Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada terjadi anak. Antibiotik dapat membunuh bakteri dan mencegah perkembangannya. Tiap infeksi membutuhkan jenis antibiotik yang berbeda-beda.
Sekarang ini, terdapat lebih dari 100 jenis antibiotik yang dapat menangani penyakit akibat infeksi ringan hingga penyakit akibat infeksi berat yang dapat mengancam jiwa. Meski demikian, antibiotik bukanlah penyembuh segala macam penyakit.
Seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi atau mencegah infeksi bakteri. Akan tetapi, obat ini tidak cukup efektif untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan yang disebabkan oleh virus. Antibiotik bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan atau membunuh sel bakteri sehingga infeksi bakteri tersebut bisa teratasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, antibiotik memiliki beberapa manfaat antara lain:
Penggunaan antibiotik juga dapat menimbulkan efek samping untuk beberapa anak. umumnya efek yang akan dirasakan oleh tubuh tergolong masalah yang ringan. Namun, ada juga efek yang cukup serius walaupun kemungkinan untuk mengalaminya sangatlah kecil.
Berikut beberapa efek samping yang mungkin akan dialami oleh Si Kecil akibat menggunakan antibiotik.
Sedangkan untuk efek samping yang serius adalah munculnya reaksi alergi yang parah dan cukup berbahaya, seperti anafilaksis. Bunda, mari ketahui lebih lanjut efek samping antibiotik agar Bunda dapat mencegah risiko tersebut dan menjaga kesehatan Si Kecil dengan lebih baik. Baca artikel selengkapnya di sini: Efek Samping Antibiotik Bila Dikonsumsi Sembarangan.
Seperti yang telah disinggung di atas, antibiotik harusnya hanya digunakan pada penyakit yang disebabkan infeksi bakteri. Obat jenis ini tidak akan bermanfaat jika diberikan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh virus atau jamur. Tapi, fakta yang terjadi sekarang ini adalah sebagian Ayah dan Bunda menganggap antibiotik merupakan jawaban atas tiap sakit yang dialami Si Kecil.
Salah satu alasan mengapa antibiotik termasuk dalam golongan obat resep dan bukan obat bebas adalah karena hanya melalui pemeriksaan dokterlah kita tahu bahwa infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri, bukan virus atau jamur.
Apabila digunakan tidak sesuai dengan aturan, maka kondisi tersebut termasuk ke dalam kategori penyalahgunaan antibiotik. Pemakaian antibiotik yang tidak sesuai indikasi dan anjuran dokter, tentu saja bisa menimbulkan efek lain di tubuh seperti resistensi antibiotik, suatu kondisi ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik.
Antimicrobial Resistance in Indonesia (AMRIN) pada 2000-2005 lalu melakukan penelitian pada 781 pasien yang dirawat di rumah sakit dan mendapatkan bahwa 81% bakteri Eschericia coli sudah resistan terhadap berbagai jenis antibiotik. Di antaranya antibiotik ampisilin sebanyak 73%, kotrimoksazol sebanyak 56%, kloramfenikol sebanyak 43%, siprofloksasin sebanyak 22%, dan gentamisin sebanyak 18%.
Sungguh mengkhawatirkan. Jika resistensi antibiotik sudah terjadi tentu akan sulit menentukan pilihan pengobatan yang memadai untuk tiap penyakit sehingga dapat menimbulkan masalah baru di dunia kesehatan. Untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik, Bunda harus turut andil dengan bijak menggunakan obat di keluarga.
Terdapat beberapa kondisi yang diperbolehkan Si Kecil menggunakan antibiotik. Berikut beberapa masalah kesehatan yang diakibatkan oleh bakteri sehingga penggunaan antiobioik sangat disarankan karena efektif mengatasi hal ini, yaitu:
Secara umum, penggunaan antibiotik dapat mengobati berbagai keluhan yang terjadi pada bagian tubuh tertentu, kulit, dan juga pada organ dalam.
Berikut adalah beberapa masalah kesehatan Si Kecil yang tidak perlu diberikan antibiotik, antara lain:
Beberapa penyakit yang menyebabkan gejala batuk dan pilek, misalnya selesma dan influenza, timbul sebagai akibat dari infeksi virus. Ini artinya Si Kecil tidak membutuhkan antibiotik. Sebaliknya, Bunda bisa merawat Si Kecil secara mandiri di rumah. Untuk dapat melakukan ini, tentu Bunda harus paham bagaimana cara mengatasi pilek dan batuk yang dialami Si Kecil. Jika Bunda belum mengetahui caranya, baca artikel ini yuk: Gejala Batuk Pilek pada Anak dan Cara Mengatasinya
Demam merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh melawan infeksi akibat virus, bakteri, atau parasit. Namun, selama penyebab timbulnya demam belum jelas, jangan berikan antibiotik pada Si Kecil. Cukup obat penurun panas saja. Selain itu, Bunda juga bisa menangani demam Si Kecil secara alami, selengkapnya yuk baca: Cara menurunkan panas anak tanpa obat.
Tak jarang pilek dan batuk pada Si Kecil berkaitan dengan reaksi alergi. Apalagi jika gejala tersebut hilang-timbul dan berkepanjangan. Bunda perlu mencari tahu apakah Si Kecil sedang mengalami alergi atau tidak. Cara mengatasi alergi yang utama adalah dengan menghindari paparan dengan alergen.
Umumnya, sakit tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus, dengan demikian tidak membutuhkan antibiotik. Tetapi, apabila dokter sudah memastikan sakit tenggorokan disebabkan infeksi bakteri, seperti oleh bakteri Streptococcus pyogenes, maka Si Kecil perlu diberikan antibiotik.
Sakit tenggorokan juga bisa menjadi gejala Si Kecil mengalami radang. Jika ini terjadi pada Si Kecil, ada beberapa yang bisa Bunda lakukan untuk menanganinya. Yuk pelajari selengkapnya: Cara mengatasi radang tenggorokan dan cirinya.
Kondisi ini umumnya menimbulkan gejala batuk berdahak, sesak napas, panas dingin, dan demam. Biasanya bronkitis akut disebabkan oleh virus influenza sehingga tidak membutuhkan antibiotik. Antibiotik diberikan bila memang sudah dipastikan adanya infeksi bakteri.
Untuk menggunakan antibiotik secara aman dan tepat, ada beberapa hal yang harus Bunda perhatikan agar tidak salah dalam pemakaiannya.
Dengan memahami aturan ini penggunaan ini, Bunda dapat mengetahui kapan waktu yang tepat menggunakan antibiotik dan dapat menghindarkan Si Kecil dari resistensi antibiotik.
Nah, sekarang Ayah dan Bunda sudah tahu bahwa tidak semua penyakit harus diberikan antibiotik. Gunakan antibiotik dengan bijaksana. Dukung kesehatan Si Kecil dengan memberikan makanan yang padat gizi serta istirahat yang cukup. Bunda juga bisa memberikannya nutrisi yang mengandung laktoferin, nukleotida, probiotik dan prebiotik, yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tubuh Si Kecil mendapat perlindungan ganda.
Bunda, pelajari lebih dalam seputar gejala dan penanganan bronkitis pada artikel ini: Bronkitis pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Fungsi Antibiotik untuk Anak dan Kapan Digunakan
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?