Ketika Si Kecil sakit gigi, rasa nyeri yang dialami dapat membuatnya menjadi tidak mau makan dan sulit tidur di malam hari. Banyak kemungkinan yang dapat menyebabkan kesakitan seperti ini, antara lain gigi yang baru tumbuh, berlubang, atau terlalu sensitif karena terlalu sering makan makanan yang manis-manis.
Apabila tidak ditangani dengan baik, rasa sakit ini dapat menimbulkan komplikasi yang lebih besar. Kesakitan membuatnya enggan untuk bermain, sehingga menghambatnya dari stimulasi yang seharusnya diterimanya untuk mengembangkan berbagai keterampilannya. Pada akhirnya, sakit gigi menyebabkan perkembangannya menjadi terhambat dan ia kesulitan mengembangkan POTENSI kecerdasan yang dimilikinya. Agar Bunda dapat mengantisipasi ini, mari pahami lebih dalam penyebabnya dan bagaimana menolong Si Kecil dari masalah ini.
Proses tumbuh gigi pada Si Kecil merupakan fase alami yang kadang-kadang disertai dengan rasa sakit atau nyeri. Nyeri ini terjadi karena saat gigi mendesak keluar dari gusi, jaringan di sekitarnya mengalami tekanan yang akan menyebabkan peradangan dan pembengkakan.
Gigi yang tumbuh ini membuatnya gatal, sehingga ia menjadi tidak nyaman dan sering menangis. Ia mungkin juga akan memasukkan tangan atau benda ke dalam mulutnya untuk mengurangi rasa tidak nyaman di gusi tersebut.
Nyeri ini juga terasa di malam hari, sehingga menyebabkan ia susah tidur. Kesulitan untuk tidur menyebabkannya menjadi rewel dan mudah marah, dan menidurkannya akan menjadi pekerjaan menantang bagi Bunda.
Karena kesakitan dan kelelahan akibat kurang tidur, maka aktivitas bermainnya sehari-hari akan terganggu. Ini dapat menyebabkannya kehilangan kesempatan untuk melatih berbagai keterampilan yang seharusnya didapatkannya melalui bermain, sehingga perkembangan POTENSI-nya menjadi terhambat.
Sakit gigi juga menyebabkan Si Kecil tidak nyaman untuk makan, yang tentunya hal ini memengaruhi perolehan NUTRISI penting bagi pertumbuhannya. Akibatnya, pertumbuhan Si Kecil akan menjadi terganggu. Untuk itu, Bunda perlu waspada karena sebenarnya usia tumbuh gigi ini merupakan masa golden age bagi pertumbuhannya.
Bunda dapat meredakan rasa sakit ini dengan memijat giginya, terutama pada gusinya. Lakukan pijatan ini dengan menggunakan jari yang bersih atau kain kasa basah secara lembut. Tekanan lembut ini dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan aliran darah di area gusi, sehingga mempercepat proses penyembuhan.
Bunda juga dapat menggunakan alat lain yang terasa dingin, misalnya sendok atau teether yang telah didinginkan di kulkas. Tetapi jangan membekukan sendok atau teether ini, karena malah terasa tidak nyaman bagi Si Kecil. Dengan menggunakan alat-alat yang telah didinginkan tersebut akan memberikan rasa sejuk yang nyaman dan mengurangi pembengkakan.
Karies gigi atau gigi yang berlubang, terjadi karena lapisan luar gigi mengalami kerusakan akibat asam. Asam ini dihasilkan dari pemecahan makanan yang mengandung karbohidrat (seperti gula dan pati) yang tertinggal di permukaan gigi dan mengalami proses oksidasi dengan bakteri. Umumnya proses ini terjadi karena Si Kecil tidak menyikat giginya setelah makan.
Lubang karies yang semakin dalam akan dapat mencapai lapisan bawah gigi tempat saraf berada. Ketika saraf tersebut terpapar oleh makanan, maka gigi menjadi sangat sensitif dan terasa sakit.
Biasanya karies terjadi pada gigi geraham, karena geraham digunakan untuk mengunyah makanan, sehingga lebih sering terkena sisa makanan yang meningkatkan risiko karies. Geraham pun memiliki permukaan yang berlekuk, sehingga memudahkan sisa makanan menumpuk dan sulit untuk dibersihkan.
Kedalaman lubang karies pada gigi harus dicegah dan dikurangi dengan memberikan nutrisi tertentu. Salah satu nutrisinya adalah fluoride, yang diberikan melalui pasta gigi, dan berfungsi memperkuat lapisan terluar gigi agar tidak mudah rusak oleh asam dari bakteri.
Umumnya, setiap pasta gigi mengandung 1,3 mg fluoride untuk dosis seperempat sendok teh, dilansir dari National Institutes of Health. Anak-anak berusia 1-8 tahun hanya membutuhkan antara 0,7-1 mg fluoride saja per harinya.
Bunda dapat memberikan pasta gigi sebesar kacang polong untuk setiap kali Si Kecil hendak menyikat giginya, apabila ia telah berusia 3 tahun. Tetapi jika usianya belum sebesar itu, berikan saja pastanya sebesar biji beras.
Nutrisi berikutnya adalah kalsium dan fosfor, yang dibutuhkan dalam membentuk dan mempertahankan struktur gigi yang kuat. Nutrisi lainnya, yaitu magnesium, membantu kalsium diserap dengan baik dalam jaringan gigi dan tulang.
Penting juga untuk memeriksakan gigi Si Kecil kepada dokter agar dokter dapat menentukan perawatan yang tepat. Ketika dokter menilai bahwa lubang belum terlalu dalam, biasanya dokter akan memberikan fluoride dalam bentuk gel yang lebih kuat untuk memperbaiki lapisan gigi yang mulai terkikis.
Tetapi jika lubangnya sudah terbentuk lebih dalam, dokter akan melakukan penambalan dengan mengangkat bagian gigi yang sudah rusak dan mengisinya dengan bahan tambal. Penambalan ini diperlukan agar gigi masih tetap dapat digunakan untuk makan maupun berbicara.
Sinusitis, yaitu infeksi pada rongga sinus, juga dapat menyebabkan sakit gigi karena tekanan yang meningkat di dalam sinus yang terletak dekat dengan geraham atas. Tekanan ini menyebabkan sinus membengkak dan menyebabkan rasa sakit yang menyebar ke gigi.
Pada malam hari, infeksi menyebabkan cairan menumpuk di rongga sinus, sehingga tekanannya meningkat dan menyebabkan sakit yang terasa lebih parah daripada ketika siang hari. Cairan ini semakin banyak karena umumnya lendir mengalir dengan lebih lambat pada waktu malam hari, sehingga lendir akan lebih mudah terperangkap di sinus.
Lokasi rongga sinus cukup dekat dengan akar gigi, sehingga rasa sakit tersebut akan mudah menjalar ke gigi. Maka akan tercipta sensasi seperti sakit gigi, meskipun penyebab sebenarnya adalah sinusitis.
Apabila sakit yang terasa pada gigi Si Kecil memang disebabkan sinusitis, maka sinusnya perlu dirawat dengan menggunakan obat-obatan. Umumnya dokter akan memberikan dekongestan, yaitu obat untuk membuka rongga yang tersumbat oleh lendir agar sinus tersebut tidak tertekan lebih parah.
Tetapi jika sinusitisnya tidak membaik setelah pemberian dekongestan selama beberapa hari, sebaiknya Bunda berkonsultasi lagi dengan dokter agar dokter dapat memberikan terapi lain yang lebih kuat untuk menyembuhkannya.
Si Kecil yang mengalami sakit gigi akibat karies maupun sinusitis dapat pula dibantu dengan mencukupi NUTRISI hariannya. Pemberian NUTRISI berupa kalsium, fosfor, dan magnesium akan memperkuat gigi agar karies yang dialaminya tidak menjadi lebih dalam. NUTRISI lain seperti vitamin dan mineral akan meningkatkan Ketahanan Tubuh Ganda dalam dirinya, sehingga tubuhnya lebih mampu melawan infeksi seperti sinusitis.
Semua NUTRISI tersebut dapat diperoleh dengan mudah pada susu pertumbuhan. Sangat penting juga bagi Bunda untuk memilihkan susu pertumbuhan yang juga rendah gula untuk mencegah karies pada giginya, misalnya Morinaga Chil School Platinum MoriCare+ Triple Bifi. Yuk, dapatkan susunya di sini: Chil School Platinum MoriCare+ Triple Bifi.
Referensi
HealthyChildren.org. Baby’s First Tooth: 7 Facts Parents Should Know. Diakses pada 21 Oktober 2024. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/teething-tooth-care/Pages/Babys-First-Tooth-Facts-Parents-Should-Know.aspx
Healthline. What to Do If Your Child Has a Cavity — and How to Prevent More. Diakses pada 21 Oktober 2024. https://www.healthline.com/health/childrens-health/cavities-in-kids
National Institutes of Health. Fluoride. Diakses pada 6 November 2024. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Fluoride-HealthProfessional/
Cleveland Clinic. Sinus Infection (Sinusitis). Diakses pada 21 Oktober 2024. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17701-sinusitis
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Ketahui Penyebab Sakit Gigi yang Dapat Terjadi pada Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?