Batuk dan pilek merupakan gangguan kesehatan yang sering dialami oleh Si Kecil. Selain membuatnya tidak nyaman, masalah ini juga bisa bikin ia tambah rewel. Sebagian Bunda mungkin berpikir untuk memberikan antibiotik agar penyakitnya cepat sembuh. Namun, benarkah penangan tersebut merupakan cara yang tepat?
Banyak mitos yang sering dipercaya terkait batuk dan pilek. Padahal secara anjuran medis, beberapa mitos tersebut sangat bertentangan. Ingin tahu seperti apa faktanya dan solusi alami dari masalah yang dialami Si Kecil? Baca artikel ini yuk.
Apakah Bunda termasuk salah satu yang percaya beberapa mitos di bawah ini? Yuk cek seperti apa faktanya.
Mitos: Ingat Bunda, batuk adalah respons normal fisiologis tubuh. Jadi, tidak semua batuk pilek membutuhkan obat batuk dan antibiotik. Umumnya, penyebab batuk pilek pada Si Kecil adalah infeksi virus, sedangkan antibiotik digunakan untuk melawan infeksi bakteri.
Bagaimana dengan pernyataan batuk bisa menurunkan berat badan anak, itu mitos atau fakta? Yuk, temukan jawabannya di artikel ini: Berat Badan Anak Turun Karena Batuk? Ini Alasannya.
Mitos: Tahukah Bunda bahwa lebih dari 70% orangtua salah memberikan dosis obat pada anaknya. Nyatanya, tidak semua obat batuk pilek bisa dikonsumsi oleh Si Kecil semua usia.
Untuk yang berusia di bawah 6 bulan, tidak boleh diberikan obat batuk pilek kombinasi yang banyak dijual bebas karena bisa menimbulkan efek samping berbahaya. Dosis pemberian pun harus disesuaikan dengan berat badannya. Ini alasan mengapa Bunda harus konsultasikan dulu pada dokter anak sebelum memberikan obat apapun kepada Si Kecil.
Mitos: Baik orang dewasa maupun anak-anak bisa divaksinasi flu. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) malah merekomendasikan Si Kecil yang berusia lebih dari 6 bulan untuk diberikan vaksin flu setiap tahunnya. Risiko terkena komplikasi akibat flu seperti pneumonia sangat tinggi untuk Si Kecil yang balita.
Mitos: Semua penyakit pilek dicegah dengan vaksin flu. Ini tidak benar, karena tidak semua pilek disebabkan oleh virus flu, sehingga tidak semua gejala pilek dapat dicegah dengan vaksin flu.
Sebagian pilek merupakan gejala dari penyakit pneumonia, yang disebabkan oleh bakteri. Tentu pencegahannya bukanlah vaksin flu, melainkan vaksin yang dapat melawan bakteri tersebut. Ada banyak vaksin untuk mencegah serangan bakteri penyebab pneumonia ini, antara lain vaksin PCV. Mari simak lebih dalam tentang vaksin PCV untuk imunisasi anak ini di sini: Bunda: Apa Itu Imunisasi PCV, dan untuk Apa Diberikan?
Mitos: Ini adalah isu yang paling dikhawatirkan oleh Bunda. Memang benar, batuk bisa menjadi gejala adanya pneumonia (infeksi paru-paru). Tetapi batuk bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya flu atau alergi yang dapat sembuh sendiri tanpa harus diobati. Untuk Si Kecil di bawah usia 6 bulan, apabila muncul gejala batuk pilek yang disertai demam segera periksakan ia ke dokter.
Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan Si Kecil sering batuk pilek, baca artikel berikut ya: Penyebab Si Kecil Sering Batuk dan Pilek
Mitos: Produksi lendir dan konsumsi susu tidak ada hubungannya. Bunda bisa tetap berikan Si Kecil susu seperti biasa, kecuali jika ia mengalami sesak napas. Ini dilakukan agar menghindari cairan masuk ke dalam paru-paru akibat tersedak.
Mitos: Madu memang dapat mengurangi batuk, bahkan World Health Organization (WHO) merekomendasikan madu untuk mengurangi batuk. Namun, madu hanya boleh diberikan apabila Si Kecil sudah berusia di atas 1 tahun.
Terdapat beberapa cara yang lebih efektif untuk mengurangi batuk dan pilek apabila ia masih bayi. Yuk, simak berbagai cara tersebut di sini: Cara Mengatasi Batuk dan Pilek pada Si Kecil yang Baru 1 Tahun.
Untuk mengobati batuk Si Kecil, selain dengan obat-obatan yang dijual bebas di apotik, Bunda juga bisa memanfaat beberapa bahan dapur di rumah sebagai alternatif solusi, di antaranya:
Madu tidak hanya memiliki rasa yang enak, tetapi juga dapat membantu meredakan batuk pada Si Kecil. Menurut hasil penelitian, madu lebih efektif dalam mengatasi batuk dibanding dengan menggunakan pengobatan biasa dan sekaligus dapat mengurangi kebutuhan akan antibiotik.
Penelitian lain juga membandingkan pengobatan batuk dengan madu dan dekstrometorfan (obat pereda batuk). Hasilnya, keduanya sama-sama efektif untuk mengatasi batuk, tetapi madu memiliki hasil yang sedikit lebih baik.
Untuk meredakan batuk Si Kecil, Bunda dapat memberikan madu secara langsung atau mencampurnya dengan minuman hangat lainnya.
Jahe memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan batuk kering maupun asma. Fakta ini didukung dengan hasil penelitian terhadap penggunaan herbal dalam pengobatan tradisional Asia.
Untuk memanfaatkan jahe sebagai obat batuk Si Kecil, pertama potong jahe tipis-tipis dan campurkan 3 cangkir air. Rebus selama 10 menit dan saring airnya. Bunda juga boleh menambahkan madu atau lemon ke dalam minuman jahe agar rasanya lebih ramah untuk lidah Si Kecil.
Merupakan salah satu herbal yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Penggunaan kunyit ternyata juga dapat membantu meredakan batuk pada Si Kecil.
Untuk mengatasi batuk dengan kunyit, terlebih dahulu siapkan segelas air dan masukkan kunyit. Kemudian rebus hingga air tersebut mendidih. Untuk mengonsumsinya, tambahkan madu agar rasanya lebih manis dan berikan pada Si Kecil. Bunda juga bisa mencampurkan sari kunyit ke dalam susu Si Kecil.
Terdapat penelitian di tahun 2008 yang menunjukkan jika minuman hangat dapat membantu meredakan batuk dan pilek. Tak hanya itu saja, beberapa gejala seperti sakit tenggorokan juga dapat berkurang dengan mengkonsumsi air hangat. Terkait dengan sakit tenggorokan, sebenarnya selain mengonsumsi air hangat, masih ada cara lain yang tak kalah efektif lho. Mau tahu apa saja solusi alternatifnya? Baca artikel berikut yuk: Cara Mengatasi Hidung Tersumbat dan Sakit Tenggorokan pada Anak
Tahukah Bunda, jika air hangat dapat membantu mengencerkan dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan. Cara tepat pemberian minuman ini pada Si Kecil, bisa dengan menambahkan sedikit madu ke dalamnya.
Agar Si Kecil terjaga kesehatannya, atur pola makan Si Kecil dengan memberikannya makanan sarat gizi, jaga kebersihan diri dan lingkungan, serta pastikan Si Kecil mendapatkan cukup tidur.
Nah, itulah mitos seputar batuk pilek yang seringkali dialami Si Kecil. Agar Bunda lebih siaga dalam menjaga kesehatan Si Kecil, cari tahu juga informasi mengenai gejala, penyebab, dan cara mengatasinya dalam artikel ini yuk: Gejala Batuk Pilek pada Anak dan Cara Mengatasinya
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel 7 Mitos dan Fakta Batuk Pilek pada Si Kecil dan Obatnya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?