Efek Samping Antibiotik Bila Dikonsumsi Sembarangan

Morinaga Platinum ♦ 23 Agustus 2024

Efek Samping Antibiotik Bila Dikonsumsi Sembarangan

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk melawan infeksi bakteri di dalam tubuh. Obat ini bekerja dengan membunuh bakteri atau menghambat pertumbuhannya, sehingga Si Kecil bisa pulih dari penyakit dengan lebih cepat. Ketika digunakan dengan benar, antibiotik sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai jenis infeksi, mulai dari infeksi telinga hingga pneumonia. 

Namun, penting bagi Bunda untuk memahami bahwa penggunaan antibiotik yang tidak sesuai anjuran dokter dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan Si Kecil, seperti gangguan pencernaan hingga resistensi antibiotik. Bunda, yuk, simak lebih lanjut untuk mengetahui apa saja efek samping antibiotik dan bagaimana cara menghindarinya.

Kapan Efek Samping Bisa Terjadi? 

Efek samping dari antibiotik biasanya muncul ketika penggunaannya tidak sesuai dengan dosis, durasi, atau tanpa konsultasi dengan dokter. Misalnya, jika Bunda memberikan antibiotik kepada Si Kecil tanpa resep dokter atau menghentikan pengobatan sebelum waktunya, bakteri yang ada di tubuhnya mungkin tidak sepenuhnya hilang. Ini bisa menyebabkan bakteri tersebut berkembang menjadi lebih kuat dan kebal terhadap antibiotik, yang dikenal sebagai resistensi antibiotik.

Selain itu, efek samping juga bisa terjadi jika Si Kecil menerima antibiotik yang tidak sesuai dengan jenis infeksi yang dideritanya. Tidak semua infeksi memerlukan antibiotik, terutama jika penyebabnya adalah virus. 

Memberikan antibiotik untuk kondisi yang tidak memerlukannya hanya akan mengganggu keseimbangan bakteri baik di tubuh Si Kecil, yang bisa memicu masalah kesehatan lain seperti gangguan pencernaan atau infeksi jamur. Oleh karena itu, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan antibiotik kepada Si Kecil.

Efek Samping Antibiotik Bila Digunakan Tidak Sesuai Saran Dokter

Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan anjuran dokter dapat menyebabkan berbagai efek samping yang berpotensi merugikan kesehatan Si Kecil. Beberapa di antaranya mungkin terlihat sepele, tetapi bisa berkembang menjadi masalah yang lebih serius jika diabaikan.

Gangguan Pencernaan

Salah satu efek samping yang paling umum dari penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah gangguan pencernaan. Si Kecil mungkin mengalami diare, yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan bakteri baik di usus. 

Antibiotik tidak hanya membunuh bakteri penyebab infeksi, tetapi juga bakteri baik yang berfungsi untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Akibatnya, Si Kecil bisa mengalami diare yang berlangsung selama beberapa hari, bahkan setelah pengobatan selesai.

Selain diare, mual dan muntah juga sering terjadi sebagai reaksi tubuh terhadap antibiotik. Efek samping ini biasanya muncul beberapa saat setelah Si Kecil mengonsumsi antibiotik, terutama jika obat diminum saat perut kosong. Gangguan ini tidak hanya membuat Si Kecil merasa tidak nyaman, tetapi juga bisa mengganggu asupan nutrisi yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangannya. 

Reaksi Alergi

Efek samping antibiotik lainnya yang mungkin terjadi adalah reaksi alergi. Beberapa anak mungkin memiliki sensitivitas terhadap jenis antibiotik tertentu, yang bisa memicu reaksi alergi.

Salah satu gejala yang paling umum adalah munculnya ruam pada kulit, berupa bintik-bintik merah yang terasa gatal (urtikaria atau hives). Ruam ini bisa muncul di beberapa bagian tubuh Si Kecil dan biasanya timbul dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah mengonsumsi antibiotik.

Reaksi alergi juga bisa menyebabkan batuk, mengi (suara seperti siulan saat bernapas), dan rasa sesak di tenggorokan yang dapat membuat Si Kecil kesulitan bernapas. Gejala-gejala ini menunjukkan adanya alergi yang lebih serius dan memerlukan penanganan medis segera. Jika Bunda melihat tanda-tanda ini setelah Si Kecil mengonsumsi antibiotik, segera hentikan penggunaan obat dan hubungi dokter.

Infeksi Jamur

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga bisa menyebabkan infeksi jamur pada Si Kecil. Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri penyebab infeksi, tetapi sayangnya, ini juga bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik yang ada di tubuh Si Kecil. Ketika bakteri baik ini berkurang, jamur yang biasanya dikendalikan oleh bakteri baik dapat berkembang biak dengan cepat, menyebabkan infeksi jamur.

Pada anak-anak, infeksi jamur ini sering terjadi di mulut, dikenal sebagai sariawan, atau di area popok yang disebut ruam popok jamur. Gejala yang dapat Bunda amati meliputi bercak putih di lidah dan bagian dalam pipi Si Kecil, atau ruam merah dan iritasi di area popok yang sulit sembuh dengan perawatan biasa. 

Infeksi ini biasanya muncul setelah Si Kecil menjalani pengobatan antibiotik, terutama jika diberikan dalam jangka waktu yang lama, dengan dosis yang tinggi, atau tidak sesuai dengan saran dokter. 

Resistensi Antibiotik

Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri yang ada di tubuh Si Kecil menjadi kebal terhadap antibiotik yang seharusnya dapat membunuh atau menghambat pertumbuhannya. 

Kondisi ini disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak sesuai, seperti pemberian antibiotik yang tidak perlu, dosis yang tidak tepat, atau menghentikan pengobatan sebelum waktunya. Ketika antibiotik digunakan secara sembarangan, bakteri dapat mengalami mutasi atau mempelajari cara untuk bertahan hidup, sehingga antibiotik tidak lagi efektif.

Akibat dari resistensi antibiotik sangat serius. Jika Si Kecil terkena infeksi bakteri yang resisten, pengobatan akan menjadi lebih sulit, memerlukan antibiotik yang lebih kuat, dan mungkin saja menyebabkan komplikasi yang lebih parah. Infeksi yang dulunya mudah diobati bisa berubah menjadi kondisi yang mengancam nyawa.

Sekarang Bunda sudah memahami apa saja efek samping antibiotik yang mungkin terjadi. Untuk mencegahnya, pastikan Bunda memberikan antibiotik kepada Si Kecil sesuai dengan resep dan petunjuk dokter. Jangan lupa untuk selalu menyelesaikan seluruh dosis yang diberikan, meskipun Si Kecil terlihat sudah membaik. Dengan begitu, Bunda bisa membantu menjaga kesehatan Si Kecil dan mencegah risiko efek samping yang tidak diinginkan.

Selain itu, Bunda juga harus memperhatikan jadwal minum obat dan susu Si Kecil. Beberapa jenis antibiotik, misalnya, dapat berinteraksi dengan kalsium dalam susu, sehingga obat menjadi kurang efektif. Yuk, ketahui lebih lanjut bolehkah minum obat dengan susu pada artikel ini: Bolehkah Minum Obat Setelah Minum Susu?

Referensi:

  • My Cleveland Clinic. Antibiotics. Diakses pada 20 Agustus 2024. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/16386-antibiotics.
  • NHS. Side effects Antibiotics. Diakses pada 20 Agustus 2024. https://www.nhs.uk/conditions/antibiotics/side-effects/