Artikel Terbaru Artikel Terbaru

Jenis Gangguan Kognitif pada Anak dan Cara Menanganinya

Morinaga Platinum ♦ 21 Juli 2023

 Jenis Gangguan Kognitif pada Anak dan Cara Menanganinya

Gangguan kognitif adalah kesulitan dalam proses belajar, memahami informasi, atau menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari. Tanda-tandanya bervariasi, mulai dari kesulitan memahami instruksi, masalah dalam berpikir logis, hingga kesulitan dalam berbicara atau menyampaikan pikiran, serta mengalami kesulitan dalam memproses informasi dan memori. 

Gangguan ini dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan anak, termasuk pencapaian akademis dan interaksi sosial sehari-hari. Untuk informasi selengkapnya tentang jenis gangguan kognitif dan cara mengatasinya, baca sampai selesai, ya! 

Apa Itu Gangguan Kognitif?

Gangguan kognitif adalah berbagai kondisi yang mempengaruhi proses mental dan kemampuan kognitif mereka. Gangguan ini dapat memengaruhi berbagai aspek seperti pikiran, pemahaman, persepsi, belajar, ingatan, dan pemecahan masalah.

Pada anak, gangguan ini dapat tercermin dalam berbagai cara, mulai dari kesulitan memahami instruksi hingga masalah dalam berpikir logis, berbicara, memproses informasi, dan berinteraksi sosial.

Untuk mendukung perkembangan kognitif Si Kecil dan memahami lebih dalam tentang tahapan-tahapannya, Bunda dapat membaca artikel: Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Menurut Teori Piaget.

Jenis Gangguan Kognitif pada Anak 

Terdapat beberapa jenis gangguan kognitif yang dapat mempengaruhi anak. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Gangguan Perkembangan Intelektual (Intellectual Developmental Disorder)

Ini merupakan gangguan kognitif yang ditandai dengan keterbatasan dalam kemampuan intelektual umum, seperti kemampuan berpikir, belajar, dan memecahkan masalah. Anak dengan gangguan ini mungkin memiliki keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan tertentu dan kesulitan dalam mempelajari keterampilan sehari-hari sesuai usianya.

Gangguan Spektrum Autisme (Autism Spectrum Disorder)

Gangguan spektrum autisme adalah kelompok gangguan neurologis yang mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi, perilaku, serta seringkali disertai dengan minat atau perilaku yang terbatas dan berulang. 

Anak-anak dengan kondisi ini mungkin memiliki kesulitan dalam memahami ekspresi emosi orang lain, berinteraksi secara sosial, dan menunjukkan pola minat yang sangat spesifik.

Gangguan Defisit Perhatian/Hiperaktivitas (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder/ADHD)

Gangguan ini ditandai dengan kesulitan memperhatikan, hiperaktivitas, dan impulsivitas yang berlebihan. Anak dengan ADHD mungkin sulit duduk diam, memperhatikan detail, atau mengikuti arahan, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam belajar dan interaksi sosial.

Gangguan Pembelajaran

Ada beberapa jenis gangguan pembelajaran yang memengaruhi kemampuan anak dalam memperoleh dan menggunakan keterampilan akademis. Contohnya adalah:

  • Disleksia: Gangguan membaca yang membuat anak kesulitan mengenali huruf, memahami hubungan antara huruf dan suara, serta memproses kata-kata secara efisien.
  • Diskalkulia: Gangguan matematika yang membuat anak kesulitan memahami konsep angka, operasi matematika, atau mengingat urutan angka.
  • Disgrafia: Gangguan menulis yang menyebabkan kesulitan dalam menulis dengan jelas, mengatur kata-kata pada kertas, dan menulis dengan keterampilan yang sesuai usia.

Gangguan Pemrosesan Sensorik

Gangguan ini mempengaruhi cara anak memproses informasi sensorik dari lingkungannya. Anak mungkin memiliki sensitivitas yang tinggi atau rendah terhadap suara, sentuhan, cahaya, atau rasa, yang dapat memengaruhi kenyamanan dan kemampuan mereka untuk fokus dan belajar.

Setiap jenis gangguan kognitif memiliki ciri-ciri khas dan membutuhkan pendekatan yang sesuai dalam diagnosis dan intervensi. Terapi yang tepat, pendidikan khusus, dukungan keluarga, serta kerja sama antara para profesional kesehatan dan pendidikan sangat penting untuk membantu anak-anak dengan gangguan kognitif mengatasi hambatan yang mereka hadapi dan berkembang secara optimal.

Penyebab Gangguan Kognitif

Gangguan perkembangan kognitif tidak serta merta terjadi begitu saja, tetapi ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Berikut adalah penyebab gangguan kognitif, antara lain::

1. Cedera Otak

Cedera otak merupakan semua cedera terkait otak yang dapat mempengaruhi seseorang, baik secara fisik, emosional, dan sikap. Biasanya permasalahan ini dapat terjadi secara tiba-tiba. Penderita cedera otak umumnya akan sulit untuk mengingat informasi tertentu, dan bahkan kehilangan sebagian memorinya.

2. Efek Samping dari Pengobatan Tertentu

Dalam beberapa kasus, gangguan perkembangan kognitif dapat terjadi pada seseorang yang menjalani pengobatan tertentu, seperti treatment kemoterapi atau radiasi. Efek samping dari pengobatan tersebut adalah buruknya kemampuan mengingat, perhatian, dan menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi.

3. Penyebab yang Tidak Diketahui

Banyak masalah kognitif yang tidak memiliki suatu penyebab yang pasti. Sebagian masalah kognitif pada anak didahului dulu dengan gangguan pada motorik pada anak tersebut, sehingga untuk dapat memperbaiki gangguan kognitifnya, anak tersebut perlu memperoleh stimulasi dulu untuk perkembangan motoriknya. Ayo, Bunda, lihat dulu tentang perkembangan motorik ini di sini: 7 Tahap Perkembangan Motorik Anak dan Cara Menstimulasinya

Sebagian gangguan kognitif lainnya masih belum ditemukan jawabannya.  Pada kasus Alzheimer, banyak studi yang menunjukkan bahwa penumpukan deposit plak berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini. Akan tetapi, masih belum jelas bagaimana plak bisa berkembang.

Tanda Gangguan Kognitif pada Si Kecil

Sejumlah tanda-tanda gangguan perkembangan kognitif pada Si Kecil berikut perlu Bunda ketahui agar bisa mencari solusi terbaik. Berikut ini adalah tanda-tanda gangguan kognitif pada Si Kecil yang harus Bunda waspadai:

1. Sulit Fokus

Pada umumnya, Si Kecil yang mengalami gangguan perkembangan kognitif akan sulit untuk fokus atau memperhatikan bahkan dalam waktu yang cenderung singkat. Selain itu, hal ini juga akan membuat Si Kecil menjadi sulit untuk belajar dengan baik.

2. Tidak Bisa Duduk dengan Tenang

Biasanya pada saat balita, Si Kecil memiliki rentang konsentrasi yang pendek dan mereka akan cenderung tak pandai diam. Akan tetapi, terdapat kemungkinan Si Kecil mengalami gangguan perkembangan kognitif, karena Si Kecil yang tidak bisa duduk dengan tenang akan sulit untuk mencerna informasi yang diberikan kepadanya dan ia cenderung ingin melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya.

3. Kemampuan Mengingat Buruk

Salah satu tanda gangguan perkembangan kognitif pada Si Kecil adalah lemahnya kemampuan mengingat Si Kecil akan banyak hal. Buruknya kemampuan mengingat ini akan membuat Si Kecil kesulitan dalam mengingat pelajaran yang telah diajarkan.

4. Lemahnya Kemampuan Mengikuti Instruksi Ringan

Tanda berikutnya adalah sulit mengikuti instruksi ringan serta kemampuan mendengarkan yang lemah. Misalnya, Bunda meminta Si Kecil untuk membuang sampah, tetapi perlu waktu yang lama bagi Si Kecil untuk mencerna instruksi yang diberikan oleh Bunda.

Jika demikian, bisa jadi Si Kecil mengalami gangguan perkembangan kognitif, sehingga Bunda perlu melakukan sejumlah tes untuk memastikan bahwa kualitas pendengaran Si Kecil normal atau ada masalah.

5. Bermasalah dengan Konsep Abstrak

Si Kecil dengan gangguan perkembangan kognitif juga akan kesulitan dalam menyelesaikan konsep abstrak. Hal ini memiliki kaitan dengan kemampuan mengingat yang rendah dan daya imajinasi anak yang mungkin terbatas.

6. Sulit untuk Membuat Rencana atau Prioritas

Gangguan perkembangan kognitif anak akan menyebabkan Si Kecil kesulitan untuk merencanakan banyak hal atau membuat prioritas di dalam hidupnya. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi masa depan Si Kecil nantinya.

7. Keterlambatan Berbicara

Si Kecil dengan gangguan perkembangan kognitif akan mengalami keterlambatan berbicara. Biasanya keterlambatan ini akan menghambat segala hal yang berkaitan dengan produksi kata dan bahasanya, serta mengganggu kemampuan membaca dan menulisnya.

Biasanya hal ini dapat terjadi apabila Si Kecil terus menerus diberikan gadget sebagai mainannya, sehingga kemampuan bersosialisasinya berkurang dan bahkan Si Kecil cenderung menjadi seorang yang individualis.

8. Keterlambatan Perkembangan

Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Biasanya perkembangan ini akan berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Dengan demikian, Bunda perlu mendukung perkembangan Si Kecil agar ia dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal. Jika ada beberapa tahapan tersebut terlewati, kemungkinan Si Kecil akan mengalami gangguan perkembangan kognitif.

9. Timbulnya Kebiasaan Kurang Baik

Biasanya, Si Kecil dengan gangguan perkembangan kognitif akan melakukan kebiasaan kurang baik untuk mengurangi stress mereka. Misalnya saja dengan mengisap jempol, menggigit kuku, menyakiti dirinya sendiri, dan lain-lain. Ketahui tanda-tanda stres lainnya pada anak: Kenali Tanda dan Cara Menangani Stress Pada Si Kecil

10. Pola Tidur Terganggu

Bunda perlu untuk memperhatikan pola tidur Si Kecil, karena pola tidur memiliki peran penting dalam mendukung tumbuh kembangnya. Umumnya, pola tidur anak yang memiliki gangguan perkembangan kognitif akan terganggu.

11. Sering Merasa Cemas

Rasa cemas tak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Namun, apabila Si Kecil sering merasa cemas hingga mengganggu segala aktivitasnya dan bahkan hubungan sosialnya, maka kemungkinan ia mengalami gangguan perkembangan kognitif.

Kategori Gangguan Kognitif

Ternyata, gangguan kognitif yang dapat mengganggu kemampuan berpikir anak-anak terbagi ke dalam beberapa macam kategori, yaitu:

1. Demensia

Demensia merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan menurunnya dua fungsi otak, seperti menurunnya daya ingat dan cara berpikir. Selain itu, kondisi ini juga merusak sel-sel saraf otak sehingga membuat fungsi nalar dan psikologis anak menjadi berubah.

Gejala Si Kecil yang mengalami demensia adalah mudah lupa, kurangnya keterampilan dalam bersosialisasi, dan terganggunya kemampuan berpikir.

Kondisi ini dapat ditangani dengan memberikan alat permainan edukatif kepada Si Kecil, seperti puzzle, balok, kartu, dan lainnya. Permainan tersebut dapat merangsang otak anak agar daya ingatnya dapat meningkat.

2. Keterlambatan Tumbuh Kembang

Apabila Si Kecil mengalami gangguan perkembangan kognitif, maka pertumbuhan dan perkembangannya akan terhambat. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan terganggu atau terjadinya perkembangan belajar anak. Contoh dari keterlambatan tumbuh kembang adalah autisme. Kenali lebih jauh tentang autisme pada anak dengan membaca artikel ini, yuk: Ciri-ciri Anak Autis yang Harus Bunda Ketahui

Pada dasarnya, ada dua macam penyebab gangguan perkembangan kognitif ini, yaitu kekurangan stimulasi dan gangguan dalam otak.

Si Kecil yang kekurangan stimulasi umumnya terjadi karena faktor sosioekonomi, di mana orangtuanya atau lingkungannya jarang mengajaknya bermain ketika dia masih dalam usia dini. Akibatnya pertumbuhan persarafan otaknya kurang pesat, sehingga perkembangan kognitifnya menjadi terhambat. Bunda dapat mencegah kondisi ini ketika Si Kecil masih bayi dengan memberikan mainan yang cocok. Lihat yuk contoh mainan yang mendidik untuk bayi di sini: Stimulasi dengan Mainan untuk Bayi 3 Bulan

Gangguan dalam otak juga dapat mengganggu perkembangan kognitif Si Kecil. Umumnya, terdapat kekurangan senyawa tertentu dalam otak yang menyebabkan otak Si Kecil kekurangan kemampuan untuk memproses memori dan belajar. Contoh dari gangguan seperti ini antara lain autisme dan ADHD. 

Contoh penyakit lain dari keterlambatan tumbuh kembang karena gangguan kognitif ini ialah ADHD. Pada ADHD ini, Si Kecil mengalami kesulitan untuk memfokuskan perhatian, sehingga selain jadi sulit belajar, dia juga menjadi sulit berinteraksi dengan orang lain. Mari, Bunda, lihat lebih dalam lagi tentang ADHD di sini: Apa Itu ADHD? Cari Tahu Ciri-ciri, Penyebab dan Cara Mengatasinya

3. Delirium

Delirium adalah suatu kondisi yang dimana kesadaran penderita akan menurun dengan gejala yang tidak khas. Umumnya gangguan ini bersifat akut dan berfluktuatif. Biasanya anak yang mengalami delirium dapat terlihat sedang mengigau atau melamun.

Pada umumnya, seorang anak akan menderita delirium akibat kekurangan nutrisi, kekurangan cairan, kurang tidur, ataupun mengalami stress berat. Sementara itu, anak yang mengalami kondisi ini akan mengalami perubahan mental yang dapat berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Perubahan mental ini dapat hilang atau timbul sepanjang harinya.

4. Amnesia

Amnesia atau hilang ingatan adalah suatu gangguan yang dapat menyebabkan seseorang tidak bisa mengingat fakta, informasi, atau kejadian yang pernah dialaminya. Gangguan daya ingat ini dapat terjadi sementara atau permanen.

Biasanya, Si Kecil yang mengalami amnesia akan kehilangan ingatan tentang masa lalunya atau sulit untuk mengingat hal-hal baru, misalnya seperti sulit untuk mengingat huruf vokal (a, i, u, e, o) atau sulit untuk mengingat benda di sekitarnya.

Faktor Penghambat Perkembangan Kognitif Si Kecil

Tidak berkembanganya kognitif Si Kecil dapat disebabkan oleh banyak hal. Dibutuhkan peran Bunda untuk memastikan Si Kecil tidak mengalami kondisi ini. Berikut beberapa faktor yang perlu Bunda ketahui terkait penyebab terhambatnya perkembangan kognitif anak.

  • Rendahnya upaya stimulasi dari lingkungan, baik itu dari lingkup keluarga maupun sosialnya.
  • Kurang gizi juga menjadi penyebab terhambatnya fungsi otak dan kognitif Si Kecil.
  • Kelahiran prematur yang ditandai dengan berat badan rendah.
  • Terpapar zat berbahaya, seperti alkohol dan nikotin selama kehamilan.
  • Kekerasan dalam pola asuh yang menyebabkan Si Kecil stres dan tertekan.
  • Terkena penyakit kronis yang berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembang Si Kecil.
  • Mengalami gangguan tumbuh kembang, seperti ADHD, disleksia, atau autisme.
  • Minimnya edukasi sejak dini.

Cara Menangani Gangguan Kognitif

Gejala atau tanda yang dialami oleh setiap anak yang menderita gangguan kognitif akan berbeda-beda. Oleh sebab itu, penanganan yang dilakukan juga berbeda. Beberapa cara mengobati gangguan perkembangan kognitif yang umum dilakukan yaitu:

1. Terapi

Terapi yang dapat dilakukan untuk mengobati gangguan perkembangan kognitif adalah terapi perilaku dan okupasi. Terapi perilaku merupakan pengobatan yang dilakukan untuk mengubah perilaku negatif yang dapat membahayakan diri sendiri.

Sementara okupasi merupakan perawatan khusus untuk seseorang yang mengalami gangguan kesehatan tertentu agar bisa mendapatkan harapan positif. Terapi ini dilakukan agar Si Kecil dapat menjalankan kehidupannya senormal dan semandiri mungkin.

2. Mengonsumsi Obat

Mengonsumsi obat tertentu, seperti obat penenang, dapat membuat suasana hati penderita gangguan perkembangan kognitif menjadi lebih baik, bahkan kestabilan emosinya terjaga. Biasanya, penderita akan memiliki kecemasan yang sangat tinggi, sehingga dibutuhkan obat untuk menenangkannya.

3. Konseling

Konseling merupakan tindakan awal untuk mengetahui apakah Si Kecil mengalami gangguan perkembangan kognitif atau tidak. Bunda dapat konseling bersama psikiater untuk mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk menyembuhkan Si Kecil.

Konseling ini juga dapat dilakukan bersama psikolog yang merupakan ahli dalam ilmu psikologi perkembangan anak. Apa itu psikologi perkembangan anak? Baca di sini yuk: Psikologi Perkembangan Anak: Ketahui Faktor dan Tahapannya

Selain beberapa hal di atas, gangguan kognitif juga dapat disebabkan oleh malnutrisi. Malnutrisi atau kekurangan nutrisi pada awal kehidupan dapat meningkatkan risiko infeksi, mortalitas, dan morbiditas bersamaan dengan penurunan perkembangan mental dan kognitif. Oleh sebab itu, Bunda harus mencukupi kebutuhan nutrisi Si Kecil agar ia dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.

Salah satu nutrisi yang cukup berperan untuk mencegah gangguan kognitif ini ialah vitamin. Ayo, Bunda, lihat macam-macam vitamin untuk otak yang dapat membuat Si Kecil terhindar dari gangguan kognitif ini: Vitamin untuk Otak Anak agar Cerdas dan Pintar

Vitamin ini dapat Bunda berikan melalui makanan lho. Lebih bagus lagi jika Bunda tambahkan susu pertumbuhan Morinaga Platinum kepada Si Kecil untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya. Morinaga Platinum mendukung Faktor Kecerdasan Multitalenta, Pertahanan Tubuh Ganda, dan Tumbuh Kembang Optimal Si Kecil. Cari tahu lebih banyak tentang Susu Pertumbuhan Morinaga Platinum, yuk.

Referensi: 

  • Michigan Alliance for Families. Cognitive Impairment. https://www.michiganallianceforfamilies.org/cognitive-impairment/. (Diakses pada 18 Desember 2023).
  • Peacock, Georgina, MD. Cognitive Deficits. https://www.emedicinehealth.com/cognitive_deficits/article_em.htm. (Diakses pada 18 Desember 2023).