5 Penyakit Akibat Anak Kekurangan Gizi

Morinaga Platinum ♦ 2 Januari 2017

5 Penyakit Akibat Anak Kekurangan Gizi

Untuk mewujudkan individu yang mampu mencapai potensi maksimalnya, faktor nutrisi adalah unsur yang sangat penting untuk diperhatikan. Pastikan segala kebutuhan dasar gizi anak terpenuhi, agar ia tidak mengalami kondisi kekurangan gizi yang disebut malnutrisi atau gizi buruk.

Penyakit Akibat Anak Kekurangan Gizi

Secara umum malnutrisi atau gizi buruk mencakup kekurangan maupun kelebihan gizi yang akan terjadi akibat pola makan yang buruk, pencernaan yang tidak sehat, dan juga tingkat aktivitas Si Kecil. Kondisi kekurangan gizi akan berdampak negatif bagi tumbuh kembang Si Kecil, serta rawan menyebabkan berbagai gangguan dan penyakit.

Apabila kecukupan gizinya tidak terpenuhi, maka Si Kecil berisiko mengalami stunting. Stunting adalah keadaan tinggi badan di bawah standar pada umur tertentu yang akhirnya memperbesar risiko seseorang terkena diabetes, hipertensi, dan juga obesitas. 

Efek negatif stunting

Efek negatif stunting lainnya adalah kemampuan otak yang menurun, misalnya gangguan perhatian, gangguan belajar, menurunnya skor IQ, mudah lupa, berkurangnya kemampuan bersosialisasi, serta berkurangnya kemampuan memecahkan masalah. Semua itu akan terjadi jika keadaan kekurangan gizi berlanjut selama bertahun-tahun.

Lebih lengkapnya mengenai stunting bisa Bunda pelajari di sini, ya: Ketahui Penyebab Stunting dan Cara untuk Mencegahnya.

Selain stunting, apa saja penyakit yang disebabkan oleh kurang gizi? Berikut ini adalah daftar penyakit yang disebabkan karena kekurangan gizi. Kenali penyebab serta ciri-cirinya untuk mewaspadai penyakit kurang gizi tersebut:

1. Kwashiorkor

Kwashiorkor merupakan salah satu penyakit malnutrisi yang disebabkan defisiensi protein atau konsumsi protein yang berkualitas rendah. Gejala lain penyakit ini yaitu perut buncit, pembesaran hati, penipisan rambut dan tekstur rambut yang kasar, gigi mudah copot, dan dermatitis.

Ketahui berapa kebutuhan protein harian anak dan cara memenuhinya untuk mencegah kwashiorkor dan masalah tumbuh kembang lainnya: Kebutuhan Protein Harian Anak dan Cara Memenuhinya.

2. Marasmus

Marasmus adalah penyakit akibat Si Kecil tidak mendapat asupan protein dan kalori yang sangat parah. Anak yang sakit marasmus juga biasanya dibarengi dengan penyakit kwashiorkor. Umum terjadi pada anak-anak. Pada kondisi marasmus, berat tubuh lebih rendah 80% dari berat normal yang seharusnya sehingga tubuh seseorang tampak kurus. Pengecilan otot, kulit kering dan bersisik, dan kulit longgar merupakan gejala lain dari marasmus.

Makanan yang tepat untuk menangani marasmus adalah sumber makanan yang tinggi protein dan kalori. Seperti susu, ayam, telur, nasi, dan kacang-kacangan. Untuk mengenali sumber makanan apa saja yang tinggi akan protein untuk tumbuh kembang Si Kecil, Bunda bisa cek artikel berikut yaa: 14 Jenis Makanan yang Mengandung Protein untuk Si Kecil

3. Anemia

Anemia adalah penyakit kurang darah yang paling umum disebabkan karena kurang gizi. Penyakit kurang darah yang paling umum disebabkan karena kurang gizi. Meski dapat dipicu oleh banyak faktor, tapi salah satu alasan utama terjadinya anemia adalah defisiensi zat besi dan vitamin B12. Penderitanya bisa mengalami sesak napas, kelelahan, pucat, dan gejala lain yang menunjukkan rendahnya jumlah hemoglobin. Pelajari lebih lanjut tentang anemia pada anak dan cara mengatasinya dengan membaca artikel ini, yuk: Anemia pada Anak: Penyebab dan Cara Mengatasi

4. Gondok

Disebabkan karena kekurangan yodium dalam makanan. Gejala khasnya adalah pembengkakan kelenjar tiroid pada bagian bawah telinga. Gejala lainnya adalah lesu, lemah, tingkat metabolisme yang rendah, peningkatan kerentanan terhadap dingin, dan lain-lain.

5. Defisiensi Vitamin

Defisiensi vitamin terjadi pada kondisi di mana asupan nutrisi anak tidak tercukupi kebutuhannya. Defisiensi vitamin in bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, antara lain:

  • Vitamin A. Dapat mengakibatkan rabun senja, kebutaan permanen serta sangat rentan terhadap infeksi, gangguan nafsu makan, kulit kering dan kasar, kerusakan rambut, kesulitan dalam penyembuhan luka, dan lain-lain.
  • Vitamin B1. Penderitanya akan mengalami badan lesu, menurunnya nafsu makan, dan depresi mental. Penyakit karena defisiensi tiamin yaitu beri-beri. Penyakit ini disebabkan akibat makanan yang kaya akan karbohidrat tetapi rendah tiamin.
  • Vitamin B2. Kekurangan vitamin B2 atau riboflavin biasanya sangat berhubungan dengan penyakit kurang protein dan energi. Gejala defisiensi riboflavin termasuk sakit tenggorokan dengan pembengkakan dan kemerahan dari mulut, cheilosis, stomatitis, glositis, dermatitis, dan lain-lain.
  • Vitamin B12. Ditandai dengan gejala seperti kesemutan pada lidah, anemia, bintik-bintik putih pada kulit, luka pada mulut, sesak napas, sakit kepala yang mirip serangan migrain, dan lain-lain.
  • Vitamin C. Kekurangan vitamin C menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai penyakit kudis. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti gusi berdarah, penyembuhan luka yang sangat lama, bintik-bintik pada kulit, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
  • Vitamin D. Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena kurangnya asupan kalsium dan paparan sinar matahari. Gejala kekurangan vitamin D menyebabkan pembentukan tulang terganggu, sehingga tulang menjadi sangat lunak seperti pada osteomalacia maupun osteoporosis.

Kebiasaan makan buruk pada anak, seperti konsumsi makanan cepat saji secara berlebihan tanpa diimbangi dengan asupan sayuran dan buah-buahan, dapat menyebabkan Si Kecil kekurangan asupan vitamin. Untuk mencegahnya, Bunda dapat mengurangi asupan camilan yang kurang sehat untuk Si Kecil dan sebagai pengganti yang lebih sehat, Bunda bisa rutin membuat sendiri camilan Si Kecil di rumah. 

Dengan begitu, Bunda tidak hanya memberikan camilan yang lezat bagi si kecil, tetapi juga memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Selanjutnya, yuk simak ide kreasi camilan sehat untuk Si Kecil berikut ini: Makanan dari Tepung Terigu untuk Snack Sehat Si Kecil

Ciri-ciri Anak Kurang Gizi 

Anak yang mengalami kurang gizi atau gizi buruk dapat menunjukkan beberapa ciri-ciri yang mengindikasikan kondisi tersebut. Beberapa ciri-ciri umum anak kurang gizi antara lain:

Pertumbuhan Terhambat

Anak kurang gizi cenderung memiliki pertumbuhan yang lambat dan terhambat. Mereka mungkin memiliki berat badan di bawah rata-rata untuk usia dan tinggi badan mereka. Berat dan tinggi badan merupakan salah satu indikator penting dalam tumbuh kembang Si Kecil yang harus Bunda perhatikan.

Ada target yang harus dipenuhi sesuai usianya, misalnya rata-rata tinggi dan berat badan anak perempuan untuk usia 1 tahun adalah 74cm dan 9,2kg, lalu untuk anak laki-laki, 75,7cm dan 9,6kg. Informasi lengkapnya, langsung saja kunjungi artikel berikut: Berat Badan Ideal Anak Menurut WHO untuk Usia 1-5 Tahun.

Pertumbuhan fisik yang terhambat ini juga dapat mempengaruhi pertumbuhan otak dan perkembangan kognitif.

Kekurangan Energi

Anak kurang gizi seringkali kekurangan energi yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Mereka dapat terlihat lemah, lesu, dan kelelahan dengan mudah. Aktivitas fisik yang biasa dilakukan oleh anak-anak seumur mereka mungkin terbatas.

Kurang Nafsu Makan

Anak kurang gizi seringkali memiliki nafsu makan yang kurang atau tidak stabil. Mereka mungkin menolak makanan, memiliki pilihan makanan yang terbatas, atau mengalami kesulitan dalam menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.

Bila anak mengalami GTM, Bunda harus memberikan pilihan makanan yang beragam, menciptakan suasana makan yang menyenangkan, serta melibatkan mereka dalam proses memilih dan menyiapkan makanan dapat membantu mengatasi mengembalikan nafsu makan anak. Untuk informasi selengkapnya, baca di sini: Penyebab Anak GTM dan Cara Mengatasinya

Sistem Kekebalan Tubuh Lemah

Anak kurang gizi memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah, sehingga rentan terhadap infeksi dan penyakit. Mereka mungkin sering sulit pulih dari penyakitnya, atau mengalami pertumbuhan berat yang sering terganggu oleh infeksi.

Salah satu gejala lemahnya sistem kekebalan tubuh Si Kecil ialah seringnya ia mengalami demam sehingga Bunda akan sering terpaksa membeli obat demam. Bunda dapat saja meredakan demamnya dengan cara berikut ini: Cara Menurunkan Panas pada Bayi tanpa Obat

Akan tetapi, Bunda perlu memperbaiki gizi Si Kecil juga ya, agar kekebalan tubuhnya menguat kembali, sehingga ia tidak sering sakit.

Gangguan Perkembangan Kognitif dan Motorik

Kekurangan gizi pada anak dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan motorik mereka. Mereka mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara, kemampuan belajar, dan keterampilan motorik halus dan kasar.

Tentunya kita tidak ingin penyakit kekurangan gizi terjadi pada Si Kecil. Apabila terdapat gejala-gejala di atas, Bunda jangan ragu untuk segera konsultasikan ke tenaga kesehatan.

Bunda, salah satu tanda bahwa Bunda telah berhasil memberikan nutrisi dengan cukup ialah bertambahnya berat badan Si Kecil. Selain itu, Bunda juga perlu mengetahui bagaimana cara memberikan makan yang tepat agar nutrisi tersebut dapat diserap dengan baik olehnya dan dapat menyebabkan berat badannya bertambah. Yuk, Bunda, ketahui cara-cara menambah berat badannya di sini: Bagaimana Cara Menambah Berat Badan pada Si Kecil

Asupan gizi anak generasi platinum