Ada dua jenis protein utama yang diperlukan oleh tubuh manusia, yaitu hewani dan nabati. Keduanya berperan penting dalam mendukung pertumbuhan Si Kecil, terutama sebagai pembentuk sel dalam tubuh, perkembangan otak, sistem kekebalan tubuh, sampai pertumbuhan otot, tulang, dan rambut.
Bunda, baca artikel ini sampai habis untuk mengetahui berapa banyak asupan yang Si Kecil butuhkan dan apa saja sumber makanan berprotein terbaik untuknya.
Baik protein hewani dan nabati, keduanya sama-sama penting karena dapat memberikan asupan nutrisi yang seimbang dan mengoptimalkan fungsi tubuh Si Kecil. Namun, apa bedanya?
Sesuai namanya, protein hewani berasal dari daging hewan, seperti ikan, ayam, sapi, atau makanan laut, dan dapat ditemukan dalam telur, susu, yoghurt, keju, dan lainnya. Nutrisi ini merupakan komponen penting dalam pola makan karena mengandung asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh sendiri. Asam amino sendiri akan digunakan oleh tubuh untuk memproduksi enzim, hormon, neurotransmitter (senyawa kimia dalam otak), serta antibodi.
Dari segi kandungan nutrisi, makanan yang mengandung protein hewani kaya akan asam amino esensial, mineral, lemak, omega-3, vitamin, zat besi heme, zinc, vitamin B12, kalsium, vitamin D, omega 3, kreatin, dan taurin. Jika asupan ini dipenuhi dengan baik, maka dapat mencegah stunting pada anak-anak. Selain menjaga tercukupinya kebutuhan nutrisi, sebenarnya masih banyak cara yang bisa Bunda terapkan untuk mencegah kondisi ini. Ingin tahu apa saja solusinya? Yuk baca artikel ini: 7 Cara Tepat Pencegahan Stunting pada Si Kecil
Penting juga untuk diketahui, bahwa pemenuhan nutrisi, terutama protein hewani juga dapat mendukung perkembangan mental, kemampuan belajar, dan daya tahan tubuh yang lebih tinggi. Sehingga pastikan untuk menyajikan makanan ini pada Si Kecil agar manfaat tersebut dapat terasa.
Protein nabati merupakan sumber nutrisi yang berasal dari tanaman dan mengandung nutrisi penting seperti serat, antioksidan, dan vitamin. Contohnya adalah kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang almond, kacang tanah, kacang kedelai, beras merah, quinoa, kacang hijau, gandum utuh dan sayuran hijau seperti bayam, brokoli, kale, jamur, kacang hijau, kentang, dan buncis.
Salah satu makanan olahan yang merupakan sumber protein utuh dan mengandung seluruh asam amino esensial adalah tempe dan tahu. Keduanya berasal dari kacang kedelai. Dalam 100 gram, baik tempe dan tahu masing-masing mengandung protein sebanyak 17-20 gram dan 15-18 gram.
Protein berperan untuk menjaga kesehatan saraf dan otak, membantu penyerapan kalsium, meningkatkan sistem imun tubuh, menjaga pencernaan, dan menjaga kekuatan tulang. Oleh sebab itu, pola makan yang seimbang antara protein hewani dan nabati akan mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil.
Dalam tiga tahun pertama, nutrisi ini memegang peranan penting dalam perkembangan otak, pertumbuhan tulang dan otot, hingga pertahanan kekebalan tubuh. Jadi, sebaiknya makanan sumber protein nabati dan hewani diberikan secara seimbang.
Angka kecukupan protein pada anak-anak bergantung pada jenis kelamin, usia, berat badan, menu makanan, dan aktivitas hariannya. Namun secara umum, kebutuhan yang harus dipenuhi berdasarkan usianya yaitu sebagai berikut:
Pemenuhan asupan protein harian penting untuk pertumbuhan fisik Si Kecil. Kekurangan nutrisi ini berpotensi menyebabkan beberapa kondisi berikut:
Tahukah Bunda, penyakit marasmus termasuk kategori penyakit yang sering dialami oleh Si Kecil jika ia kekurangan gizi. Agar hal ini tidak terjadi pastikan kebutuhan protein dan kalori hariannya tercukupi, ya. Ingin tahu ulasan lengkap tentang penyakit ini dan sumber makanan yang perlu disajikan? Yuk baca artikel berikut: 5 Penyakit Akibat Anak Kekurangan Gizi
Agar menu makanan tidak monoton, Bunda bisa berkreasi dengan warna dan bentuk. Manfaatkan cetakan kue berbentuk hewan, pewarna makanan, atau pisau bergerigi untuk membuat makanan menjadi lebih lucu dan menarik.
Variasikan makanan agar isi piring menjadi beragam dan berwarna-warni, sehingga kegiatan makan menjadi lebih menyenangkan. Cara lain yang dapat dicoba adalah mengombinasikan kedua jenis protein menjadi satu lewat modifikasi makanan. Misalnya dengan membuat nugget sendiri yang merupakan campuran antara daging ayam, keju, brokoli, dan tahu. Selain lebih sehat, kebutuhan Si Kecil akan terpenuhi.
Pastikan Bunda memenuhi asupan protein harian Si Kecil agar kemampuan fisik dan berpikirnya berkembang dengan optimal. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kekurangan nutrisi ini dapat mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang Si Kecil. Jika Bunda ingin mengetahui lebih dalam terkait hal ini, baca artikel berikut, yuk: Dampak Kekurangan Protein pada Anak dan Cara Mengatasinya.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Ternyata, Ini Jenis Protein yang Dibutuhkan Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?