Jika Bunda baru saja selesai melangsungkan persalinan, kebahagiaan luar biasa pasti meliputi hati. Kini, Bunda akan memiliki peran baru sebagai orang tua untuk merawat dan membesarkan Si Kecil dengan penuh kasih sayang. Apabila ini adalah kelahiran anak pertama, wajar jika Bunda memiliki banyak pertanyaan, bahkan mungkin sedikit cemas tentang bagaimana perawatan bayi baru lahir yang tepat.
Dari hal-hal paling sederhana seperti memandikan, mengganti popok, hingga mengenali setiap tangisannya. Masa-masa awal dalam merawat bayi yang baru lahir memang penuh tantangan, namun juga merupakan momen yang sangat berharga untuk membangun ikatan dengan buah hati. Untuk membantu Bunda menjalani fase ini dengan lebih tenang dan percaya diri, artikel ini akan memberikan panduan lengkapnya.
Mari kita selami setiap detail penting agar Bunda bisa memberikan perhatian dan penanganan yang sesuai, memastikan Si Kecil tumbuh sehat dan nyaman di awal kehidupannya. Untuk panduan umum yang lebih luas, Bunda bisa melihat merawat bayi baru lahir, apa saja yang perlu diperhatikan.
Perawatan bayi baru lahir membutuhkan pemahaman yang tepat agar Bunda bisa memberikan perhatian dan penanganan yang sesuai. Untuk Bunda yang baru memiliki momongan, berikut panduan langkah demi langkah yang bisa diterapkan:
Setiap bayi yang baru lahir biasanya akan mengeluarkan air mata. Karena sejak di dalam kandungan Si Kecil belum pernah menangis dalam arti sebenarnya, air mata ini akan mengalir ke saluran di ujung mata dekat hidung. Beberapa menit pertama, air mata bayi berfungsi membunuh kuman.
Namun, lewat beberapa menit, air mata ini justru bisa menjadi media pertumbuhan kuman jika tidak dialirkan. Untuk itu, Bunda perlu melakukan pemijatan dengan lembut di area sudut mata (dekat hidung), menarik ke bawah dan ke arah hidung. Pijatan ini berfungsi untuk membantu membuka saluran air mata Si Kecil yang mungkin masih tersumbat, sehingga air mata bisa mengalir lancar dan mata tetap bersih.
Setiap bayi yang baru lahir biasanya memiliki cradle cap atau kerak di kulit kepala. Ini disebabkan oleh penumpukan minyak alami kulit, sel kulit mati, dan kadang dipicu oleh polusi udara dan debu. Bunda bisa menggunakan baby oil atau minyak kelapa dan memijatkannya pada kulit kepala Si Kecil dengan lembut untuk membantu melunakkan kerak.
Biarkan beberapa menit, lalu sisir lembut untuk mengangkatnya sebelum memandikan. Setelah itu, untuk perawatan kulit kepala sehari-hari, Bunda harus memastikan kulit kepala Si Kecil tetap kering setelah mandi, karena kerak ini akan semakin menjadi jika kulit kepala dalam keadaan berkeringat atau lembab.
Nanti, jika Si Kecil sudah berusia sekitar 3 minggu dan Bunda sudah mulai menyesuaikan diri dengan kebiasaan Si Kecil sehari-hari, Bunda dapat mempertimbangkan untuk mencukur rambut Si Kecil. Umumnya, cukur rambut ini merupakan kebiasaan spiritual atau rohani di beberapa masyarakat, selain juga karena untuk membuat kulit kepala Si Kecil lebih bersih dan rambut baru tumbuh lebih kuat. Yuk, Bunda, lihat cara mencukur rambut bayi sendiri di rumah jika Bunda tertarik melakukannya.
Tali pusar adalah jembatan kehidupan antara Bunda dan Si Kecil selama di dalam kandungan. Umumnya, sisa tali pusar akan puput (lepas) sekitar 1-2 minggu setelah kelahiran. Dalam rentang waktu ini, jika tali pusar masih belum puput, Bunda harus menjaganya dari kotoran dan infeksi karena area ini sangat rentan.
Untuk itu, bersihkan area sekitar tali pusar dengan air matang atau kapas yang dibasahi air steril, lalu pastikan tali pusar selalu dalam keadaan kering. Hindari menutupinya dengan popok. Jika tali pusar terkena air atau basah saat mandi, Bunda bisa menggunakan tisu atau kain kasa steril untuk mengeringkannya dengan lembut. Pastikan popok dilipat di bawah tali pusar agar tetap kering dan tidak lembab.
Setiap kali Bunda mengganti baju atau popok Si Kecil, Bunda sebaiknya mengurut atau memijat lembut kulit dada dan perut Si Kecil. Selain untuk memijat dan membuat Si Kecil rileks, pijatan ini juga memiliki fungsi penting untuk mendeteksi apakah kulit Si Kecil mengalami kuning.
Kondisi kuning pada Si Kecil yang baru lahir umum terjadi pada 2-3 hari pertama kehidupannya (kuning fisiologis). Namun, jika kuning berlangsung setelah usianya 5 atau 7 hari, atau semakin pekat, maka ini bisa bermakna Si Kecil sedang sakit dan membutuhkan perhatian medis. Kenapa bayi sampai bisa kuning? Yuk, pahami alasannya pada halaman berikut: Bayi Kuning: Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya.
Kulit bayi yang baru lahir sangat halus dan rentan terhadap kekeringan maupun iritasi. Bunda harus menjaga kelembaban kulit Si Kecil setiap waktu agar terhindar dari kekeringan dan lecet. Bunda bisa memakaikan baby oil atau lotion khusus bayi yang hipoalergenik setelah mandi.
Produk ini bermanfaat untuk membuat kulit Si Kecil tetap halus, lembut, dan terhindar dari lecet akibat gesekan. Sedangkan untuk mengatasi biang keringat, Bunda bisa memberikan bedak khusus bayi yang berbahan dasar alami dan tidak mengandung talc (atau pilih lotion khusus biang keringat). Selain itu, ada juga cara lainnya yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi biang keringat pada Si Kecil.
Jika ada cairan atau kotoran yang keluar dari telinga atau hidung Si Kecil, Bunda harus membersihkannya dengan hati-hati. Gunakan kapas lembut yang dibasahi air matang atau tisu bayi yang lembut untuk membersihkan bagian luar telinga dan hidung.
Hindari penggunaan cotton buds, tisu yang digulung kecil, atau menggunakan jari tangan untuk membersihkan bagian dalam telinga atau lubang hidung. Tindakan ini justru akan mendorong kotoran lebih jauh ke dalam, sehingga semakin sulit untuk dibersihkan dan berisiko melukai Si Kecil.
Endapan susu pada bagian lidah Si Kecil sebenarnya tidak perlu dibersihkan dengan paksa, karena lapisan ini sangat halus dan bisa menimbulkan lecet jika digosok terlalu keras. Setelah bayi berusia sekitar 3 bulan, endapan susu perlahan-lahan akan hilang dengan sendirinya seiring dengan meningkatnya produksi air liur dan gerakan lidah Si Kecil. Jika Bunda ingin membersihkan, cukup gunakan kasa steril yang dibasahi air matang dan usap lembut bagian dalam pipi, gusi, dan lidah tanpa menggosok.
Kuku bayi yang baru lahir cenderung sangat sensitif dan lunak, namun bisa juga tajam dan panjang. Karena itulah, Bunda harus berhati-hati saat memotong kuku Si Kecil. Gunakan gunting kuku bayi berujung tumpul atau gunting kuku khusus bayi. Lakukan saat bayi sedang tidur pulas atau setelah mandi saat kuku lebih lembut.
Pegang jari bayi dengan mantap dan potong kuku mengikuti lengkungan alami jari, jangan sampai kulitnya ikut terpotong. Setelah memotong, jangan lupa dikikir dengan kikir kuku bayi, Bun. Jika tidak, kukunya yang tajam bisa menggores bagian tubuh lain, sebab bayi akan menggunakan tangannya untuk menyentuh apapun, termasuk bagian wajahnya.
Popok yang basah dan kotor akan menyebabkan berbagai macam iritasi pada bokong bayi, yang dikenal sebagai ruam popok. Gesekan popok yang basah dengan air kencing atau tinja Si Kecil akan menyebabkan timbulnya gatal, kemerahan, dan rasa tidak nyaman di area sekitar bokong. Untuk mencegahnya, Bunda harus menjaga area bokong Si Kecil tetap kering dan bersih.
Ganti popok segera setelah bayi buang air kecil atau besar. Bersihkan bokong dengan air mengalir atau tisu bayi yang lembut, lalu keringkan dengan menepuk-nepuk lembut (jangan digosok) sebelum memakaikan popok baru. Jika usaha pencegahan tidak berhasil, Bunda perlu mengurangi penggunaan popok sekali pakai (diapers), seperti hanya saat bepergian saja atau saat tidur malam, dan biarkan kulit bokong "bernapas" lebih sering.
Selain langkah-langkah perawatan spesifik, ada beberapa tips umum yang bisa membantu Bunda menjalani masa perawatan bayi baru lahir dengan lebih tenang dan percaya diri:
Ketika Bunda melakukan perawatan kepada Si Kecil yang baru lahir, tanpa kita sadari Si Kecil merespon dengan gerakan-gerakan spontan atau refleks, lho. Misalnya saat Bunda menyentuh telapak tangan Si Kecil, ia bisa menggenggam jari Bunda dengan sangat erat (disebut grasp reflex).
Ada juga rooting reflex (mencari puting saat pipi disentuh) atau sucking reflex (menghisap saat ada sesuatu di mulut). Memahami gerakan-gerakan refleks alami ini akan membantu Bunda mengenali respons normal bayi dan berinteraksi dengannya dengan lebih baik. Masih banyak gerakan-gerakan refleks Si Kecil lainnya yang bisa Bunda pelajari pada artikel ini: "Bun, Kenali 12 Macam Refleks pada Bayi yang Baru Lahir".
Salah satu perhatian utama bagi orang tua baru adalah tidur bayi. Pastikan Si Kecil selalu tidur dalam posisi terlentang di tempat tidurnya sendiri yang datar, keras, dan bebas dari benda-benda yang dapat menyebabkan tersedak atau menghambat pernapasan (seperti bantal, selimut tebal, guling, boneka, atau mainan).
Hindari menempatkan bayi tidur di tempat tidur dewasa atau sofa yang empuk. Lingkungan tidur yang aman sangat penting untuk mengurangi risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
Meskipun Bunda sudah melakukan perawatan bayi baru lahir dengan maksimal, penting untuk mengetahui kapan saatnya mencari bantuan medis. Segera hubungi dokter anak jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda bahaya seperti demam tinggi (di atas 38°C untuk bayi di bawah 3 bulan), kesulitan bernapas, kulit kebiruan, sangat lemas dan tidak responsif, tidak mau menyusu, tangisan yang tidak biasa, kejang, atau adanya ruam yang menyebar cepat. Kepekaan Bunda terhadap perubahan kondisi Si Kecil adalah kunci untuk penanganan yang cepat dan tepat.
Selain hal-hal yang perlu dilakukan, ada beberapa anjuran penting yang harus dihindari saat merawat bayi baru lahir demi keamanannya:
Bunda, perawatan bayi baru lahir memang merupakan tugas yang besar, namun juga penuh dengan kebahagiaan dan pembelajaran. Dengan berbekal informasi yang tepat, Bunda bisa menjalankan peran ini dengan lebih tenang dan penuh percaya diri. Setiap sentuhan, setiap kata, dan setiap perhatian yang Bunda berikan adalah investasi tak ternilai untuk tumbuh kembang Si Kecil sebagai #GenerasiPlatinum.
Kenali lebih dalam tentang hal-hal yang perlu Bunda perhatikan dalam merawat Si Kecil dengan membaca artikel lainnya, atau dapatkan kiat untuk berbelanja kebutuhan Si Kecil yang baru lahir agar persiapan Bunda semakin matang. Jika Bunda memiliki kekhawatiran mengenai kondisi tertentu seperti berat badan lahir rendah, jangan ragu untuk berkonsultasi langsung dengan dokter anak.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Perawatan Bayi Baru Lahir: Panduan Lengkap untuk Orang Tua Baru
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?