Memasuki bulan-bulan terakhir kehamilan, Bunda mungkin mulai merasakan bahwa kehamilan ini menimbulkan keluhan. Di antara keluhan tersebut, sangat penting untuk mewaspadai keluhan mana saja yang termasuk tanda bahaya dan perlu segera mendapatkan pertolongan dokter.
Dengan mengetahui tanda bahaya kehamilan, Bunda akan menjaga keselamatan Bunda sendiri dan juga keselamatan Si Kecil dalam kandungan. Artikel ini akan memaparkan tanda-tanda peringatan penting dalam 3 bulan terakhir kehamilan beserta kemungkinan penyebabnya.
Bengkak yang dialami ibu hamil sangat sering terjadi, terutama pada bagian wajah, kaki, atau tangan. Meskipun umumnya pembengkakan ini disebabkan oleh tertahannya cairan di pembuluh darah, Bunda harus mewaspadai jika ternyata pembengkakan ini juga disertai dengan peningkatan tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah yang disertai pembengkakan bisa jadi merupakan tanda preeklamsia yang dapat mengancam nyawa Bunda dan Si Kecil. Penyakit ini merupakan komplikasi kehamilan yang dapat merusak organ tubuh Bunda dan mengganggu pernafasan Si Kecil di dalam kandungan.
Umumnya, preeklamsia hanya dapat diselamatkan dengan melahirkan. Oleh karena itu, jika Bunda mengalami pembengkakan disertai tekanan darah tinggi, segeralah mencari pertolongan medis dan mempersiapkan diri untuk mulai melahirkan.
Gerakan Si Kecil di dalam kandungan merupakan tanda bahwa ia dalam keadaan baik. Di sisi lain, gerakan yang sangat jarang dapat menjadi tanda bahwa ia mengalami kesulitan bernapas dan berada dalam kondisi yang disebut gawat janin.
Gerakan ini dapat terjadi secara teratur jika aliran darah yang mengandung oksigen dari rahim ke plasenta cukup lancar. Aliran yang terhambat akan menyebabkan kekurangan oksigen atau gawat janin, dan jika kondisi ini terus berlanjut, ia dapat meninggal dalam kandungan.
Jika ia mengalami gawat janin, maka Bunda harus segera melahirkannya untuk menyelamatkannya. Gawat janin ini ditandai dengan peningkatan denyut jantung janin yang hanya dapat dikonfirmasi dengan memeriksakannya ke dokter.
Oleh karena itu, jika Bunda merasakan gerakannya di dalam kandungan telah berkurang, yang ditandai dengan kurangnya gerakan sebanyak 10 kali per jam setelah Bunda berbaring miring, cepatlah pergi ke dokter dan menyiapkan diri untuk persalinan darurat.
Keluarnya cairan dari vagina berupa cairan ketuban merupakan tanda bahwa selaput ketuban telah pecah dan rahim baru saja memulai proses persalinan. Umumnya, pecahnya selaput ini didahului oleh kontraksi rahim.
Namun, Bunda harus mewaspadai ketuban yang pecah tanpa disertai kontraksi. Penyebabnya pun bisa beragam, seperti infeksi atau lemahnya leher rahim. Apa pun penyebabnya, ketuban pecah merupakan tanda bahwa tidak ada lagi perlindungan bagi Si Kecil di dalam rahim, sehingga ia dapat mengalami infeksi dan harus diselamatkan dengan cara dilahirkan.
Ketuban pecah dapat dikenali dari air yang tiba-tiba keluar dari vagina saat Bunda sedang tidur. Terkadang, pecahnya hanya terjadi sedikit demi sedikit, sehingga air yang keluar hanya sedikit dan Bunda menyangka bahwa Bunda tidak sengaja mengompol.
Jika mencurigai selaput ketuban Bunda telah pecah, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan kecurigaan tersebut. Jika hasil pemeriksaan dokter menunjukkan selaput tersebut masih utuh, Bunda akan diminta untuk beristirahat di rumah. Namun, jika selaputnya memang telah pecah, maka bersiaplah memulai proses persalinan.
Semua tanda bahaya tadi perlu Bunda antisipasi dengan mempersiapkan diri menghadapi persalinan. Sangat penting juga untuk menyiapkan perlengkapan Si Kecil saat ia lahir nanti, supaya ia dapat mengawali hidupnya dengan nyaman.
Sudahkah Bunda menyiapkan perlengkapan untuknya? Yuk, simak perlengkapan apa saja yang dibutuhkan bayi baru lahir di halaman berikut: Kiat Berbelanja Kebutuhan Si Kecil yang Baru Lahir
Sumber:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Keluhan yang Merupakan Tanda Bahaya pada Akhir Kehamilan
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?