Bunda, menghadapi Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Si Kecil bisa menjadi tantangan yang membingungkan. Artikel ini akan membantu Bunda memahami GTM, mulai dari penyebabnya hingga strategi mengatasinya, agar Si Kecil dapat kembali menikmati waktu makannya dengan bahagia dan sehat.
Bunda, pernahkah Anda mendengar istilah Gerakan Tutup Mulut atau GTM? Ini adalah kondisi umum di mana Si Kecil enggan makan atau bahkan menolak makanan. GTM sering terjadi pada batita dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari perubahan dalam tumbuh kembang, suasana hati, hingga masalah kesehatan. Kondisi ini mungkin membuat Bunda khawatir, tapi jangan khawatir, ada banyak cara untuk mengatasinya.
Menurut IDAI, GTM pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti bosan, sakit, tidak lapar, hingga perasaan trauma terhadap makanan tertentu.
Penyebab yang paling umum adalah praktik pemberian makan yang tidak tepat atau inappropriate feeding practice. Hal ini sering terjadi sejak fase penyapihan atau saat mulai pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Pemberian makan yang benar harus mempertimbangkan beberapa aspek, seperti waktu yang tepat, kuantitas dan kualitas makanan, kebersihan dalam penyiapan dan penyajian makanan, serta kesesuaian dengan tahapan perkembangan anak.
Penting untuk menyesuaikan tekstur makanan dan perbandingan makanan padat serta cair sesuai dengan usia dan kebutuhan anak. Ketidaksesuaian ini bisa berdampak pada keengganan anak untuk makan, karena mungkin makanan yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan mereka untuk mengunyah atau mencerna.
Ketika Si Kecil mengalami Gerakan Tutup Mulut, Bunda mungkin merasa khawatir dan bingung. Namun, ada beberapa strategi yang bisa Bunda coba untuk membantu Si Kecil melewati fase ini dengan lebih mudah.
Menetapkan jadwal makan yang konsisten membantu Si Kecil memahami dan mengharapkan kapan saatnya makan. Ini mengurangi kebingungan dan tekanan untuk makan di luar waktu makan yang telah ditentukan. Pastikan jadwal ini fleksibel dan sesuai dengan ritme harian keluarga, serta hindari makan berlebihan di antara waktu makan utama.
Mengubah persepsi Si Kecil tentang makanan dan waktu makan bisa sangat membantu. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan tanpa tekanan. Makan bersama sebagai keluarga, mengobrol, dan tertawa bersama dapat membuat Si Kecil lebih tertarik untuk bergabung. Menghindari konflik atau topik stres selama makan juga penting.
Variasi dalam makanan membantu Si Kecil mengenal berbagai tekstur, rasa, dan warna. Ini juga mengurangi kebosanan dengan makanan dan mencegah Si Kecil menjadi pemilih makanan. Perkenalkan satu makanan baru pada satu waktu bersama dengan makanan yang sudah familiar agar tidak terlalu mengintimidasi.
Bunda enggak perlu bingung untuk mencari referensi untuk makanan Si Kecil, cukup kunjungi tautan ini: Pilihan Kudapan Harian yang Enak untuk Si Kecil
Menyertakan satu makanan favorit Si Kecil dalam setiap sesi makan dapat memberi mereka sesuatu yang mereka nantikan dan membantu mereka merasa lebih nyaman saat mencoba makanan baru. Ini juga menunjukkan bahwa Bunda menghargai preferensi mereka.
Memberikan Si Kecil kesempatan untuk makan sendiri memungkinkan mereka merasakan kontrol atas makanan mereka. Ini juga membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik dan kemandirian. Sedikit kekacauan adalah bagian dari proses belajar, jadi bersabarlah.
Ada beberapa hal yang perlu Bunda hindari ketika menghadapi GTM pada Si Kecil untuk memastikan situasi tidak menjadi lebih buruk.
Memaksa dan Memberikan Tekanan
Memaksa anak makan bisa menimbulkan perlawanan dan membuat mereka lebih enggan. Tawarkan makanan tanpa tekanan dan biarkan mereka mengontrol berapa banyak yang mereka makan.
Hindari penggunaan gadget atau menonton TV saat makan. Distraksi ini dapat mencegah Si Kecil memperhatikan sinyal lapar dan kenyang mereka sendiri dan mengurangi kualitas waktu makan bersama sebagai keluarga.
Menggunakan makanan sebagai bentuk penghargaan atau hukuman dapat menciptakan hubungan yang tidak sehat dengan makanan. Hal ini dapat mengajarkan Si Kecil bahwa makanan tertentu lebih 'diinginkan' atau 'spesial', yang bisa membentuk kebiasaan makan yang tidak sehat di masa depan.
Sebelum Bunda memulai, ingatlah bahwa membentuk kebiasaan makan yang sehat pada Si Kecil memerlukan kesabaran dan konsistensi. Berikut beberapa tipsnya:
Dengan memahami dan menerapkan pendekatan ini, Bunda bisa membantu Si Kecil melewati fase GTM dengan lebih mudah, sambil membangun kebiasaan makan yang sehat untuk masa depan mereka.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Penyebab Anak GTM dan Cara Mengatasinya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?