Kondisi kekurangan vitamin disebut juga sebagai avitaminosis. Gejalanya bisa beragam, tergantung dari vitamin apa yang kekurangan asupannya. Kasus defisiensi vitamin pada anak memang sering terjadi, sebab memang sulit menakar kecukupan vitamin dan mikronutrien lainnya dari menu makanan sehari-hari. Yuk, simak lebih lanjut agar Ayah dan Bunda bisa memahaminya secara tuntas.
Tahukah Bunda, kekurangan alias defisiensi vitamin pada Si Kecil bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang dan kesehatannya. Maka, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter gizi untuk mendapatkan hasil yang lebih valid. Nah, supaya Bunda dapat memperkirakan apakah Si Kecil tercukupi kebutuhan vitaminnya, kenali tanda avitaminosis berikut ini.
Defisiensi vitamin A terjadi pada anak-anak yang kekurangan ASI, kekurangan susu (setelah masa ASI eksklusifnya selesai), jarang makan kuning telur, buah, sayuran, dan hati.
Gejala kekurangan vitamin A antara lain adalah pertumbuhannya terhambat dan mudah mengalami infeksi. Terjadi kulit kering, kasar, dan juga tampak menebal. Sering juga dijumpai bahwa Si Kecil mengalami rabun senja, artinya mata mulai buram begitu sore hari. Dokter yang memeriksanya akan dapat melihat bahwa Si Kecil mengalami keratomalasia. Keratomalasia adalah kondisi mata terkikis pada bagian korneanya, oleh karena kekurangan air mata yang diakibatkan defisiensi vitamin A.
Namun, jika Si Kecil mengalami gejala mata merah, yuk, cari tahu penyebab dan cara mengatasinya pada artikel ini: Penyebab Mata Merah pada Anak dan Cara Mengatasinya.
Defisiensi vitamin D ditandai gejala pada tulang kaki yang terlihat bengkok meskipun Si Kecil tidak pernah mengalami trauma. Ini disebabkan Si Kecil tidak memperoleh ASI, makanan, atau paparan sinar matahari yang cukup.
Akibatnya, tidak ada sinar matahari yang membantu metabolisme kalsium dan fosfor. Sehingga kalsium dan fosfor yang sudah diasup oleh Si Kecil tidak bisa terserap oleh usus dengan optimal. Dampaknya, tak ada cukup kalsium untuk membentuk tulang dan gigi. Dokter akan melihat bahwa tulang Si Kecil tidak tumbuh dengan wajar. Lempeng tulangnya membesar, sehingga persendiannya ikut membesar. Penyakit ini, umumnya disebut rakitis.
Agar kondisi ini tidak terjadi, Bunda perlu menjaga asupan vitamin ini dengan menyajikan makanan terbaiknya. Selain itu, memahami angka kebutuhan vitamin D harian juga tak kalah penting. Dengan mengetahui hal ini, tentu asupannya terjaga dan manfaat vitamin ini dapat berdampak pada tumbuh kembangnya. Untuk informasi lengkap terkait hal ini, yuk, baca artikel berikut: Vitamin D untuk Anak: Manfaat dan Sumber Terbaiknya
Defisiensi vitamin E tampak ketika Si Kecil kurang gesit ketika melakukan gerakan sederhana, misalnya mengambil benda. Kekurangan ini dapat berdampak pada koordinasi otot pada anak.
Bunda perlu tahu bahwa vitamin E juga berguna untuk melindungi nutrisi asam lemak esensial dan vitamin A yang telah diasup oleh Si Kecil. Penting sekali bagi Bunda untuk memberi sumber utama vitamin E ini, yaitu ASI, susu, buah, sayuran, gandum, kuning telur, hati, dan mentega.
Anak yang mengalami defisiensi vitamin K umumnya gampang mimisan dan mudah memar. Ini terjadi karena proses pembekuan darah dalam tubuh yang seharusnya berlangsung pada anak normal, tidak terjadi dengan baik pada Si Kecil.
Pembekuan darah ini dibantu oleh vitamin K, maka Si Kecil sangat perlu memperoleh sumber vitamin ini. Sumber vitamin K ialah susu, sayuran, hati, dan daging.
Gejala defisiensi vitamin C juga mirip seperti vitamin K, yaitu gampang mimisan dan mudah memar. Sebab, vitamin C juga berperan dalam proses pembekuan darah dalam tubuh. Baca artikel berikut untuk mengetahui, ya Bunda: Penyebab Mimisan Pada Anak dan Cara Mengatasinya.
Salah satu penyakit yang umum terjadi karena defisiensi ini ialah penyakit scurvy. Gejalanya adalah lemas, anemia, bintik-bintik merah pada kulit, dan adanya gusi yang mudah berdarah juga.
Bunda dapat mengatasi ini dengan banyak memberikan sumber vitamin C, antara lain ASI, susu, buah, dan sayuran. Vitamin C sendiri juga berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi, sehingga jika kekurangan, maka dapat terjadi penyakit anemia.
Defisiensi vitamin B12 tampak dari gejala berupa gampang lelah, lesu, dan pucat. Sebab, Si Kecil kekurangan sel darah merah, dan sel ini dibentuk dari vitamin B12.
Dokter yang memeriksanya juga akan mendapatkan bahwa fungsi saraf Si Kecil ini cenderung berkurang, sehingga ia cenderung kesulitan menjalankan fungsi motorik tubuhnya. Dampaknya, perkembangan motoriknya terganggu dan ia mengalami kegagalan tumbuh kembang.
Sebetulnya, Si Kecil sudah memiliki vitamin B12 dalam tubuhnya sejak lahir, karena didapatkannya semenjak dari dalam kandungan Bunda. Namun, jumlah ini akan berkurang setelah usia 8 bulan, dan Bunda perlu menggantikannya dengan ASI, susu, daging, kuning telur, dan produk olahan susu lainnya.
Vitamin B12 tidak hanya berfungsi pada saraf-saraf motorik saja, tetapi juga berfungsi pada saraf lainnya, termasuk saraf otak. Vitamin B12 merupakan salah satu dari sekian banyak vitamin yang mendukung kecerdasan otak, sehingga penting sekali untuk memenuhi kebutuhannya. Yuk, Bunda, lihat vitamin-vitamin yang menyokong fungsi otak ini di sini: Vitamin untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Gejala Kekurangan Vitamin pada Anak yang Wajib Bunda Tahu
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?