Gizi & Nutrisi Gizi & Nutrisi

Gejala dan Dampak Kelebihan Protein pada Anak

Morinaga Platinum ♦ 22 Juli 2024

Gejala dan Dampak Kelebihan Protein pada Anak

Protein adalah salah satu nutrisi penting untuk masa pertumbuhan Si Kecil. Namun, perlu disadari bahwa ada dampak buruk yang dapat terjadi jika anak kelebihan protein di dalam tubuhnya seperti berat badan meningkat cepat, diare, kehilangan kalsium hingga dehidrasi. Untuk mencegahnya, mari simak ulasannya berikut ini.

Dampak Kesehatan yang Disebabkan oleh Kelebihan Protein

Mengonsumsi protein secara berlebihan tidak direkomendasikan bagi Si Kecil karena akan menyebabkan risiko penyakit, Bunda. Salah satu risikonya adalah ginjalnya yang akan bekerja berlebihan dalam memproses protein, sehingga menciptakan suasana yang tidak baik dalam ginjal tersebut. Dampaknya, ia dapat mengalami batu ginjal.

Selain itu,ada efek jangka panjang jika Si Kecil kelebihan protein yaitu berat badan meningkat secara drastis (obesitas). Sebab, protein yang berlebihan akan meningkatkan pertumbuhan jaringan lemak di dalam tubuhnya, sehingga menyebabkan ia menjadi gemuk.

Dampak lain dari kelebihan protein yang juga berbahaya adalah meningkatnya risiko penyakit jantung Si Kecil ketika dewasa nanti, terutama apabila kelebihan ini terjadi akibat terlalu banyak mengonsumsi protein hewani. Konsumsi makanan dari sumber hewani yang tidak diimbangi konsumsi sumber protein nabati akan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Namun, Bunda jangan salah kaprah. Kebutuhan Si Kecil untuk mengkonsumsi sumber protein hewani tetap dibutuhkan, tetapi pilihlah yang rendah lemak. Tujuannya agar sumber protein tersebut tidak meningkatkan kadar kolesterol.

Gejala Kelebihan Protein pada Anak

Tanda-tanda kelebihan protein berlebih pada anak umumnya sulit diketahui, Bunda. Namun, Bunda dapat mencurigai bahwa Si Kecil terlalu banyak mengonsumsi protein apabila ia mengalami gejala tertentu, misalnya menjadi sering buang air kecil.

Gejala ini dapat timbul apabila ginjalnya terlalu banyak bekerja memproses protein, sehingga menyebabkan dirinya menjadi memproduksi air seni secara berlebihan. Selain itu, jika ia merasa sakit pinggang ketika buang air kecil, Bunda dapat curiga bahwa ia mengalami batu ginjal yang disebabkan kelebihan nutrisi ini. 

Cara Mencegah Kelebihan Protein

Agar Si Kecil tidak sampai mengalami kelebihan protein, Bunda perlu menjaga agar ia mencukupi kebutuhan proteinnya tanpa menjadi berlebihan.

Kecukupan kadar protein bisa Bunda dapatkan dari protein hewani dan nabati. Sumber protein hewani bisa didapatkan pada daging, telur, susu, ikan, seafood dan hasil olahannya (yoghurt dan keju). Untuk sumber protein nabati, ada pada kacang-kacangan, sayuran, serta hasil olahannya (tahu, tempe, dan susu kedelai).

Berdasarkan data Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian Kesehatan RI, protein ideal untuk anak usia 1-3 tahun adalah 20 gram, 4-6 tahun butuh 25 gram, 7-9 tahun memerlukan 40 gram, dan anak usia 10-12 tahun memerlukan 50 gram protein per hari. 

Bunda perlu mengetahui seberapa banyak protein dalam porsi menu makanan Si Kecil agar ia tidak sampai mengonsumsi protein secara berlebihan. Misalnya, setiap 100 gram daging sapi mengandung antara 25-27 gram protein, sedangkan setiap 100 gram tempe mengandung 19 gram protein saja. 

Jangan sampai Si Kecil mendapatkan protein berlebih yang justru berdampak buruk pada kesehatan. Yuk, Bunda, berikan nutrisi protein seimbang melalui panduan di sini: Panduan Makanan Bergizi Seimbang untuk Si Kecil.

Sumber: 

  • Kemkes. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Untuk Masyarakat IndonesiaDiakses pada tanggal 31 Mei 2024. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf
  • MedicineNet. What Are the Signs of Consuming Too Much Protein? Diakses pada tanggal 5 Juni 2024. https://www.medicinenet.com/what_are_the_signs_of_consuming_too_much_protein/article.htm