Gizi & Nutrisi Gizi & Nutrisi

Dampak Kekurangan Protein pada Anak dan Cara Mengatasinya

Morinaga ♦ 16 Mei 2024

Dampak Kekurangan Protein pada Anak dan Cara Mengatasinya

Kekurangan protein dapat membuat kegiatan belajar Si Kecil terganggu dan tidak tumbuh sepesat anak-anak seusianya. Tentu ia akan sulit memperoleh potensi kecerdasannya dengan maksimal dan masa depannya akan ikut terpengaruh. Agar Bunda dapat memahami bagaimana kekurangan asupan nutrisi ini dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut, baca artikel ini, ya.

Gejala Kekurangan Protein

Saat Si Kecil tidak mendapatkan asupan protein yang cukup, pertumbuhannya akan mengalami banyak masalah, sebagai akibat dari kurangnya antibodi, enzim, dan nutrisi penting lainnya. Salah satu masalah yang dapat terjadi ialah tinggi badannya yang tidak bertambah, karena ia kekurangan nutrisi yang seharusnya membentuk tulang untuk menambah tinggi badannya.

Berat badannya juga sulit bertambah, karena tidak adanya protein yang seharusnya mampu meningkatkan massa ototnya. Kekurangan massa otot ini membuat tubuhnya cenderung lemah untuk bergerak, sehingga ia menjadi gampang kelelahan.

Selain itu, ia juga menjadi mudah sakit, sebab ia kekurangan nutrisi untuk menghasilkan antibodi yang seharusnya bertugas melawan infeksi. Anak yang mengalami defisiensi protein ini juga cenderung memiliki kulit yang mudah kekeringan dan terkelupas, dan rambutnya seringkali mudah rontok.

Penyakit Akibat Kekurangan Protein

Ada berbagai penyakit akibat defisiensi (kekurangan) nutrisi ini, misalnya marasmus, yaitu kekurangan energi dari protein yang menyebabkannya kehilangan lemak dan otot tubuh. Gejalanya antara lain tubuhnya menjadi kurus, lemas, lelah, mudah marah, rewel, dan aktivitas fisiknya berkurang.

Penyakit lainnya juga berupa kwasiorkor, yaitu kekurangan energi dari protein yang begitu parah, sehingga tungkainya sampai membengkak. Anak seperti ini akan menunjukkan gejala kulit menjadi kering dan kemerahan, rambut rontok, dan perut yang buncit. Selain itu, tubuhnya juga cenderung pendek.

Perlu juga diketahui bahwa Si Kecil yang mengalami kekurangan nutrisi akan mudah mengalami penyakit kwasiorkor. Oleh karena itu, Bunda perlu memperhatikan kembali asupan protein harian Si Kecil dengan menyajikan makanan terbaiknya.

Selain penyakit tersebut, masih ada beberapa jenis penyakit lainnya yang berpotensi terjadi akibat defisiensi nutrisi. Yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel ini: 5 Penyakit Akibat Anak Kekurangan Gizi

Bentuk penyakit lainnya adalah marasmic kwashiorkor, yang merupakan gabungan antara marasmus dan kwasiorkor. Dalam penyakit ini, baik gejala marasmus dan gejala kwasiorkor nampak sekaligus pada tubuh penderitanya. Umumnya, mereka juga mengalami stunting.

Ciri stunting terlihat dari pertumbuhan tinggi badan yang lambat dan mudah terserang infeksi. Pada dasarnya banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi, tetapi kabar baiknya, masalah ini bisa dicegah sedini mungkin. Nah, untuk langkah pencegahannya yuk temukan informasinya di artikel ini: 7 Cara Tepat Pencegahan Stunting pada Si Kecil

Akibat Kekurangan Protein pada Si Kecil

Kekurangan protein menyebabkan peningkatan tinggi dan berat badannya menjadi lambat. Ia juga mengalami masalah perkembangan, misalnya terlambat berjalan, terlambat bicara, kesulitan belajar, dan kesulitan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Ia juga dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan, misalnya sesederhana mudah terluka dan lukanya butuh waktu yang terlalu lama untuk sembuh. Selain itu, rambut dan giginya juga cenderung sulit bertumbuh dan organ-organ tubuhnya juga banyak terganggu.

Penyebab Kekurangan Protein

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab Si Kecil mengalami kekurangan asupan protein. Dari segi sosial, peristiwa ini terjadi karena kurangnya pasokan bahan pangan ke daerah tempat tinggal, sulitnya mendapat akses membeli bahan pangan, kemiskinan, dan minimnya pengetahuan tentang gizi.

Dari segi internal, disebabkan karena adanya penyakit tertentu yang dialami anak, misalnya infeksi, radang usus, penyakit celiac, gangguan makan, dan lain sebagainya.

Kebiasaan atau pola makan yang tidak sehat juga dapat menyebabkannya mengalami defisiensi protein. Jika terlalu sering mengonsumsi makanan olahan atau makanan tinggi lemak dan gula tapi rendah protein, maka gizi Si Kecil tidak terpenuhi dengan baik.

Selain itu, seorang anak juga dapat kekurangan nutrisi ini karena penyakit tertentu, misalnya penyakit pada jantung atau ginjal, menderita fibrosis kistik, ataupun menggunakan obat-obatan tertentu yang mengganggu penyerapan protein.

Cara Mengatasi Kekurangan Protein

Agar Si Kecil tidak sampai kekurangan asupan protein, Bunda dapat menambahkan nutrisi ini ke dalam asupan harian Si Kecil.

Makanan yang mengandung protein hewani umumnya mengandung asam amino esensial, zat besi, seng, vitamin B12, dan asam lemak omega-3. Sementara makanan berisi protein nabati cenderung kaya akan serat serta antioksidan seperti vitamin dan mineral.

Ada berbagai sumber makanan yang sehat dan tinggi protein, seperti daging, ikan, susu, dan kacang-kacangan yang dapat dikonsumsi oleh Si Kecil.

Bunda juga bisa memenuhi kebutuhan protein harian Si Kecil dengan memberikan susu pertumbuhan seperti Morinaga Chil School Gold Geniupro. Tidak hanya berisi protein, namun susu ini juga lebih tinggi AA & DHA, lebih tinggi zat besi dan vitamin D, omega-3, omega-6, serta  rendah gula untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil lebih optimal. Sangat tepat untuk Si Kecil yang semakin aktif dan gemar mengeksplorasi, bukan? Yuk, kenali susunya lebih lanjut di sini: Morinaga Chil School Gold.

Referensi:

  • Klik Dokter. Kenali 10 Tanda dari Tubuh yang Kekurangan Protein. Diakses tanggal 7 April 2024.
    https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/kenali-tanda-tubuh-anda-kekurangan-protein
  • Medical News Today. Marasmus: A type of malnutrition. Diakses tanggal 7 April 2024.
    https://www.medicalnewstoday.com/articles/313185