Gangguan kognitif adalah kesulitan dalam proses belajar, memahami informasi, atau menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari. Tanda-tandanya bervariasi, mulai dari kesulitan memahami instruksi, masalah dalam berpikir logis, hingga kesulitan dalam berbicara atau menyampaikan pikiran, serta mengalami kesulitan dalam memproses informasi dan memori.
Gangguan ini dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan anak, termasuk pencapaian akademis dan interaksi sosial sehari-hari. Untuk informasi selengkapnya tentang jenis gangguan kognitif dan cara mengatasinya, baca sampai selesai, ya!
Gangguan kognitif adalah berbagai kondisi yang mempengaruhi proses mental dan kemampuan kognitif mereka. Gangguan ini dapat memengaruhi berbagai aspek seperti pikiran, pemahaman, persepsi, belajar, ingatan, dan pemecahan masalah.
Pada anak, gangguan ini dapat tercermin dalam berbagai cara, mulai dari kesulitan memahami instruksi hingga masalah dalam berpikir logis, berbicara, memproses informasi, dan berinteraksi sosial.
Untuk mendukung perkembangan kognitif Si Kecil dan memahami lebih dalam tentang tahapan-tahapannya, Bunda dapat membaca artikel: Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Menurut Teori Piaget.
Terdapat beberapa jenis gangguan kognitif yang dapat mempengaruhi anak. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Ini merupakan gangguan kognitif yang ditandai dengan keterbatasan dalam kemampuan intelektual umum, seperti kemampuan berpikir, belajar, dan memecahkan masalah. Anak dengan gangguan ini mungkin memiliki keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan tertentu dan kesulitan dalam mempelajari keterampilan sehari-hari sesuai usianya.
Gangguan spektrum autisme adalah kelompok gangguan neurologis yang mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi, perilaku, serta seringkali disertai dengan minat atau perilaku yang terbatas dan berulang.
Anak-anak dengan kondisi ini mungkin memiliki kesulitan dalam memahami ekspresi emosi orang lain, berinteraksi secara sosial, dan menunjukkan pola minat yang sangat spesifik.
Gangguan ini ditandai dengan kesulitan memperhatikan, hiperaktivitas, dan impulsivitas yang berlebihan. Anak dengan ADHD mungkin sulit duduk diam, memperhatikan detail, atau mengikuti arahan, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam belajar dan interaksi sosial.
Ada beberapa jenis gangguan pembelajaran yang memengaruhi kemampuan anak dalam memperoleh dan menggunakan keterampilan akademis. Contohnya adalah:
Gangguan ini mempengaruhi cara anak memproses informasi sensorik dari lingkungannya. Anak mungkin memiliki sensitivitas yang tinggi atau rendah terhadap suara, sentuhan, cahaya, atau rasa, yang dapat memengaruhi kenyamanan dan kemampuan mereka untuk fokus dan belajar.
Setiap jenis gangguan kognitif memiliki ciri-ciri khas dan membutuhkan pendekatan yang sesuai dalam diagnosis dan intervensi. Terapi yang tepat, pendidikan khusus, dukungan keluarga, serta kerja sama antara para profesional kesehatan dan pendidikan sangat penting untuk membantu anak-anak dengan gangguan kognitif mengatasi hambatan yang mereka hadapi dan berkembang secara optimal.
Gangguan perkembangan kognitif tidak serta merta terjadi begitu saja, tetapi ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Berikut adalah penyebab gangguan kognitif, antara lain::
Cedera otak merupakan semua cedera terkait otak yang dapat mempengaruhi seseorang, baik secara fisik, emosional, dan sikap. Biasanya permasalahan ini dapat terjadi secara tiba-tiba. Penderita cedera otak umumnya akan sulit untuk mengingat informasi tertentu, dan bahkan kehilangan sebagian memorinya.
Dalam beberapa kasus, gangguan perkembangan kognitif dapat terjadi pada seseorang yang menjalani pengobatan tertentu, seperti treatment kemoterapi atau radiasi. Efek samping dari pengobatan tersebut adalah buruknya kemampuan mengingat, perhatian, dan menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi.
Banyak masalah kognitif yang tidak memiliki suatu penyebab yang pasti. Sebagian masalah kognitif pada anak didahului dulu dengan gangguan pada motorik pada anak tersebut, sehingga untuk dapat memperbaiki gangguan kognitifnya, anak tersebut perlu memperoleh stimulasi dulu untuk perkembangan motoriknya. Ayo, Bunda, lihat dulu tentang perkembangan motorik ini di sini: 7 Tahap Perkembangan Motorik Anak dan Cara Menstimulasinya
Sebagian gangguan kognitif lainnya masih belum ditemukan jawabannya. Pada kasus Alzheimer, banyak studi yang menunjukkan bahwa penumpukan deposit plak berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini. Akan tetapi, masih belum jelas bagaimana plak bisa berkembang.
Sejumlah tanda-tanda gangguan perkembangan kognitif pada Si Kecil berikut perlu Bunda ketahui agar bisa mencari solusi terbaik. Berikut ini adalah tanda-tanda gangguan kognitif pada Si Kecil yang harus Bunda waspadai:
Pada umumnya, Si Kecil yang mengalami gangguan perkembangan kognitif akan sulit untuk fokus atau memperhatikan bahkan dalam waktu yang cenderung singkat. Selain itu, hal ini juga akan membuat Si Kecil menjadi sulit untuk belajar dengan baik.
Biasanya pada saat balita, Si Kecil memiliki rentang konsentrasi yang pendek dan mereka akan cenderung tak pandai diam. Akan tetapi, terdapat kemungkinan Si Kecil mengalami gangguan perkembangan kognitif, karena Si Kecil yang tidak bisa duduk dengan tenang akan sulit untuk mencerna informasi yang diberikan kepadanya dan ia cenderung ingin melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya.
Salah satu tanda gangguan perkembangan kognitif pada Si Kecil adalah lemahnya kemampuan mengingat Si Kecil akan banyak hal. Buruknya kemampuan mengingat ini akan membuat Si Kecil kesulitan dalam mengingat pelajaran yang telah diajarkan.
Tanda berikutnya adalah sulit mengikuti instruksi ringan serta kemampuan mendengarkan yang lemah. Misalnya, Bunda meminta Si Kecil untuk membuang sampah, tetapi perlu waktu yang lama bagi Si Kecil untuk mencerna instruksi yang diberikan oleh Bunda.
Jika demikian, bisa jadi Si Kecil mengalami gangguan perkembangan kognitif, sehingga Bunda perlu melakukan sejumlah tes untuk memastikan bahwa kualitas pendengaran Si Kecil normal atau ada masalah.
Si Kecil dengan gangguan perkembangan kognitif juga akan kesulitan dalam menyelesaikan konsep abstrak. Hal ini memiliki kaitan dengan kemampuan mengingat yang rendah dan daya imajinasi anak yang mungkin terbatas.
Gangguan perkembangan kognitif anak akan menyebabkan Si Kecil kesulitan untuk merencanakan banyak hal atau membuat prioritas di dalam hidupnya. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi masa depan Si Kecil nantinya.
Si Kecil dengan gangguan perkembangan kognitif akan mengalami keterlambatan berbicara. Biasanya keterlambatan ini akan menghambat segala hal yang berkaitan dengan produksi kata dan bahasanya, serta mengganggu kemampuan membaca dan menulisnya.
Biasanya hal ini dapat terjadi apabila Si Kecil terus menerus diberikan gadget sebagai mainannya, sehingga kemampuan bersosialisasinya berkurang dan bahkan Si Kecil cenderung menjadi seorang yang individualis.
Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Biasanya perkembangan ini akan berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Dengan demikian, Bunda perlu mendukung perkembangan Si Kecil agar ia dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal. Jika ada beberapa tahapan tersebut terlewati, kemungkinan Si Kecil akan mengalami gangguan perkembangan kognitif.
Biasanya, Si Kecil dengan gangguan perkembangan kognitif akan melakukan kebiasaan kurang baik untuk mengurangi stress mereka. Misalnya saja dengan mengisap jempol, menggigit kuku, menyakiti dirinya sendiri, dan lain-lain. Ketahui tanda-tanda stres lainnya pada anak: Kenali Tanda dan Cara Menangani Stress Pada Si Kecil.
Bunda perlu untuk memperhatikan pola tidur Si Kecil, karena pola tidur memiliki peran penting dalam mendukung tumbuh kembangnya. Umumnya, pola tidur anak yang memiliki gangguan perkembangan kognitif akan terganggu.
Rasa cemas tak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Namun, apabila Si Kecil sering merasa cemas hingga mengganggu segala aktivitasnya dan bahkan hubungan sosialnya, maka kemungkinan ia mengalami gangguan perkembangan kognitif.
Ternyata, gangguan kognitif yang dapat mengganggu kemampuan berpikir anak-anak terbagi ke dalam beberapa macam kategori, yaitu:
Demensia merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan menurunnya dua fungsi otak, seperti menurunnya daya ingat dan cara berpikir. Selain itu, kondisi ini juga merusak sel-sel saraf otak sehingga membuat fungsi nalar dan psikologis anak menjadi berubah.
Gejala Si Kecil yang mengalami demensia adalah mudah lupa, kurangnya keterampilan dalam bersosialisasi, dan terganggunya kemampuan berpikir.
Kondisi ini dapat ditangani dengan memberikan alat permainan edukatif kepada Si Kecil, seperti puzzle, balok, kartu, dan lainnya. Permainan tersebut dapat merangsang otak anak agar daya ingatnya dapat meningkat.
Apabila Si Kecil mengalami gangguan perkembangan kognitif, maka pertumbuhan dan perkembangannya akan terhambat. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan terganggu atau terjadinya perkembangan belajar anak. Contoh dari keterlambatan tumbuh kembang adalah autisme. Kenali lebih jauh tentang autisme pada anak dengan membaca artikel ini, yuk: Ciri-ciri Anak Autis yang Harus Bunda Ketahui
Pada dasarnya, ada dua macam penyebab gangguan perkembangan kognitif ini, yaitu kekurangan stimulasi dan gangguan dalam otak.
Si Kecil yang kekurangan stimulasi umumnya terjadi karena faktor sosioekonomi, di mana orangtuanya atau lingkungannya jarang mengajaknya bermain ketika dia masih dalam usia dini. Akibatnya pertumbuhan persarafan otaknya kurang pesat, sehingga perkembangan kognitifnya menjadi terhambat. Bunda dapat mencegah kondisi ini ketika Si Kecil masih bayi dengan memberikan mainan yang cocok. Lihat yuk contoh mainan yang mendidik untuk bayi di sini: Stimulasi dengan Mainan untuk Bayi 3 Bulan
Gangguan dalam otak juga dapat mengganggu perkembangan kognitif Si Kecil. Umumnya, terdapat kekurangan senyawa tertentu dalam otak yang menyebabkan otak Si Kecil kekurangan kemampuan untuk memproses memori dan belajar. Contoh dari gangguan seperti ini antara lain autisme dan ADHD.
Contoh penyakit lain dari keterlambatan tumbuh kembang karena gangguan kognitif ini ialah ADHD. Pada ADHD ini, Si Kecil mengalami kesulitan untuk memfokuskan perhatian, sehingga selain jadi sulit belajar, dia juga menjadi sulit berinteraksi dengan orang lain. Mari, Bunda, lihat lebih dalam lagi tentang ADHD di sini: Apa Itu ADHD? Cari Tahu Ciri-ciri, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Delirium adalah suatu kondisi yang dimana kesadaran penderita akan menurun dengan gejala yang tidak khas. Umumnya gangguan ini bersifat akut dan berfluktuatif. Biasanya anak yang mengalami delirium dapat terlihat sedang mengigau atau melamun.
Pada umumnya, seorang anak akan menderita delirium akibat kekurangan nutrisi, kekurangan cairan, kurang tidur, ataupun mengalami stress berat. Sementara itu, anak yang mengalami kondisi ini akan mengalami perubahan mental yang dapat berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Perubahan mental ini dapat hilang atau timbul sepanjang harinya.
Amnesia atau hilang ingatan adalah suatu gangguan yang dapat menyebabkan seseorang tidak bisa mengingat fakta, informasi, atau kejadian yang pernah dialaminya. Gangguan daya ingat ini dapat terjadi sementara atau permanen.
Biasanya, Si Kecil yang mengalami amnesia akan kehilangan ingatan tentang masa lalunya atau sulit untuk mengingat hal-hal baru, misalnya seperti sulit untuk mengingat huruf vokal (a, i, u, e, o) atau sulit untuk mengingat benda di sekitarnya.
Tidak berkembanganya kognitif Si Kecil dapat disebabkan oleh banyak hal. Dibutuhkan peran Bunda untuk memastikan Si Kecil tidak mengalami kondisi ini. Berikut beberapa faktor yang perlu Bunda ketahui terkait penyebab terhambatnya perkembangan kognitif anak.
Gejala atau tanda yang dialami oleh setiap anak yang menderita gangguan kognitif akan berbeda-beda. Oleh sebab itu, penanganan yang dilakukan juga berbeda. Beberapa cara mengobati gangguan perkembangan kognitif yang umum dilakukan yaitu:
Terapi yang dapat dilakukan untuk mengobati gangguan perkembangan kognitif adalah terapi perilaku dan okupasi. Terapi perilaku merupakan pengobatan yang dilakukan untuk mengubah perilaku negatif yang dapat membahayakan diri sendiri.
Sementara okupasi merupakan perawatan khusus untuk seseorang yang mengalami gangguan kesehatan tertentu agar bisa mendapatkan harapan positif. Terapi ini dilakukan agar Si Kecil dapat menjalankan kehidupannya senormal dan semandiri mungkin.
Mengonsumsi obat tertentu, seperti obat penenang, dapat membuat suasana hati penderita gangguan perkembangan kognitif menjadi lebih baik, bahkan kestabilan emosinya terjaga. Biasanya, penderita akan memiliki kecemasan yang sangat tinggi, sehingga dibutuhkan obat untuk menenangkannya.
Konseling merupakan tindakan awal untuk mengetahui apakah Si Kecil mengalami gangguan perkembangan kognitif atau tidak. Bunda dapat konseling bersama psikiater untuk mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk menyembuhkan Si Kecil.
Konseling ini juga dapat dilakukan bersama psikolog yang merupakan ahli dalam ilmu psikologi perkembangan anak. Apa itu psikologi perkembangan anak? Baca di sini yuk: Psikologi Perkembangan Anak: Ketahui Faktor dan Tahapannya
Selain beberapa hal di atas, gangguan kognitif juga dapat disebabkan oleh malnutrisi. Malnutrisi atau kekurangan nutrisi pada awal kehidupan dapat meningkatkan risiko infeksi, mortalitas, dan morbiditas bersamaan dengan penurunan perkembangan mental dan kognitif. Oleh sebab itu, Bunda harus mencukupi kebutuhan nutrisi Si Kecil agar ia dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Salah satu nutrisi yang cukup berperan untuk mencegah gangguan kognitif ini ialah vitamin. Ayo, Bunda, lihat macam-macam vitamin untuk otak yang dapat membuat Si Kecil terhindar dari gangguan kognitif ini: Vitamin untuk Otak Anak agar Cerdas dan Pintar
Vitamin ini dapat Bunda berikan melalui makanan lho. Lebih bagus lagi jika Bunda tambahkan susu pertumbuhan Morinaga Platinum kepada Si Kecil untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya. Morinaga Platinum mendukung Faktor Kecerdasan Multitalenta, Pertahanan Tubuh Ganda, dan Tumbuh Kembang Optimal Si Kecil. Cari tahu lebih banyak tentang Susu Pertumbuhan Morinaga Platinum, yuk.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Jenis Gangguan Kognitif pada Anak dan Cara Menanganinya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?