Apa itu preeklamsia? Preeklamsia adalah penyakit tekanan darah tinggi yang baru dialami seorang ibu ketika ia hamil, disertai kadar protein yang tinggi dalam kencingnya. Kadang-kadang, kaki penderita preeklampsia juga membengkak. Preeklampsia ini dapat terjadi sejak kehamilan berumur 28 minggu.
Preeklamsia dikatakan berbahaya karena lebih dari 500 juta ibu hamil di seluruh dunia meninggal akibat komplikasi yang terjadi pada kehamilan. Sekitar 15% dari angka tersebut diakibatkan oleh preeklamsia. Bukan hanya ibu hamil, preeklamsia mengakibatkan 1000 bayi meninggal setiap tahunnya. Sayangnya Bun, tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkannya, namun ibu hamil masih bisa mengurangi gejalanya dengan mengetahui faktor risiko dan penangannya.
Apa saja dampak preeklamsia bagi Bunda dan Janin? Berikut pembahasannya.
Preeklamsia dapat terjadi karena plasenta tidak berfungsi dengan baik yang disebabkan oleh kelainan plasenta. Bukan hanya itu, gizi buruk, kadar lemak tinggi, aliran darah terhambat ke rahim, dan genetik mungkin juga bisa menyebabkan preeklamsia yang bisa terjadi saat perkembangan janin 7 bulan.
Ibu hamil yang mengalami preeklamsia yang sudah parah biasanya disertai kejang. Dan jika dibiarkan akan mengakibatkan masalah kesehatan yang serius. Fungsi plasenta, ginjal, hati, otak, sistem darah dan organ Bunda lainnya akan terganggu dan berujung pada gangguan kehamilan dan gangguan kesehatan pada janin.
Selain preeklamsia, ada juga gangguan kehamilan lain yang berhubungan dengan plasenta yaitu plasenta previa, kondisi di mana plasenta menempel di bagian bawah rahim, menutupi sebagian atau seluruh jalan keluar dari rahim.
Meskipun keduanya tidak memiliki hubungan langsung satu sama lain. Namun, preeklamsia dapat meningkatkan risiko perdarahan berat saat persalinan, yang bisa menjadi masalah jika terjadi plasenta previa. Ketahui lebih lanjut kondisi ini di artikel berikut yuk: Plasenta Previa, Suatu Bahaya dalam Kehamilan
Selain Bunda, janin usia 7 bulan pun akan terganggu ketika preeklamsia menyerang. Dampak utamanya adalah janin kekurangan nutrisi karena tidak memadainya aliran darah rahim ke plasenta. Hal ini berakhir pada keterlambatan pertumbuhan bayi dalam kandungan, kelahiran prematur, hingga bayi lahir mati.
Lebih parah lagi, preeklamsia juga bisa meningkatkan risiko masalah jangka panjang yang berhubungan dengan kelahiran prematur, seperti gangguan belajar, epilepsy, tuli, celebral palsi, dan kebutaan. Jadi, akan lebih baik jika Bunda bisa mencegah datangnya preeklamsia.
Apabila Bunda memerlukan penjelasan lebih terkait bagaimana pertumbuhan janin di usia kehamilan bunda yang sudah memasuki 7 bulan, Bunda bisa ketahui lebih lanjut melalui artikel berikut yaa: Kondisi Janin Saat Usia Kehamilan 7 Bulan
Melihat risiko preeklamsia yang terjadi saat perkembangan janin 7 bulan, alangkah lebih baik jika Bunda banyak mengonsumsi kalsium dan vitamin untuk mencegahnya. Yang perlu Bunda perhatikan adalah melakukan pemeriksaan rutin sesuai yang disarankan dokter. Dengan melakukan pemeriksaan rutin, tanda-tanda preeklamsia akan terdeteksi sehingga bisa diatasi lebih dini.
Dokter juga akan melakukan tes urin untuk mengetahui kandungan protein di dalamnya. Karena protein di dalam urin adalah gejala munculnya preeklamsia. Beberapa tanda lainnya adalah pusing, mual, muntah, perubahan pada kemampuan melihat, dan nyeri pada perut bagian atas.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebisa mungkin Bunda harus bisa mencegah datangnya preeklamsia agar perkembangan janin Bunda tetap optimal.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Apa Itu Preeklamsia pada Ibu Hamil?
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?