Konsentrasi merupakan salah satu kemampuan yang penting untuk dimiliki Si Kecil. Kemampuan konsentrasi dan fokus yang rendah, dikhawatirkan akan mengganggu proses belajar Si Kecil kelak saat masa sekolah.
Gangguan proses belajar ini yang diakibatkan kurangnya fokus dan konsentrasi dapat menurunkan performa anak saat di sekolah. Tenang Bunda, ada tipsnya untuk mengatasi hal tersebut. Berikut merupakan cara-cara yang dapat Bunda lakukan untuk melatih dan meningkatkan konsentrasi anak. Yuk, simak Bunda.
Dilansir dari Klikdokter, rentang waktu konsentrasi tidak semuanya sama. Berikut merupakan rentang konsentrasi anak sesuai dengan usianya:
2 tahun : 4-6 menit
4 tahun : 8-12 menit
6 tahun : 12-18 menit
8 tahun : 16-24 menit
10 tahun : 20-30 menit
12 tahun : 24-36 menit
14 tahun : 28-42 menit
16 tahun : 32-48 menit
Jadi, Bunda tidak perlu khawatir jika fokus Si Kecil tidak bertahan lama, karena rentang waktu konsentrasi setiap tahapan usia berbeda. Pastikan Bunda memberi waktu jeda atau istirahat di sela anak sedang mengerjakan aktivitas. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa kelelahan pada anak.
Dilansir dari Klikdokter, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak kurang konsentrasi, yaitu karena kurang asupan makanan yang cukup, anak yang kurang istirahat, banyaknya gadget yang tersedia di rumah, suasana yang berisik dan juga tekanan emosi pada anak.
Setelah kita mengetahui penyebab anak kurang konsentrasi, di bawah ini, kita akan membahas bagaimana cara melatih konsentrasi dan fokus pada anak.
Karena rentang usia anak memiliki waktu konsentrasi yang berbeda, berikut merupakan cara-cara untuk melatih konsentrasi dan fokus anak, sesuai dengan rentang usianya:
Memang tidak mudah untuk melatih Si Kecil yang masih berusia 1 tahun ini. Di 1 tahun pertama ini, pastikan Bunda tidak memberi gadget pada anak. Sebaiknya Bunda memberikan aktivitas seperti bermain balok, dan bermain lempar bola besar dengan Bunda.
Selain dapat mengganggu konsentrasi anak, dikhawatirkan bahwa anak dapat kecanduan gadget. Sehingga, anak tidak tertarik untuk melakukan aktivitas lainnya. Pastikan Bunda memberi nutrisi yang cukup, gizi seimbang untuk Si Kecil, ditambah dengan sayuran dan buah-buahan untuk menambah vitamin, yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Dengan usia Si Kecil yang mulai memiliki aktivitas sekolah seperti taman kanak-kanak, tentunya Bunda ingin memastikan bahwa Si Kecil dapat mengikuti belajar dan bermain di sekolah.
Karena Si Kecil yang sudah memiliki jadwal sekolah taman kanak-kanak, maka Bunda dapat membantu melatih konsentrasi Si Kecil dengan cara mengatur waktu jam tidur yang tepat. Dengan waktu istirahat yang cukup, maka Si Kecil memiliki suasana hati yang nyaman untuk bersekolah pada keesokan harinya.
Selain itu, Bunda bisa memberikan permainan flash card, yang dapat membantu Si Kecil untuk melatih fokus dan daya ingatannya. Seperti contoh flash card nama-nama binatang.
Caranya cukup sederhana, yaitu pertama-tama ajarkan materi macam-macam nama binatang yang ada dalam flash card, lalu ajak bermain tebak-tebakan seperti “tunjukkan Bunda mana yang kucing?” Setelah Si Kecil sudah memahami, tahap selanjutnya adalah menunjukkan satu flash card tertentu dan tanyakan, “ini binatang apa ya?”
Seiring dengan Si Kecil yang sudah memasuki kegiatan belajar mengajar sekolah dasar, maka tentunya aktivitas Si Kecil akan semakin banyak.
Terlebih lagi karena adanya pembelajaran sekolah di rumah (online) selama pandemi. Sehingga kegiatan belajar mengajar harus dilakukan via daring. Terdapat banyak gangguan di rumah yang dapat mengalihkan perhatian Si Kecil, seperti adik kakak yang berisik, atau gangguan gadget atau tv di rumah.
Saat sekolah online, Bunda dapat memastikan bahwa setiap anak memiliki kamar tersendiri untuk belajar. Sehingga, satu sama lain tidak akan saling mengganggu. Selain itu, hindarkan anak dari gadget yang tidak berhubungan dengan sekolah online.
Cara selanjutnya yang dapat Bunda lakukan adalah dengan membuat jadwal harian untuk anak. Pastikan jadwal dipatuhi, agar anak dapat belajar fokus pada mengerjakan satu hal dan akan terbiasa dengan rutinitas sehari-hari.
Dilansir dari Mayoclinic, gejala anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dimulai dari sebelum anak berusia 12 tahun, dan pada beberapa kasus dapat terlihat sejak anak berusia 3 tahun. Gejalanya antara lain perilaku yang hiperaktif-impulsif dan susah fokus.
Menurut American Psychiatric Association, ADHD terbagi menjadi tiga tipe. Dan ciri-ciri gangguan ini bisa berbeda-beda pada tiap anak. Ingin tahu ulasan lengkapnya? Yuk baca artikel berikut: ADHD: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Tenang, Bunda dapat membantunya melatih meningkatkan fokus. Dilansir dari Healthline, Bunda dapat membantunya dengan cara mengurangi distraksi pada Si Kecil seperti contoh membatasi penggunaan gadget. Selain itu, Bunda juga dapat membuat jadwal harian Si Kecil, seperti jadwal makan, bermain, dan tidur. Pastikan ia mengikutinya.
Jika perilaku anak yang terlihat hiperaktif dan sulit untuk fokus tersebut bukan diakibatkan oleh ADHD, namun seringkali membuat Si Kecil suka berlari-lari sambil berteriak kencang saat bermain hingga membuat orang lain merasa terganggu. Bunda bisa mengetahui cara terbaik meringankan gejala yang ditunjukkan Si Kecil, yuk baca artikel berikut: Penyebab Anak Hiperaktif, Bukan Selalu Karena ADHD
Dilansir dari Klikdokter, autisme merupakan kondisi dimana anak mengalami gangguan perkembangan fungsi otak. Gejala yang dapat terlihat antara lain; keterlambatan berbicara dibandingkan dengan teman-teman sepantarannya, dan tidak adanya kontak mata dan respons terhadap lingkungan sekitar. Untuk mengetahui lebih banyak tentang ciri-ciri anak yang autis, baca artikel ini ya Bun: Ciri-ciri Anak Autis yang Harus Bunda Ketahui
Bunda juga dapat membantu melatih fokusnya dengan cara berbicara dengan bahasa sederhana dan jelas, beri waktu Si Kecil untuk memahami pembicaraan Bunda, dan pastikan panggil namanya agar ia tahu Bunda sedang berbicara kepadanya. Selain itu, Bunda dapat meningkatkan fokus anak autis dengan cara memberikannya mainan seperti puzzle, dan permainan lego untuk memfokuskan pikiran anak.
Tidak hanya cara-cara di atas yang dapat membantu melatih konsentrasi anak, memberikan dukungan dari orang tua juga dapat membantu anak agar tetap semangat. Dukungan keluarga merupakan yang utama untuk mendukung anak percaya dalam proses latihan konsentrasi dan fokus.
Nah, itulah pembahasan artikel kali ini mengenai cara yang dapat Bunda lakukan untuk melatih konsentrasi anak. Jangan lupa Bunda, setiap perkembangan usia anak, berbeda pula rentang waktu konsentrasi anak. Semoga bermanfaat, ya Bunda!
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Inilah Cara Melatih dan Meningkatkan Konsentrasi Anak
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?