Cerdaskan Si Kecil Sejak Dini

Diskalkulia, Gangguan Belajar Matematika pada Anak

Morinaga Platinum - 2 Mei 2025

Diskalkulia, Gangguan Belajar Matematika pada Anak

Bunda merasa bingung menghadapi Si Kecil yang sulit berhitung, memahami angka, dan menyelesaikan soal matematika sederhana? Jika ini terjadi terus-menerus, bisa jadi Si Kecil mengalami diskalkulia. Ini bukan tanda kurangnya kecerdasan, melainkan hambatan dalam memahami konsep matematika secara alami.

Gangguan belajar ini bisa dikenali sejak dini melalui respons Si Kecil terhadap angka dan hitungan. Jika dalam waktu lama Si Kecil tetap mengalami kesulitan tanpa perkembangan yang berarti, Bunda disarankan untuk segera mencari bantuan profesional. Melalui pendekatan yang tepat, Si Kecil tetap bisa belajar dan berkembang sesuai potensinya.

Dalam proses ini, peran Bunda sangatlah penting untuk mendukung dan memberikan ATENSI pada Si Kecil. Menciptakan lingkungan belajar yang positif serta memberikan semangat akan membantu Si Kecil berkembang menjadi #GenerasiPlatinum yang siap menghadapi masa depan dengan penuh percaya diri. 

Mengenal Gangguan Belajar Angka pada Anak

Diskalkulia adalah gangguan belajar spesifik yang membuat anak kesulitan memahami angka dan konsep matematika. Si Kecil yang mengalami kondisi ini umumnya mengalami hambatan dalam berhitung, mengenali pola angka, hingga memahami operasi matematika dasar. 

Namun, anak yang sulit berhitung sering kali memiliki keunggulan di bidang lain, seperti seni, musik, atau kecerdasan emosional yang lebih berkembang dibandingkan teman sebayanya. 

Kuncinya, orang tua wajib memahami bahwa setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Sebaiknya, fokuslah pada POTENSI dan minat Si Kecil, bukan hanya pada kesulitannya dalam berhitung. Melalui metode yang tepat, Si Kecil tetap bisa belajar dan meraih prestasi sesuai bakatnya. 

Kenali Tanda-tandanya Sejak Dini

Ciri paling umum pada anak yang mengalami diskalkulia ialah kesulitan dalam mengenali angka serta memahami konsep penjumlahan sederhana. Contoh kasusnya, anak sulit membedakan angka 6 dan 9 atau 3 dan 8, serta bingung saat mengurutkan angka terbesar ke terkecil dan sebaliknya. Ia juga kesulitan saat diminta menyelesaikan soal cerita yang melibatkan operasi matematika.

Tanda lain yang paling terlihat adalah Si Kecil terlalu sering mengandalkan jari atau alat bantu untuk berhitung. Kesulitan dalam memahami konsep waktu, seperti membaca jam atau mengingat urutan hari dalam seminggu, juga bisa menjadi indikator. Selain itu, rasa cemasnya bisa meningkat drastis saat harus berhadapan dengan angka, misalnya saat menghitung jumlah makanan atau membagi mainan dengan teman.

Bunda tidak perlu terburu-buru menyimpulkan jika menemukan satu atau dua tanda tersebut. Kesulitan dalam berhitung bisa menjadi bagian dari proses belajar yang wajar. Namun, jika tantangan ini terus berlanjut dalam jangka waktu lama tanpa ada perkembangan, sebaiknya konsultasikan dengan ahli untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat dan langkah penanganan yang tepat.

Faktor yang Membuat Anak Sulit Belajar Angka

Gangguan belajar ini tidak terjadi begitu saja, ada beberapa alasan yang menyebabkan kurangnya pemahaman akan konsep matematika ini, baik dari segi perkembangan otak atau genetik. Pahamilah faktor penyebabnya agar Bunda bisa memberikan dukungan yang lebih efektif dan tepat untuk memaksimalkan POTENSI Si Kecil.

Genetik dan Faktor Keturunan

Pengaruh utama yang bisa menjadi penyebab diskalkulia adalah masalah genetik dan faktor keturunan. Jika di dalam keluarga Bunda ada riwayat keterlambatan belajar matematika dan angka, maka kemungkinan besar Si Kecil memiliki risiko tinggi mengalaminya. 

Menurut penelitian, diskalkulia kerap ditemukan dalam keluarga dan dapat diwariskan secara turun temurun, walaupun untuk tingkat keparahannya dapat berbeda di setiap individunya. 

Sebagai solusinya, orang tua sebaiknya memberikan dukungan agar Si Kecil termotivasi untuk semangat belajar. Memastikan lingkungan selalu positif menjadi pemantik semangatnya untuk mengatasi masalah dalam memahami angka. Memberikan metode pembelajaran yang tepat, seperti pendekatan multisensori, juga bisa menjadi pilihan karena terbukti efektif membantu anak yang mengalami kesulitan dalam berhitung.

Gangguan Perkembangan Saraf 

Faktor lainnya ialah adanya gangguan pada perkembangan saraf yang berperan dalam pemrosesan angka. Lobus parietal kanan bertanggung jawab untuk mengolah informasi sensorik, seperti suhu, sentuhan, rasa sakit, serta konsep matematika dan perhitungan. Jika terjadi gangguan pada bagian ini, Si Kecil bisa mengalami kesulitan dalam memahami angka, membaca jam analog, atau bahkan menghitung uang kembalian dengan benar.

Gangguan ini juga bisa memengaruhi keterampilan spasial dan koordinasi motorik halus yang dibutuhkan dalam menulis angka atau memahami diagram sederhana. Beberapa anak dengan kondisi ini juga menunjukkan kesulitan dalam mengenali pola atau mengingat langkah-langkah dalam operasi matematika. Jika dibiarkan, tantangan ini dapat berdampak pada kepercayaan diri anak dan membuatnya semakin enggan berlatih keterampilan berhitung. 

Kelebihan Anak dengan Diskalkulia yang Jarang Diketahui

Sangat wajar jika Bunda merasa khawatir dengan prestasi akademis Si Kecil yang mengalami diskalkulia. Namun, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki keunikan dan POTENSI yang berbeda. Anak dengan kesulitan berhitung sering kali memiliki kelebihan lain yang mungkin belum terlihat. Secara umum, anak-anak ini cenderung unggul dalam visualisasi, kreativitas, serta kecerdasan emosional.

Dukungan penuh dari Bunda sangat berarti dalam membantu Si Kecil menemukan dan mengembangkan bakatnya. Banyak anak dengan masalah berhitung menunjukkan POTENSI luar biasa di bidang seni, seperti melukis atau menyanyi. 

Ada juga yang berbakat di dunia musik, misalnya menciptakan melodi atau memainkan alat musik dengan baik. Sebagian lainnya memiliki kepekaan sosial yang tinggi, mampu berinteraksi dengan penuh empati dan memahami perasaan orang lain dengan lebih baik.

Menggali POTENSI Si Kecil lebih dalam akan membantunya tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan berdaya saing. Ingat, diskalkulia bukan hambatan bagi Si Kecil untuk meraih kesuksesan di masa depan. Dengan dukungan yang tepat, ia bisa berkembang sesuai dengan keistimewaannya dan mencapai hal-hal luar biasa dalam hidupnya.

Cara Membantu Anak Belajar Angka dengan Menyenangkan

Strategi pengajaran yang positif dan menyenangkan dapat membantu Si Kecil belajar lebih optimal. Berikut beberapa pendekatan yang bisa diterapkan oleh orang tua:

Gunakan Permainan Edukatif agar Matematika Jadi Seru

Belajar sambil bermain bisa menjadi cara efektif untuk mengenalkan konsep matematika pada Si Kecil tanpa tekanan. Flash card dapat digunakan untuk mengenalkan angka dan operasi sederhana, misalnya dengan mencocokkan angka dengan jumlah benda yang sesuai.

Permainan papan seperti ular tangga matematika juga bisa menjadi alternatif seru. Sebelum melangkah, ajak Si Kecil menghitung dadu atau jumlah ular pada papan permainan. Cara ini membantu meningkatkan pemahaman konsep angka dengan lebih interaktif.

Selain itu, manfaatkan permainan keseharian, seperti menghitung jumlah buah saat berbelanja atau menebak angka dalam permainan tebak-tebakan. Aplikasi edukasi digital juga dapat menjadi pilihan, karena biasanya dirancang dengan animasi menarik dan sistem reward yang memotivasi anak untuk terus belajar. Melalui pendekatan ini, matematika bukan lagi hal yang menakutkan, tetapi bisa menjadi aktivitas menyenangkan dalam keseharian Si Kecil.

Ajarkan Konsep Angka dengan Benda Nyata di Sekitar Anak

Melibatkan benda nyata dalam proses belajar membuat Si Kecil lebih mudah memahami konsep angka. Cobalah meminta Si Kecil menghitung jumlah buah di atas meja atau mengelompokkan mainan berdasarkan warna dan jumlah. Angka tidak lagi hanya sekadar simbol, tetapi menjadi sesuatu yang dapat ia lihat dan sentuh langsung.

Kegiatan sehari-hari juga bisa dimanfaatkan untuk melatih logika matematis. Saat menata meja makan, ajak Si Kecil menghitung jumlah sendok, membandingkan tinggi gelas, atau membagi camilan secara adil. Cara ini membantu anak memahami angka tanpa tekanan dan menjadikannya bagian dari aktivitas yang menyenangkan.

Gunakan Pola, Gambar, atau Lagu untuk Mempermudah Pemahaman

Metode visual dan auditori membuat Si Kecil lebih mudah mengenali dan mengingat angka dengan cara yang menyenangkan. Pola, gambar, dan lagu bisa menjadi alat bantu yang efektif dibandingkan sekadar menghafal angka dari tulisan.

Menerapkan metode ini cukup sederhana. Angka bisa digambarkan menyerupai objek menarik, seperti angka “2” yang berbentuk bebek atau angka “8” yang menyerupai boneka salju. 

Lagu anak-anak yang melibatkan angka, seperti “Satu-satu aku sayang ibu,” juga membantu Si Kecil memahami urutan angka secara alami. Pola berulang, seperti deretan balok warna atau titik-titik pada dadu, turut memperkuat konsep berhitung dengan cara yang lebih interaktif.

Beri Waktu Lebih dan Jangan Paksa Anak Menghafal

Anak yang mengalami kesulitan dalam memahami angka membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari konsep matematika. Tidak perlu terburu-buru memaksanya menghafal, karena tekanan yang terlalu tinggi dapat membuatnya frustasi dan kehilangan minat belajar.

Dukungan penuh dari Bunda sangat penting dalam proses ini. Temani Si Kecil dengan sabar, berikan penjelasan secara bertahap, dan gunakan pendekatan yang sesuai dengan gaya belajarnya. Bila Si Kecil melakukan kesalahan, koreksi kesalahannya secara lembut untuk membantu menjaga kepercayaan dirinya. Jika diperlukan, berikan jeda istirahat agar ia tidak merasa terbebani dan tetap menikmati proses belajarnya.

Bangun Kepercayaan Diri Anak untuk Belajar Angka

Kesulitan dalam memahami angka bisa menjadi tantangan besar bagi Si Kecil, sehingga dukungan emosional dari Bunda dan Ayah sangatlah penting. Pastikan ia selalu merasa didukung dengan memberikan semangat dan pujian atas setiap usaha yang dilakukan, sekecil apa pun itu.

Menjaga komunikasi yang positif akan membantu meningkatkan rasa percaya dirinya. Hindari kata-kata yang dapat membuatnya merasa tidak mampu, karena hal tersebut bisa menurunkan motivasinya untuk belajar. ATENSI dan dukungan yang konsisten akan membuat Si Kecil lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan berhitung.

Agar motivasi belajar tetap terjaga, kepercayaan diri Si Kecil perlu dibangun melalui metode pembelajaran yang menyenangkan serta asupan NUTRISI yang tepat. Perkembangan otak yang optimal akan membantu anak mengatasi keterlambatan dalam memahami konsep perhitungan matematika.

Susu bisa menjadi pendamping menu makanan harian untuk mendukung perkembangan otak secara maksimal. Pilih susu yang kaya nutrisi, seperti omega-3, omega-6, kolin, dan zat besi, agar kemampuan kognitif Si Kecil semakin berkembang. Setiap tegukan susu bergizi adalah langkah kecil Bunda dalam mencerdaskan Si Kecil, menjadikannya bagian dari #GenerasiPlatinum yang siap menghadapi masa depan. 

Yuk, Bun, cari tahu lebih lanjut rekomendasi susu yang bagus untuk mendukung proses belajar anak di sini: Pilihan Susu Penambah Kecerdasan Otak Anak.

Lihat Artikel Lainnya