Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Menurut Teori Piaget

Morinaga Platinum ♦ 20 September 2024

Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Menurut Teori Piaget

Periode awal kehidupan Si Kecil, mulai dari bayi hingga kanak-kanak, adalah fase yang menentukan dalam membentuk kemampuan berpikir dan memahami dunia sekitarnya. Pada tahap ini, perkembangan kognitif memainkan peran sentral dalam memastikan Si Kecil tumbuh secara optimal. 

Yuk, ketahui selengkapnya mengenai tahapan perkembangan kognitif Si Kecil berikut ini.

Memahami Teori Piaget

Jean Piaget, seorang psikolog asal Swiss, menjelaskan bahwa cara berpikir anak-anak berbeda dengan orang dewasa karena pola pikir mereka sedang dalam proses perkembangan. Teori Piaget menegaskan bahwa perkembangan kognitif anak terjadi secara bertahap dan setiap tahapan berkaitan erat dengan usia dan pengalaman yang diperoleh Si Kecil. 

Perkembangan kognitif mencakup kemampuan Si Kecil untuk fokus, menyimpan informasi (memori), hingga kemampuan berpikir logis dan berbahasa. Semua kemampuan ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-harinya. 

Misalnya, kemampuan fokus membantu Si Kecil menyelesaikan tugas dengan lebih baik, sementara daya ingat memungkinkannya untuk mengolah dan mengaplikasikan informasi yang sudah dipelajari. Lebih dari itu, kemampuan berpikir kritis dan berbahasa akan memengaruhi interaksi sosial Si Kecil serta proses belajarnya di masa depan.

Tahapan Perkembangan Kognitif Anak

Piaget menguraikan bahwa perkembangan kognitif anak terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu yang selaras dengan usia dan pengalaman Si Kecil. Berikut adalah uraiannya.

Periode Sensorimotor (0-2 Tahun)

Di usia 0-2 tahun, Si Kecil mulai mengeksplorasi dunia melalui gerakan refleks dan indranya. Ini adalah fondasi perkembangan kognitif dan motorik. Ia belajar mengoordinasikan sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik, seperti menggapai atau menyentuh.

Pada usia 7-9 bulan, Si Kecil mulai menyadari bahwa benda yang tak terlihat tetap ada dan kemampuan mentalnya berkembang melalui hubungan sebab-akibat. Sub-tahap ini berlanjut hingga Si Kecil berusia 2 tahun dengan perkembangan menuju kecerdasan multitalenta. Peran Bunda adalah menyediakan stimulasi melalui aktivitas fisik dan sensorik agar tumbuh kembangnya optimal.

Periode Praoperasional (2-7 Tahun)

Memasuki usia 2-7 tahun, Si Kecil mulai mengembangkan kemampuan simbolik, seperti bahasa dan gambar. Meski demikian, ia belum dapat berpikir secara logis dan masih cenderung melihat dunia dari sudut pandangnya sendiri (egosentris).

Di fase ini, Si Kecil sering terlibat dalam permainan simbolik dan mulai mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk dan warna. Pemikirannya berkembang, namun masih didasarkan pada intuisi. Konsep abstrak seperti waktu dan sebab-akibat, masih sulit dipahami, tetapi kemampuan bahasanya terus meningkat. Stimulasi pada tahap ini dapat membangun dasar kecerdasan dan imajinasi, yang akan mendukung perkembangan lebih lanjut.

Periode Operasional Konkret (7-11 Tahun)

Pada usia 7-11 tahun, pemikiran Si Kecil mulai lebih logis dan terstruktur. Ia mampu mengurutkan objek berdasarkan ukuran dan bentuk, serta memahami konsep konservasi seperti volume dan jumlah. Sikap egosentrisnya berkurang dan ia mulai melihat situasi dari perspektif orang lain.

Meski berpikir lebih rasional, kemampuan logis Si Kecil masih terbatas pada objek fisik. Ia dapat memecahkan masalah konkret, namun belum siap untuk menangani konsep abstrak. Perkembangan ini menandai titik balik menuju kecerdasan multitalenta. Bunda dapat mendukungnya dengan stimulasi yang berfokus pada keterampilan berpikir logis, seperti kegiatan yang melibatkan perhitungan atau pengamatan ilmiah sederhana.

Periode Operasional Formal (12 Tahun ke Atas)

Pada usia 12 tahun ke atas, Si Kecil mulai berpikir abstrak dan logis. Ia bisa menganalisis informasi, menarik kesimpulan, dan memecahkan masalah kompleks. Penalaran matematis, ilmiah, dan kemampuan berpikir kritis mulai berkembang. Si Kecil juga memahami bahwa tidak semua situasi hitam-putih dan ia mulai melihat banyak “gradasi abu-abu.”

Tahap ini menandai perkembangan moral, sosial, dan psikoseksual menuju kedewasaan. Kemampuannya untuk mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan. Bunda bisa memberikan dukungan dengan stimulasi yang memperkuat penalaran abstrak dan logis, sambil tetap membangun ketahanan tubuh dan kecerdasan multitalenta Si Kecil agar tumbuh kembangnya berlangsung optimal.

Cara Mengoptimalkan Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif Si Kecil dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, seperti genetik, lingkungan, dan nutrisi. Berikut faktor-faktor utama dan cara untuk mengoptimalkannya:

Faktor Biologis dan Genetik

Keturunan memengaruhi dasar kemampuan Si Kecil, termasuk struktur otak dan potensi kecerdasannya. Meskipun faktor genetik tidak bisa diubah, stimulasi yang tepat tetap berperan besar dalam mengoptimalkan kemampuan bawaan ini. Bunda bisa memberikan tantangan intelektual sesuai usia Si Kecil, seperti permainan yang mengembangkan keterampilan berpikir.

Lingkungan dan Sosial

Lingkungan yang mendukung, terutama interaksi dengan keluarga dan teman, dapat membentuk kemampuan berpikir dan sosial Si Kecil. Ciptakan lingkungan yang kaya akan eksplorasi, yaitu dengan menyediakan permainan edukatif dan melibatkan Si Kecil dalam kegiatan sosial. Bermain di luar rumah atau kegiatan kelompok juga bisa meningkatkan kemampuan kognitif dan sosialnya. Jadikan lingkungan sekitar sebagai sarana pembelajaran dan eksplorasi yang menyenangkan bagi Si Kecil.

Kondisi Psikologis dan Mental

Perhatikan kondisi psikologis Si Kecil, karena gangguan seperti autisme atau ADHD dapat memengaruhi perkembangan kognitifnya. Jika Bunda melihat adanya tanda-tanda gangguan tersebut, segera konsultasikan dengan tenaga profesional agar Si Kecil mendapatkan penanganan yang tepat. 

Stimulasi dan Pola Asuh Positif

Pola asuh yang penuh kasih dan responsif membantu Si Kecil mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kreatif. Berikan stimulasi sesuai usia, seperti permainan yang melibatkan pemecahan masalah atau aktivitas kreatif seperti menggambar, menyusun, atau membacakan cerita. Hal ini akan merangsang imajinasi dan daya pikirnya.

Nutrisi yang Tepat

Asupan gizi memegang peran vital dalam mendukung perkembangan otak dan kemampuan berpikir. Nutrisi yang seimbang, termasuk protein, lemak sehat, karbohidrat, vitamin, dan mineral bermanfaat bagi perkembangan fisik dan mental. Pastikan Bunda memberikan makanan yang kaya gizi dan berguna untuk mendukung fungsi otak dan ketahanan tubuh Si Kecil.

Untuk membantu Si Kecil tumbuh menjadi Generasi Platinum yang unggul, pastikan Bunda memberikan nutrisi terbaik sesuai dengan usianya. Jika Si Kecil berusia 1-3 tahun, Bunda bisa memilih susu Morinaga Chil Kid Platinum MoriCare Zigma dengan Triple Bifidus. Sedangkan untuk usia 3-12 tahun, Si Kecil bisa mengonsumsi yang satu ini: Morinaga Chil School MoriCare Zigma.

Referensi:

  • IDAI. "Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak." Diakses pada 2021. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak.
  • Healthline. "What Are Piaget’s Stages of Development and How Are They Used?" Diakses pada 2021. https://www.healthline.com/health/piaget-stages-of-development.
  • Simply Psychology. "Piaget’s Theory and Stages of Cognitive Development." Diakses pada 2021. https://www.simplypsychology.org/piaget.html.