Bunda, apakah Si Kecil sering merasa lesu? Bisa jadi ia kekurangan zat besi. Bantu penuhi kebutuhan nutrisi ini agar Si Kecil tetap sehat dan tumbuh kembangnya optimal. Pasalnya, tubuh yang kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari anemia hingga alzheimer. Temukan beragam manfaatnya untuk kesehatan Si Kecil di sini, yuk.
Zat besi merupakan komponen penting dari hemoglobin, bagian dari sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Mineral ini memberikan kekuatan pada hemoglobin untuk mengikat oksigen dalam darah, sehingga oksigen bisa mencapai organ tubuh yang memerlukan.
Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat membuat hemoglobin dan menghasilkan lebih sedikit sel darah merah. Ini berarti jaringan dan organ tidak bisa mendapatkan oksigen yang dibutuhkan.
Nutrisi ini merupakan mineral yang memiliki peran utama dalam menjaga kesehatan Si Kecil. Beberapa manfaatnya meliputi:
Hemoglobin adalah protein yang terdapat dalam sel darah merah yang bertanggung jawab untuk mengikat oksigen dari paru-paru dan mengirimkannya ke seluruh jaringan tubuh. Ketika Si Kecil kekurangan nutrisi ini, kemampuan tubuh untuk menghasilkan hemoglobin akan terganggu.
Kondisi ini dapat menyebabkan kondisi medis yang dikenal sebagai anemia. Anak bisa mengalami anemia jika kadar sel darah merah dan hemoglobin dalam darah berkurang drastis . Anemia bisa menyebabkan gejala seperti kelelahan, pusing, sesak napas, dan sakit kepala karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.
Zat besi membantu membentuk dan memelihara konektivitas sel saraf dalam otak, yang merupakan dasar bagi perkembangan kognitif Si Kecil. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan konsentrasi, pemahaman yang rendah, serta tidak fokus belajar.
Kekurangan nutrisi ini juga dapat berdampak negatif pada perkembangan kemampuan berbicara dan perilaku Si Kecil. Anak-anak yang mengalami defisiensi zat besi akan lebih rentan terhadap gangguan bicara atau kesulitan dalam ekspresi diri. Selain itu juga masalah perilaku yang lebih cenderung impulsif dan hiperaktif.
Hiperakrif sendiri merupakan kondisi di mana anak menjalankan aktivitasnya dengan sangat aktif dan sulit untuk dikendalikan. Umumnya gejala ini ditandai dengan senang berlari-lari sambil berteriak saat bermain dan juga sering berbicara terus menerus. Untuk membantu mengendali perilaku ini, ada beberapa pendekatan yang bisa Bunda terapkan untuk mengatasinya. Ingin tahu informasi lengkapnya? Yuk baca artikel berikut: Penyebab Anak Hiperaktif, Bukan Selalu Karena ADHD
Nutrisi ini membantu dalam produksi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, termasuk sel-sel yang terlibat dalam pertahanan imun. Ketika Si Kecil mendapatkan asupan yang mencukupi, sistem kekebalan tubuhnya menjadi lebih kuat, sehingga lebih tahan terhadap infeksi dan penyakit.
Selain itu juga membantu mempercepat penyembuhan luka dan penyakit Si Kecil. Ketika tubuh memiliki cukup zat besi, maka suplai oksigen ke jaringan yang rusak atau cedera dapat ditingkatkan. Ini memungkinkan jaringan untuk memperbaiki diri lebih efisien, sehingga penyembuhan luka atau pemulihan setelah penyakit menjadi lebih cepat.
Asupan nutrisi ini membantu dalam pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh, termasuk ke otot dan otak. Oksigen adalah komponen kunci dalam proses respirasi seluler, yakni proses mengubah makanan dan nutrisi menjadi energi yang dapat digunakan oleh tubuh.
Namun jika Si Kecil kekurangan zat besi, maka kemampuan tubuh untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh dapat terganggu, yang mengakibatkan berkurangnya produksi energi. Dampaknya bisa mencakup kurangnya fokus, konsentrasi yang rendah, iritabilitas, dan penurunan stamina, yang semuanya dapat mengganggu aktivitas Si Kecil.
Otak memerlukan pasokan darah yang cukup untuk mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan agar sel-sel sarafnya berfungsi dengan baik. Zat besi membantu dalam pembentukan hemoglobin, yang berperan dalam mengangkut oksigen ke otak. Ketika aliran darah ke otak terganggu karena kekurangan nutrisi ini, dapat mengakibatkan penurunan fungsi otak, yang dapat mengarah pada masalah kognitif.
Selain itu, zat besi juga berperan dalam pembentukan jalur saraf baru dalam otak. Pembentukan jalur saraf ini memerlukan mielin sebagai lapisan pelindung yang melapisi serat saraf, serta memungkinkan sinyal saraf untuk bergerak dengan cepat dan efisien. Dengan memenuhi kecukupan nutrisi ini, otak dapat memelihara dan memperbaiki mielin, yang berdampak positif pada kesehatan otak secara keseluruhan serta mencegah Alzheimer di hari tua.
Nutrisi ini memiliki peran utama dalam mencegah anemia, yang merupakan kondisi medis denganditandai kadar hemoglobin yang rendah dalam darah. Ketika tubuh kekurangan zat besi, produksi hemoglobin dapat terhambat, yang berakibat pada penurunan kadar oksigen dalam darah.
Gejala anemia, seperti kelelahan, pusing, sesak napas, dan sakit kepala, dapat memengaruhi kualitas hidup anak, mengurangi energi, mengganggu konsentrasi, dan bahkan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan kebutuhan zat besi anak pada berbagai rentang usia:
Rentang Usia | Kebutuhan Zat Besi Harian (mg) |
0-5 bulan | 0,3 |
6-11 bulan | 11 |
1-3 tahun | 7 |
4-6 tahun | 10 |
7-9 tahun | 10 |
10-12 tahun | 8 |
Sekarang Bunda sudah mengetahui berbagai manfaat zat besi yang sangat penting untuk kesehatan Si Kecil. Yuk, bantu penuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil dengan memberikan makanan yang kaya nutrisi ini. Mau tahu makanan apa saja itu? Cek di sini, Bun: Makanan Kaya Zat Besi yang Direkomendasikan untuk Anak.
REFERENSI
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Manfaat Zat Besi untuk Si Kecil, Tak Hanya Cegah Anemia
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?