Stunting adalah masalah pertumbuhan anak yang terjadi akibat kekurangan gizi dalam waktu lama sehingga dapat berdampak pada tinggi badan dan perkembangan otaknya. Meski begitu, Bunda tidak perlu terlalu khawatir, karena ada cara untuk mencegahnya.
Yuk, simak penjelasan selengkapnya di sini.
Stunting pada balita bisa disebabkan oleh banyak faktor dan salah satunya adalah gizi buruk yang dialami oleh ibu saat hamil dan bayi saat awal kehidupannya. Gizi buruk dapat terjadi akibat kurangnya pengetahuan ibu mengenai asupan nutrisi yang diperlukan selama kehamilan dan setelah anak lahir. Saat dalam kandungan, bayi membutuhkan nutrisi yang cukup untuk mendukung perkembangan otaknya. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, pertumbuhannya bisa terhambat.
Selain itu, konsumsi alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan sindrom alkohol janin yang juga berdampak pada stunting. Sindrom ini memengaruhi perkembangan otak dan fisik bayi sejak dalam kandungan sehingga membuatnya rentan mengalami keterlambatan pertumbuhan. Tak hanya itu, sanitasi yang buruk juga menjadi salah satu penyebab utama stunting. Air minum yang tidak bersih serta kurangnya fasilitas sanitasi dapat menyebabkan infeksi berulang pada bayi sehingga menguras energi dan menghambat penyerapan nutrisi.
Terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan juga dapat memperburuk kondisi ini. Di beberapa wilayah, ibu hamil dan anak-anak tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai. Maka pada akhirnya, berdampak pada nutrisi yang diberikan kepada anak. Ketersediaan layanan kesehatan yang baik dan informasi mengenai nutrisi bisa mencegah stunting.
Stunting sering kali disalahartikan sebagai faktor keturunan, terutama ketika anak memiliki tubuh pendek. Banyak orang tua beranggapan bahwa tinggi badan Si Kecil dipengaruhi oleh faktor genetik. Namun, genetika hanya memiliki sebagian pengaruh saja dibandingkan dengan faktor lingkungan, nutrisi, dan akses terhadap layanan kesehatan. Oleh karena itu, jika tinggi badan anak terlihat di bawah rata-rata, Bunda harus tetap waspada dan memeriksa kondisi kesehatannya.
Stunting biasanya mulai terdeteksi pada usia dua tahun, meskipun proses kurang gizi yang menyebabkannya bisa dimulai sejak bayi dalam kandungan. Pengukuran tinggi badan anak dibandingkan dengan kurva pertumbuhan WHO merupakan cara untuk mendiagnosis stunting. Jika tinggi badannya berada di bawah standar deviasi (-2 SD), maka anak dikategorikan mengalami stunting.
Penting untuk dicatat bahwa stunting bukan sekadar masalah tinggi badan, melainkan juga memengaruhi perkembangan otak dan organ tubuh lainnya. Dengan memberikan nutrisi yang cukup selama masa awal kehidupan, Bunda dapat membantu mencegah stunting dan dampaknya di kemudian hari.
Stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan, tetapi juga berpengaruh pada berbagai aspek kesehatan Si Kecil. Pada masa kanak-kanak, kondisi ini dapat menghambat perkembangan otak sehingga memengaruhi kemampuan belajar dan memorinya. Anak yang mengalaminya cenderung memiliki prestasi akademis yang rendah dan kurang mampu berkonsentrasi dibandingkan teman-temannya. Selain itu, kekurangan nutrisi juga membuat anak lebih rentan terhadap penyakit karena sistem imunnya tidak berkembang dengan baik.
Ketika anak yang mengalami stunting tumbuh dewasa, mereka juga menghadapi risiko lebih tinggi terhadap penyakit kronis seperti diabetes, jantung, stroke, dan bahkan kanker. Gangguan pada sistem metabolisme akibat stunting sejak dini membuat tubuhnya lebih sulit mengatasi tekanan yang berkaitan dengan pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.
Mengingat dampak jangka panjangnya, pencegahan sejak dini adalah hal yang sangat perlu diperhatikan. Memberikan nutrisi yang baik serta menjaga kesehatan anak dari lahir hingga masa remajanya adalah langkah untuk memaksimalkan tumbuh kembangnya.
Untuk mencegah stunting, Bunda perlu memulai dengan memastikan asupan nutrisi yang cukup selama kehamilan dan menyusui. Nutrisi yang baik akan mendukung perkembangan otak dan tubuh bayi sejak dalam kandungan. Setelah Si Kecil lahir, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama sangat direkomendasikan.
Kebersihan dan sanitasi juga memainkan berperan penting dalam mencegah stunting. Pastikan Bunda mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar Si Kecil. Jika sudah berusia di atas satu tahun, Bunda bisa mulai memberikan kombinasi ASI dengan susu formula yang mengandung nutrisi lengkap untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otaknya.
Salah satu pilihan yang bisa Bunda pertimbangkan adalah Morinaga Platinum MoriCare Triple Bifidus, susu khusus untuk mendukung pertumbuhan Si Kecil. Dengan kandungan DHA, AA, dan taurin, serta prebiotik dan probiotik, susu ini membantu menjaga kesehatan pencernaan dan perkembangan otak anak. Kenali lebih lanjut di sini, yuk: Manfaat Morinaga Chil Kid Platinum untuk Si Kecil.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Ketahui Penyebab Stunting dan Cara untuk Mencegahnya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?