Bayi kuning, juga dikenal sebagai ikterus neonatorum, adalah kondisi yang ditandai dengan kulit dan bagian putih mata bayi yang tampak kuning karena tingkat bilirubin yang tinggi. Ciri-cirinya adalah warna mata bayi yang menguning, disusul warna kulitnya yang juga menguning dari wajah, dada, perut, hingga kaki.
Ini adalah kondisi yang umum pada bayi baru lahir, tapi Bunda perlu mengetahui perbedaan tanda bayi kuning yang normal dan berbahaya. Simak yuk selengkapnya.
Penyakit bayi kuning, atau ikterus neonatorum, adalah kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Ini disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin dalam darah, yang mengakibatkan kulit dan bagian putih mata bayi terlihat kuning.
Biasanya, ini wajar. Namun, dalam beberapa kasus, kuning ini merupakan bagian dari kelainan yang perlu ditangani dengan serius. Kadar bilirubin perlu dikendalikan agar tidak mencapai tingkat yang berbahaya bagi bayi.
Melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, jaundice atau penyakit kuning, disebabkan meningkatnya kadar bilirubin dalam darah atau hiperbilirubinemia.
Blirubin merupakan suatu zat kuning yang dihasilkan dari proses penghancuran sel darah merah secara alami. Fungsi bilirubin sebetulnya adalah untuk mengatur kadar zat besi dalam berbagai jenis protein yang dikonsumsi.
Melansir IDAI, bayi yang baru lahir dapat mengalami peningkatan kadar bilirubin di atas 5 mg/dl pada minggu pertama kehidupannya. Peningkatan kadar bilirubin tersebut berkaitan dengan meningkatnya produksi bilirubin, kurangnya albumin sebagai alat pengangkut, penurunan uptake bilirubin oleh hati, penurunan konjugasi bilirubin oleh hati, penurunan ekskresi bilirubin, dan peningkatan enterohepatic circulation.
Seharusnya bilirubin yang diproduksi oleh hati bayi akan hilang sendiri melalui feses. Namun, jika di usus belum ada makanan untuk menjadi feses, maka tubuhnya akan mengembalikan bilirubin ke darah Si Kecil. Jika bilirubin menumpuk dalam darah sampai berlebihan, maka kulit bayi akan menjadi berwarna kuning.
Kondisi hiperbilirubinemia memang sering menyerang bayi baru lahir, karena fungsi hatinya belum berfungsi secara maksimal. Seiring dengan berkembangnya fungsi organ hati dan meningkatnya asupan bayi, maka penyakit kuning akan berangsur hilang dengan sendirinya. Inilah yang disebut bayi kuning yang normal, atau dalam istilah medisnya disebut juga physiological jaundice.
Tahukah Bunda bahwa bayi kuning dapat terjadi karena kekurangan ASI? Si Kecil yang kekurangan ASI pada hari-hari pertama kehidupannya, akan cenderung kesulitan mengeluarkan bilirubin, sebab kurang menyusu membuatnya jarang buang air besar.
Akibatnya, bilirubin diserap kembali oleh tubuhnya, sehingga tubuhnya menguning. Selain bayi kuning, kenali tanda-tanda bayi kekurangan ASI lainnya di sini: 5 Tanda Si Kecil Kurang ASI dan Cara Mengatasinya.
Sebagian bayi yang kuning juga dapat bermakna bahwa mereka mengalami penyakit, atau disebut juga pathological jaundice, dan cenderung berbahaya. Kuningnya ini disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
Bayi kuning yang normal disebut juga physiological jaundice. Tanda dari bayi kuning yang normal ini ialah:
Untuk mengetahui apakah bayi mengalami penyakit kuning atau tidak, Bunda bisa menekan dengan lembut di bagian dahi atau hidung bayi. Jika setelah itu, kulit wajah yang ditekan itu tampak menguning, ini merupakan tanda bahwa ia mengalami ikterus. Selama kuningnya tidak mencapai dada dan masih mau menyusu, maka kuning ini masih normal.
Bayi dikatakan mengalami kuning yang normal atau physiological jaundice apabila kuningnya muncul pada usia 2-3 hari dan hilang sejak hari ke-7, maksimal ke-21.
Jika gejala bayi kuning masih terjadi setelah lebih dari 3 minggu atau bahkan 1 bulan lebih, maka ada kemungkinan Si Kecil mengalami gangguan lainnya, seperti infeksi, masalah hati, atau penyakit darah. Evaluasi medis diperlukan untuk menentukan penyebab dan penanganan yang tepat bagi bayi yang mengalami kuning yang berlangsung lebih dari 3 minggu.
Ciri-ciri kuning yang patologis pada bayi adalah:
Tanda-tanda bayi kuning yang normal dan tidak mengkhawatirkan lainnya, meliputi:
Bayi yang memiliki kadar bilirubin yang sedikit lebih tinggi dari normal dapat terlihat kuning pada kulit dan bagian putih mata. Kondisi ini biasanya mulai muncul dalam beberapa hari setelah kelahiran dan dapat bertahan selama satu hingga dua minggu.
Perubahan warna kuning pada kulit dan mata biasanya tidak terjadi secara tiba-tiba. Warna kuning bisa bertambah intens setiap hari sebelum mencapai puncaknya, dan kemudian secara bertahap memudar setelah beberapa waktu.
Bayi dengan kadar bilirubin yang sedikit tinggi namun dalam rentang normal biasanya tidak menunjukkan gejala lain seperti kesulitan minum ASI, kelemahan, atau gejala yang tidak biasa. Mereka tetap aktif, dapat makan dengan baik, dan buang air kecil serta tinja dengan normal.
Bayi kuning yang tergolong normal biasanya memiliki kesehatan umum yang baik. Mereka tetap responsif dan tumbuh kembang seperti bayi-bayi lainnya dalam rentang usia yang sama.
Untuk mengetahui apakah bayi mengalami penyakit kuning atau tidak, Bunda bisa menekan dengan lembut di bagian dahi atau hidung bayi. Jika setelah itu, kulit wajah yang ditekan itu tampak menguning, ini merupakan tanda bahwa ia mengalami ikterus. Selama kuningnya tidak mencapai dada dan masih mau menyusu, maka kuning ini masih normal.
Penting untuk diingat bahwa tanda-tanda ini hanya berlaku dalam situasi kadar bilirubin yang tergolong normal dan dapat bervariasi antar individu. Jika ada keraguan atau bayi menunjukkan gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan profesional medis untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang sesuai.
Bahaya bilirubin yang terlalu tinggi ialah kerusakan otak, yang disebut kernicterus.
Para ibu umumnya hanya menyangka sejak awal bahwa bayi ini malas menyusu. Sebagian bayi cenderung rewel, gelisah, dan menangis terus, meskipun ibunya berusaha menyusuinya, sementara badannya sudah mulai menguning akibat bilirubinnya tinggi. Perlu dibedakan dari menangis pada kuning yang normal, bahwa menangis ini karena tubuhnya tidak nyaman akibat bilirubinnya merusak sistem dalam tubuhnya.
Lama-lama, ia menunjukkan situasi yang disebut kernicterus. Tanda-tandanya antara lain kejang, muntah, dan penurunan kesadaran. Kemudian ia menjadi gagal nafas, sehingga dapat berisiko meninggal.
Namun jika kernicterus ini sembuh, Si Kecil berisiko mengalami gangguan jangka panjang dalam otaknya, misalnya gangguan kognitif yang dapat mengganggu kecerdasannya. Bunda, lihat lebih jauh yuk tentang gangguan kognitif ini di sini: Mengenal Gangguan Kognitif pada Si Kecil
Selain kuning ini muncul pada hari-hari pertama kehidupan bayi, banyak ibu juga mungkin sulit mengenali bayi yang kuning di rumah jika kuningnya baru muncul ketika usianya sudah lebih dari 14 hari. Kuning yang baru muncul pada usia lebih dari 14 hari merupakan tanda bahwa terjadi penyakit terkait metabolisme dalam tubuh bayi. Kuning yang baru datang dengan lambat ini banyak terjadi pada bayi yang lahir prematur atau kurang bulan.
Inilah sebabnya Bunda perlu mengetahui cara merawat bayi dengan bayi ketika baru lahir, seperti mengetahui berapa nafas yang normal, dan berapa suhu yang normal. Jika suhunya tidak stabil, maka ini menunjukkan bahwa dia sedang sakit. Yuk, Bunda, ketahui dulu tentang angka suhu bayi yang stabil di sini: Ketahui Suhu Normal Anak dan Cara Mengukurnya dengan Tepat
Pada dasarnya, penyakit bayi kuning tidak memerlukan perawatan khusus karena dapat hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kadar bilirubin tinggi dalam darah bayi, maka diperlukan penanganan khusus dari dokter seperti:
Bunda dapat membantu mempercepat penyembuhan penyakit kuning bayi dengan memberikan ASI eksklusif. Pastikan Bunda menyusu Si Kecil selama 2 jam sehari atau 8 hingga 12 kali dalam sehari.
Sering menyusu dapat menurunkan kadar bilirubin karena Si Kecil harus mengeluarkan feses, sehingga penyerapan bilirubin dalam usus jadi berkurang.
Dengan meningkatkan asupan ASI, Bunda juga dapat mengatasi breastfeeding jaundice, yaitu penyakit kuning yang terjadi karena Si Kecil kekurangan asupan ASI, sehingga kadar bilirubin terus naik.
Jika tubuh bayi terus menguning, biasanya dokter akan menyarankan fototerapi. Tujuan foto terapi ialah mempercepat membuang bilirubin yang berlebihan dalam tubuh Si Kecil.
Proses fototerapi adalah mengubah bilirubin menggunakan cahaya khusus. Tujuannya, supaya bilirubin lebih mudah diurai oleh hati, agar nanti dapat dibuang melalui kencing Si Kecil. Cahaya khusus dalam fototerapi disalurkan melalui lampu bili light. Bisa juga disalurkan melalui selimut khusus bernama biliblanket.
Selama proses terapi, tubuhnya akan dibiarkan telanjang. Tujuannya, seluruh kulit tubuh Si Kecil mendapatkan paparan sinar dari fototerapi tersebut. Kulitnya akan menyerap seluruh sinar dari fototerapi.
Mata Si Kecil juga akan ditutup selama proses fototerapi. Tujuannya ialah menghindarkan dampak negatif fototerapi terhadap mata.
Kejadian bayi tetap kuning setelah fototerapi jarang terjadi. Umumnya, setelah fototerapi, bilirubin menjadi menurun. Lalu fototerapi diulang, kemudian bilirubin menjadi menurun lebih rendah lagi. Hingga akhirnya bilirubin bayi sampai ke kadar yang sehat. Sebab, dalam beberapa kasus, kondisi ini tidak bisa disembuhkan hanya dengan satu kali fototerapi.
Namun, jika kondisi Si Kecil tidak membaik, dokter bisa saja menyarankan untuk melakukan exchange transfusion atau tranfusi tukar.
Exchange transfusion atau transfusi tukar merupakan proses pengeluaran darah bayi menggunakan kateter yang ditempatkan di pembuluh darah dan diganti dengan darah dari pendonor yang mengandung kadar bilirubin normal.
Berdasarkan studi dari The New England Journal of Medicine, prosedur ini jauh lebih efektif dan minim efek samping untuk mengobati penyakit kuning pada bayi.
Demikianlah penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi bayi kuning Bun. Apabila penyakit kuning pada Si Kecil tak kunjung hilang, dan disertai dengan demam, menolak menyusu, atau bayi tampak lemas, maka Bunda perlu segera membawa Si Kecil ke dokter spesialis anak untuk penanganan lebih lanjut. Semoga artikel ini bermanfaat ya, Bun!
Tahukah Bunda bahwa bayi kuning termasuk kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Selain gangguan ini, masih ada beberapa hal lainnya yang perlu Bunda perhatikan, misalnya kebersihan tubuh SI Kecil. Untuk informasi lengkapnya, yuk Bun baca: Perawatan tepat bayi baru lahir.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Ciri-ciri Penyakit Bayi Kuning dan Cara Perawatannya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?