Saat kehamilan mulai menginjak trimester ketiga, tubuh Bunda akan mengalami berbagai perubahan signifikan menjelang persalinan. Tidak hanya perubahan fisik, perubahan hormon dan emosi juga bisa memengaruhi kondisi seluruh tubuh. Di masa-masa ini, sangat penting bagi Bunda untuk mengenali keluhan yang normal dan membedakannya dengan tanda bahaya yang perlu segera dikonsultasikan kepada dokter.
Banyak Bunda yang sedang hamil menganggap semua keluhan itu biasa dialami jelang persalinan. Padahal, ada beberapa gejala yang justru merupakan sinyal bahwa tubuh Bunda dan Si Kecil sedang dalam kondisi tidak stabil. Jika tanda-tanda ini diabaikan, risikonya bisa fatal bagi keselamatan keduanya.
Salah satu keluhan yang paling umum terjadi di trimester akhir adalah pembengkakan di wajah, kaki, atau tangan. Pembengkakan ini bisa terjadi karena perubahan hormon dan meningkatnya volume cairan dalam tubuh. Namun, apabila pembengkakan disertai dengan tekanan darah tinggi, Bunda perlu mewaspadai kemungkinan bahwa ini merupakan tanda preeklamsia.
Preeklamsia adalah kondisi serius yang bisa menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital seperti ginjal dan hati. Selain itu, preeklamsia juga mengganggu aliran darah ke plasenta, yang dapat mengurangi suplai oksigen dan NUTRISI kepada Si Kecil. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi eklamsia dan menyebabkan kejang, bahkan dapat mengancam nyawa Bunda atau Si Kecil.
Segera periksakan diri ke dokter apabila Bunda mengalami pembengkakan yang tidak biasa disertai pusing, pandangan kabur, atau nyeri di ulu hati. Kenali lebih lanjut tentang tanda preeklamsia agar dapat mengambil tindakan medis tepat waktu. Untuk mengurangi ketidaknyamanan, Bunda juga dapat mengikuti panduan berikut: Tips Atasi Kaki Bengkak Saat Hamil Agar Tetap Nyaman dan Aktif.
Trimester ketiga merupakan masa ketika gerakan Si Kecil semakin terasa aktif dan teratur. Gerakan tersebut menjadi salah satu indikator bahwa ia dalam kondisi sehat dan cukup oksigen. Jika Bunda merasa bahwa gerakannya berkurang drastis atau tidak sesuai dengan pola biasanya, ini bisa menjadi tanda bahwa ia mengalami kesulitan.
Kondisi ini sering kali berkaitan dengan gawat janin, yaitu situasi ketika ia kekurangan oksigen karena aliran darah ke plasenta terganggu. Bila dibiarkan, ia bisa mengalami hipoksia, dan dalam kasus yang parah, bisa meninggal dalam kandungan. Inilah mengapa pemantauan gerakannya setiap hari menjadi penting, terutama saat kehamilan memasuki minggu ke-32 ke atas.
Sebagai panduan, seharusnya ia bergerak minimal 10 kali dalam 1 jam saat Bunda berbaring miring ke kiri. Jika gerakan terasa jauh lebih sedikit dari itu, segera periksakan diri ke dokter untuk evaluasi menyeluruh. Penanganan cepat dapat menyelamatkannya dari risiko yang tidak diinginkan dan mempercepat proses persalinan jika diperlukan.
Cairan yang tiba-tiba keluar dari vagina di trimester akhir bisa mengindikasikan bahwa ketuban telah pecah. Pecahnya selaput ketuban biasanya menandai dimulainya proses persalinan dan biasanya disertai dengan kontraksi. Namun, dalam beberapa kasus, ketuban bisa pecah tanpa diiringi kontraksi, dan kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko infeksi.
Infeksi dapat terjadi pada Si Kecil karena ia tidak lagi terlindungi oleh kantung ketuban yang seharusnya menahan masuknya bakteri. Selain itu, jika ketuban pecah terlalu dini, ada kemungkinan bahwa Bunda belum cukup matang untuk menjalani persalinan. Oleh karena itu, pemeriksaan medis sangat diperlukan untuk menilai apakah persalinan perlu segera dilakukan atau tidak.
Tanda ketuban pecah juga tidak selalu dramatis. Cairan yang keluar bisa dalam jumlah sedikit dan terasa seperti mengompol, sehingga banyak Bunda yang tidak menyadarinya. Jika Bunda mencurigai hal ini, segera kunjungi dokter untuk pemeriksaan lanjutan. Untuk membantu membedakan apakah kontraksi yang dirasakan nyata atau tidak, Bunda bisa membaca panduan tentang kontraksi palsu agar tidak salah langkah saat mengambil keputusan.
Banyak Bunda yang sedang hamil mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan semakin sering lupa sejak trimester ketiga. Kondisi ini disebut sebagai momnesia dan sering dianggap sepele. Padahal, gangguan kognitif ini bisa mengganggu aktivitas harian dan membuat persiapan menjelang persalinan menjadi kurang maksimal.
Penyebab utamanya adalah kombinasi antara perubahan hormon, kurang tidur, dan stres menjelang kelahiran. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berdampak pada pengambilan keputusan penting, seperti menentukan rumah sakit bersalin. Bahkan Bunda juga mungkin akan kesulitan mengenali gejala darurat yang muncul mendadak. Oleh karena itu, gangguan kognitif ini perlu ditangani dengan pendekatan NUTRISI dan gaya hidup yang tepat.
Untuk membantu memperbaiki fungsi otak dan menjaga ketajaman daya ingat, Bunda disarankan mengonsumsi susu kehamilan yang mengandung DHA. Kandungan ini telah terbukti mendukung fungsi kognitif dan juga membantu menstabilkan emosi di masa kehamilan. Dukungan terhadap kebutuhan NUTRISI Bunda selama hamil akan menjaga kesehatan otak juga.
Pada tahap ini, Bunda perlu waspada terhadap semua perubahan yang terjadi, baik fisik maupun nonfisik. Tanda-tanda seperti nyeri perut yang tidak kunjung reda, penglihatan kabur, atau sakit kepala berat, termasuk sinyal bahaya yang memerlukan penanganan medis segera. Demikian pula perdarahan dari vagina pun harus segera ditolong dokter. Semakin cepat Bunda mengenali gejalanya, semakin tinggi peluang keselamatan Bunda dan Si Kecil.
Tak jarang, beberapa menunda pergi ke dokter karena merasa tidak yakin apakah gejala yang dialami serius atau tidak. Oleh sebab itu, penting bagi Bunda untuk mengenali tanda bahaya kehamilan yang telah dijelaskan secara rinci oleh para ahli. Langkah ini akan membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesiapan menghadapi persalinan.
Selain itu, dukungan dari Ayah dan keluarga sangat penting dalam menghadapi kehamilan trimester 3. Diskusikan setiap gejala yang Bunda alami dan jangan ragu untuk mencari pertolongan medis jika ada yang mengkhawatirkan. Kolaborasi antara Bunda, keluarga, dan tenaga medis akan membantu menciptakan proses persalinan yang aman dan lancar.
Menghadapi kehamilan trimester 3 bukan hanya soal fisik dan kesehatan, tetapi juga tentang kesiapan mental dan logistik. Salah satu bentuk persiapan penting adalah menyiapkan perlengkapan untuk Si Kecil yang akan lahir. Dari popok, baju, peralatan mandi, hingga tempat tidur, semuanya harus dipastikan sudah tersedia sebelum waktu persalinan tiba.
Banyak Bunda yang merasa kebingungan harus mulai dari mana saat berbelanja kebutuhan bayi. Di sinilah pentingnya memiliki daftar perlengkapan lengkap agar tidak ada yang tertinggal. Perencanaan yang baik akan membuat Bunda merasa lebih tenang, fokus, dan tidak terburu-buru ketika hari persalinan tiba.
Pastikan untuk memantau seluruh tubuh, memahami setiap gejala yang muncul, dan mempersiapkan segala hal menjelang kelahiran. Trimester terakhir adalah waktu yang krusial, namun dengan informasi yang tepat dan dukungan yang cukup, Bunda dapat melaluinya dengan penuh kesiapan dan ketenangan.
Memiliki daftar kebutuhan bayi lahir tidak hanya membantu dari sisi kelengkapan barang, tetapi juga menyarankan cara berbelanja hemat dan efisien sesuai kebutuhan usia bayi yang baru lahir nanti. Mari simak panduan lengkapnya pada halaman berikut ini: Kiat Berbelanja Kebutuhan Si Kecil yang Baru Lahir.
Sumber:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 3 yang Perlu Diwaspadai
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?