan Si Kecil ke dalam kereta bayi, kursi bayi, atau diikat di punggung pengasuh selama beberapa jam. Pasalnya, hal tersebut dapat mengakibatkan Si Kecil mengalami Container Baby Syndrome (CBS) atau gangguan yang dapat menghambat perkembangan bayi.
Selain itu, Bunda dianjurkan untuk membacakan cerita untuk bayi, supaya hubungan antara Bunda dan Si Kecil semakin erat. Selain memperhatikan aktivitas fisiknya, Bunda perlu memperhatikan kualitas tidur Si Kecil. Pada umumnya, bayi yang berusia 0-3 bulan memiliki 14 - 17 jam tidur, atau 12 - 16 jam tidur untuk bayi berusia 4-11 bulan.
Dalam sehari, anak-anak usia 1 - 2 tahun harus menghabiskan setidaknya 180 menit dalam berbagai jenis aktivitas dengan intensitas apa pun, termasuk aktivitas dengan intensitas sedang dan tinggi.
Ketika Bunda ingin melakukan aktivitas lainnya, sebaiknya Bunda membuat Si Kecil tertidur atau membiarkannya bermain sendiri daripada membiarkannya di kereta bayi atau di tempat lainnya yang membuatnya tidak aktif bergerak.
Membiarkan Si Kecil untuk menonton memang menjadi kesempatan untuk Bunda beristirahat. Namun hal ini juga tidak baik untuknya, karena akan berdampak pada kemampuan sosialisasinya nanti.
Selain itu, Si Kecil harus memiliki 11 - 14 jam tidur berkualitas baik, termasuk tidur siang, dengan waktu tidur dan bangun yang teratur. Hal ini dikarenakan kualitas tidur yang baik memiliki peran penting dalam mendukung tumbuh kembang anak.
Dalam sehari, anak-anak usia 3-4 tahun harus menghabiskan setidaknya 180 menit dalam berbagai jenis aktivitas fisik dengan intensitas apa pun, yang di mana setidaknya 60 menit adalah aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Sebaiknya Bunda juga tidak membiarkan Si Kecil menonton atau bermain game lebih dari 1 jam, karena hal ini dapat membuat kemampuan bersosialisasinya berkurang, memicu gangguan kesehatan, serta dapat mempengaruhi kemampuan akademiknya. Selain dari memperhatikan aktivitasnya, Si Kecil juga perlu memiliki 10 - 13 jam tidur berkualitas baik, yang termasuk tidur siang, dengan waktu tidur dan bangun yang teratur.
Dalam sehari, anak-anak usia 5-12 tahun harus melakukan setidaknya rata-rata 60 menit per hari aktivitas dengan intensitas sedang hingga tinggi. Mereka juga disarankan untuk melakukan senam aerobik seminggu sekali untuk kebugaran tubuhnya.
Pada usia ini, Si Kecil akan suka bermain game dan bahkan dapat menghabiskan sepanjang hari untuk bermain game. Oleh sebab itu, Bunda sebaiknya membatasi jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain game, menonton TV, dan lainnya. Biarkan Si Kecil untuk melakukan aktivitas bersama teman - temannya di luar, sehingga kemampuannya dalam bersosialisasi juga akan meningkat.
Sementara itu, Bunda juga perlu untuk memperhatikan kualitas tidur Si Kecil, yang dimana ia membutuhkan 9 - 12 jam tidur berkualitas baik, termasuk tidur siang, dengan waktu tidur dan bangun yang teratur.
Meski Si Kecil dianjurkan untuk terus beraktivitas, sebaiknya Bunda juga mengontrol aktivitasnya agar ia tidak berlebihan dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Selalu ingatkan Si Kecil untuk beristirahat sejenak agar ia tidak kelelahan.
Demikianlah beberapa manfaat aktivitas fisik untuk anak usia dini dan berapa lama waktu yang dianjurkan untuk melakukannya. Selain aktivitas fisik, ternyata masih ada beberapa aspek penting lainnya untuk mendukung perkembangan anak usia dini , seperti kognitif, bahasa dan aspek lainnya. Cari tahu selengkapnya aspek dan cara stimulasinya pada artikel ini: 6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini dan Contohnya
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Ketahui Manfaat Aktivitas Fisik bagi Anak Usia Dini
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?