Kenali Selesma Pada Anak dan Cara Tepat Mengatasinya

Morinaga Platinum ♦ 21 Juli 2023

Kenali Selesma Pada Anak dan Cara Tepat Mengatasinya

Selesma atau common cold adalah salah satu infeksi ringan yang sering dialami anak-anak. Meski tergolong ringan, kondisi ini bisa membuat Si Kecil merasa tidak nyaman, rewel, dan mengganggu aktivitas hariannya. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memahami cara mengenali gejala selesma, membedakannya dengan flu, serta mengetahui bagaimana cara perawatan yang tepat agar Si Kecil lekas pulih.

Untuk membantu Bunda lebih memahami kondisi ini, berikut penjelasan lengkap seputar selesma pada anak, penyebab, gejala, hingga langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan sejak dini.

Apa Itu Selesma?

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas. Umumnya, penyakit ini menyebabkan hidung tersumbat, batuk, bersin-bersin, pilek, tenggorokan terasa sakit, dan kadang-kadang demam ringan. Infeksi ini sering terjadi pada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang dan belum sekuat orang dewasa.

Dalam satu tahun, anak-anak bisa terserang selesma sebanyak lima hingga sepuluh kali. Penularannya sangat cepat, terutama melalui droplet dari orang yang terinfeksi saat batuk atau bersin, atau melalui sentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi virus.

Selesma biasanya tidak berbahaya, namun dapat menjadi lebih serius jika tidak ditangani dengan baik, terutama jika daya tahan tubuh anak sedang menurun.

Penyebab Selesma Pada Anak

Penyebab utama selesma adalah infeksi virus, terutama Rhinovirus dan Coronavirus. Virus ini sangat mudah menyebar melalui udara saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Selain itu, virus juga dapat menempel pada permukaan benda-benda yang kemudian disentuh oleh anak, dan masuk ke tubuh melalui hidung atau mulut.

Anak-anak lebih rentan terkena selesma karena sering bermain di luar, menyentuh banyak benda, dan belum memiliki kebiasaan cuci tangan yang baik. Imunitas tubuh mereka yang masih berkembang juga menjadi faktor utama mengapa mereka lebih sering mengalami infeksi seperti ini.

Selain itu, cuaca dingin dan perubahan suhu ekstrem juga bisa menurunkan daya tahan tubuh dan memicu timbulnya selesma pada anak-anak.

Gejala Selesma Pada Anak

Gejala selesma biasanya muncul dalam waktu 1 hingga 3 hari setelah anak terpapar virus. Gejala awalnya mungkin ringan, namun bisa bertambah intens selama beberapa hari. Secara umum, selesma berlangsung selama 7 hingga 10 hari, dan akan mereda dengan sendirinya jika daya tahan tubuh anak baik.

Beberapa gejala umum selesma pada anak meliputi:

  • Hidung tersumbat atau berair
  • Bersin-bersin
  • Batuk kering atau berdahak
  • Pilek atau ingus yang mengalir terus-menerus
  • Tenggorokan terasa sakit atau gatal. Yuk, temukan penanganan yang tepat di artikel ini: Ciri radang tenggorokan dan cara mengatasinya.
  • Sakit kepala ringan
  • Nyeri otot ringan
  • Demam ringan (pada beberapa kasus)

Karena gejalanya mirip dengan beberapa kondisi lain, penting untuk mengamati durasi dan keparahan gejala. Jika setelah 3 hari tidak membaik, atau muncul gejala berat, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. 

Salah satu gejala selesma adalah bersin-bersin. Namun, tahukah Bunda jika ada beberapa masalah yang memiliki gejala serupa dengan selesma, misalnya alergi dingin. Bedanya gejala alergi dingin biasanya disertai dengan beberapa gejala lainnya, seperti bengkak dan ruam. Penjelasan lengkap terkait kondisi ini, baca yuk: Ciri Alergi Dingin dan Cara Mengatasinya.

Perbedaan Gejala Selesma dan Influenza

Meski sering disamakan, selesma dan influenza adalah dua kondisi yang berbeda. Selesma umumnya lebih ringan dibandingkan flu, dan disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Perbedaan utama terletak pada tingkat keparahan dan gejala penyerta yang dirasakan oleh anak.

Selesma biasanya menyebabkan pilek, batuk ringan, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan influenza bisa menimbulkan demam tinggi, nyeri otot yang hebat, kelelahan ekstrim, dan batuk kering yang lebih parah.

Selain itu, flu juga bisa menyebabkan anak menggigil dan tidak nafsu makan. Jika gejala yang muncul lebih berat atau bertahan lebih dari seminggu, penting untuk memastikan apakah itu selesma biasa atau influenza agar penanganannya tepat.

Tahukah Bunda bahwa menggigil juga bukan hanya gejala influenza saja. Gejala ini juga muncul ketika Si Kecil mengalami flu perut yang umumnya disertai dengan mual dan muntah. Untuk mengetahui informasi ini lebih lanjut, yuk baca: Penyebab dan Gejala Flu Perut pada Si Kecil.

Cara Mengobati Selesma Pada Anak

Selesma tidak membutuhkan antibiotik karena disebabkan oleh virus, bukan bakteri. Namun, gejalanya tetap perlu ditangani agar anak merasa lebih nyaman dan bisa pulih lebih cepat.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan anak cukup beristirahat. Tidur yang cukup membantu tubuh melawan virus lebih efektif. Selain itu, pastikan Si Kecil mengonsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi dan membantu mengencerkan lendir.

Larutan saline bisa digunakan untuk membersihkan hidung dari lendir yang menyumbat, terutama jika anak masih belum bisa membuang ingus sendiri. Suhu ruangan yang sejuk dan nyaman juga akan membantu anak beristirahat dengan lebih baik.

Bunda juga bisa memberikan makanan hangat seperti sup atau kaldu, serta melakukan terapi uap untuk meredakan hidung tersumbat dan sakit tenggorokan. Namun, hindari penggunaan obat-obatan tanpa anjuran dokter, terutama pada anak-anak usia di bawah dua tahun. 

Jika gejala disertai demam tinggi, anak terlihat lemas, atau pileknya disertai ingus kental berwarna kuning atau kehijauan, konsultasikan ke dokter. Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk meredakan gejala atau melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika dicurigai infeksi bakteri.

Selain cara ini masih ada beberapa tips lainnya yang bisa Bunda terapkan untuk meredakan gejalanya. Informasi detailnya, yuk Bun baca: Cara mengatasi hidung tersumbat anak.

Cara Mencegah Selesma Pada Anak

Salah satu langkah paling penting dalam menjaga anak tetap sehat adalah mencegah penularan selesma sejak awal. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah bermain, sebelum makan, atau setelah bersin sangat efektif dalam memutus rantai penularan virus.

Ajarkan anak untuk menutup mulut dan hidung dengan siku saat batuk atau bersin agar dropletnya tidak menyebar ke orang lain. Hindari membawa anak ke tempat ramai saat sedang musim selesma atau jika banyak orang di sekitar sedang sakit.

Menjaga daya tahan tubuh anak juga merupakan langkah pencegahan penting. Bunda bisa mendukung sistem kekebalan tubuh anak dengan memberikan makanan bergizi, memastikan tidur cukup, serta memberikan asupan vitamin atau probiotik sesuai anjuran dokter.

Lingkungan yang bersih dan ventilasi udara yang baik di rumah juga membantu mengurangi risiko penularan virus penyebab selesma.

Komplikasi Selesma Pada Anak

Selesma memang tergolong ringan, tetapi jika tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan komplikasi. Beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai antara lain infeksi telinga, infeksi sinus, bronkitis, atau bahkan pneumonia.

Anak-anak yang memiliki riwayat asma atau sistem imun lemah lebih rentan mengalami komplikasi setelah terserang selesma. Oleh karena itu, penting untuk memantau gejala secara rutin dan segera mencari bantuan medis jika anak menunjukkan tanda-tanda memburuk.

Jika selesma berlangsung lebih dari 10 hari, atau disertai demam tinggi lebih dari 3 hari, sesak napas, atau anak terlihat sangat lemah, segera periksakan ke dokter.

Dengan pemahaman yang baik tentang selesma, Bunda bisa memberikan perawatan terbaik bagi Si Kecil. Semakin cepat gejala ditangani dan dicegah sejak awal, semakin besar peluang anak untuk tetap aktif dan sehat.