Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat menyerang segala usia, tetapi lebih sering menyerang bayi dan anak-anak. ISPA merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi saluran pernapasan bagian atas. Saluran ini meliputi hidung, rongga hidung, sinus, tenggorokan atau faring, dan kotak pita suara atau laring.
Melansir situs resmi Kementerian Kesehatan Indonesia, infeksi ISPA dapat mencakup tonsilitis atau amandel, flu, sinusitis, rhinitis, laringitis, dan faringitis. Adapun anak yang terserang ISPA cenderung akan rewel dan nafsu makan berkurang. Nah bun karena infeksi ISPA dapat mencakup tonsilitis atau amandel dan penyakit lainnya, simak artikel berikut yuk untuk mengetahui perbedaan Radang amandel dengan radang tenggorokan. Ciri-ciri Radang Amandel, Samakah dengan Radang Tenggorokan?
Penyakit ISPA lebih sering terjadi ketika musim hujan. Infeksi saluran pernapasan atas bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Virus penyebab ISPA antara lain rhinovirus, adenovirus, virus coxsackie, parainfluenza, dan RSV (respiratory syncytial virus). Sedangkan bakteri yang bisa menyebabkan ISPA meliputi streptokokus, hemolitikus, stafilokokus, pneumokokus, hemofilus, influenza, bordetella pertusis dan korinebakterium diffteria.
Infeksi bakteri dan virus memiliki banyak kesamaan. Kesamaan pertama ada di paparan ke tubuh manusia. Kedua mikroba tersebut bisa berpindah ke tubuh manusia melalui kontak dengan orang yang terinfeksi, kontak dengan permukaan yang terkontaminasi, dan kontak dengan makhluk hidup yang terinfeksi. Infeksi bakteri dan virus juga sama-sama dapat menyebabkan penyakit ringan, sedang, dan berat. Infeksi bakteri dan virus juga dapat menyebabkan gejala yang sama seperti batuk dan bersin, demam, peradangan, muntah, diare, kelelahan, dan kram. Gejala-gejala tersebut menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang mencoba membersihkan tubuh dari organisme menular.
Perbedaan infeksi bakteri dan virus terdapat di hal-hal yang sangat detail dan membutuhkan keahlian profesional. Perbedaan bakteri dan virus ada di struktural organisme dan cara mereka merespon obat. Karenanya, Bunda harus berkonsultasi dengan dokter jika merasa memiliki gejala infeksi bakteri atau virus.
Dalam beberapa kasus, sulit untuk menentukan apakah suatu penyakit disebabkan oleh virus atau bakteri karena banyak penyakit, seperti pneumonia, meningitis, dan diare, dapat disebabkan oleh keduanya. Akan tetapi, penanganan dokter dapat menentukan penyebab infeksi. Pada umumnya, dokter akan meminta tes darah atau urin untuk membantu memastikan diagnosis. Penanganan lebih lanjut biasanya menggunakan tes kultur jaringan untuk mengidentifikasi bakteri atau virus yang menginfeksi.
Virus dan bakteri penyebab ISPA bisa menyebar dan menular dengan hanya menghirup percikan droplet saat penderitanya batuk atau bersin. Tidak hanya itu, penyebaran juga bisa terjadi ketika memegang benda yang telah terkontaminasi virus atau kuman penyebab ISPA dan secara tak sadar menyentuh hidung atau mulutnya.
Anak-anak yang terinfeksi ISPA akan mengalami beberapa gejala seperti hidung tersumbat atau pilek, bersin, dan batuk-batuk. Selain itu, infeksi saluran pernapasan atas dapat ditandai dengan sakit tenggorokan yang menyebabkan suara serak, mata terasa sakit, berair, dan kemerahan.
Tak jarang, penderita ISPA akan mengalami sakit kepala, nyeri otot atau myalgia, demam, dan sakit saat menelan. Gejala-gejala yang diakibatkan oleh infeksi virus biasanya menetap selama 1-2 minggu. Gejala ISPA akan mereda dengan sendirinya tetapi anak perlu mendapatkan perawatan di rumah agar dapat beristirahat dengan cukup dan lebih nyaman.
Walaupun kondisi dapat membaik seiring waktu, ISPA pada anak-anak perlu diwaspadai apabila semakin lama semakin parah atau mengalami sejumlah gejala tertentu.
Gejala ISPA pada Si Kecil akan mulai terlihat sejak 1-2 minggu pertama. Si Kecil akan mendapatkan gejala sesak napas, napas berbunyi, nyeri di bagian dada atau perut, kejang-kejang, bahkan penurunan kesadaran harus diwaspadai. Selain itu, bibir dan kuku tampak kebiruan, kulit menjadi pucat dan teraba dingin, serta terjadi gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan diare. Apabila anak-anak mengalami gejala-gejala tersebut, kemungkinan ISPA telah menyebabkan komplikasi yang lebih berat dan membutuhkan penanganan kesehatan sesegera mungkin.
Kebanyakan kasus ISPA pada anak akan membaik setelah waktu tertentu saat proses pemulihannya Si Kecil mendapatkan istirahat yang cukup. Selain itu, orangtua juga dapat menerapkan beberapa cara perawatan yang dapat dilakukan di rumah. Berikut penjabarannya:
Saat merawat anak yang terserang ISPA, pastikan Si Kecil mendapatkan asupan makan dan minum yang cukup. Anak akan cenderung kurang berselera makan dan minum, yang bisa berakibat mengalami dehidrasi.
Untuk itu, berikan anak air putih yang cukup karena hal ini akan membantu mengencerkan dahak yang membuat saluran pernapasan terasa lebih lega.
Jika anak tidak mau minum air putih, Bunda dapat memberikan pilihan lainnya seperti teh hangat atau air lemon yang ditambah dengan madu. Tapi perlu digaris bawahi bahwa madu hanya boleh diberikan untuk anak di atas 1 tahun terkait risiko keracunan botulisme.
Sementara itu, apabila anak tidak dapat menghabiskan porsi makan biasanya, berikan porsi makan lebih sedikit dengan frekuensi lebih sering.
Istirahat cukup menjadi salah satu hal penting yang harus dijaga oleh orangtua saat anak mengalami ISPA. Anak yang sedang terinfeksi virus atau bakteri penyebab gangguan pernapasan perlu beristirahat selama setidaknya 9-10 jam setiap malam.
Bunda dapat menciptakan suasana yang nyaman dan bersih di kamar tidur Si Kecil. Selain itu, bisa juga dengan membacakan buku cerita dan memeluk anak hingga tertidur.
Hindari kamar anak dari paparan asap rokok, debu, dan kotoran. Bunda dapat menggunakan pelembab ruangan (home humidifier) untuk menjaga kebersihan udara agar anak bisa beristirahat dengan nyaman.
Si Kecil sulit istirahat karena hidungnya sendiri tersumbat? Yuk, Bunda, lihat cara melegakan sumbatan hidung ini di sini: Cara Mengatasi Hidung Tersumbat pada Anak
Kondisi anak yang belum membaik dapat diberikan obat-obatan untuk membantu meringankan gejala yang dirasakan. Kendati obat-obatan sangat mudah didapatkan di pasaran, Bunda sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan. Tujuannya untuk memastikan bahwa obat yang diminum sesuai dengan kondisi tubuh Si Kecil. Pada beberapa kasus, obat yang tidak sesuai justru bisa memperparah penyakit.
Demam merupakan gejala yang cukup sering terjadi pada ISPA. Umumnya jika ISPA pada Si Kecil disebabkan bakteri, maka obat dari dokter akan mampu menurunkan demamnya juga. Tetapi jika ISPA-nya disebabkan virus, maka obatnya hampir-hampir tidak ada selain istirahat.
Akan tetapi, sering demam ini membuat Si Kecil pusing, sehingga ia tidak bisa tidur dengan tenang. Oleh karenanya, coba turunkan demamnya tanpa obat-obatan ya, Bun. Mari simak cara menurunkan panas pada badan Si Kecil di sini: Cara Menurunkan Panas pada Bayi tanpa Obat
Terdapat beberapa cara untuk mencegah ISPA atau melindungi anak dari gangguan pernapasan, salah satunya dengan menghindari kontak secara langsung dengan orang yang tengah menderita sakit ISPA.
Selain itu, orangtua dapat mengingatkan anak untuk mencuci tangan secara rutin terutama setelah beraktivitas di luar rumah, menyentuh benda-benda kotor, sehabis buang air kecil atau besar, dan sebelum makan, serta mengajari anak untuk selalu menutup area hidung serta mulut saat batuk atau bersin.
Jika ada orang lain, baik anak kecil atau orang dewasa, yang sedang sakit, upayakan untuk menghindari berbagi mainan, peralatan makan, atau benda lain yang berada di sekitar orang sakit. Penting juga untuk melakukan dengan rutin membersihkan rumah dan benda-benda yang ada di kamar tidur anak.
Bunda juga dapat memberikan imunisasi pada Si Kecil untuk sejumlah penyakit terkait ISPA. Salah satu imunisasi yang cukup populer diberikan ke Si Kecil adalah vaksin pneumonia. Vaksin tersebut digunakan untuk mencegah infeksi pneumonia atau infeksi lain akibat bakteri Streptococcus pneumoniae atau bakteri pneumokokus. Catat ya jenis dan jadwal imunisasi bayi berikut ini: Jadwal Imunisasi Bayi Lengkap Anjuran IDAI Terbaru.
Untuk bisa melakukan diagnosa mendalam, pemeriksaan dan penanganan dokter punya peran krusial bagi kesehatan Si Kecil. Umumnya, dokter akan memeriksa gejala gangguan pernapasan dan penyakit lain yang pernah dialami Si Kecil. Dokter akan melakukan pemeriksaan hidung, telinga, dan tenggorokan untuk mendeteksi kemungkinan adanya infeksi. Bunda bisa membantu tugas dokter dengan cara menenangkan Si Kecil.
Suara napas Si Kecil juga akan diperiksa oleh dokter dengan stetoskop untuk memantau adanya penumpukan cairan atau peradangan di paru-paru. Apabila terjadi sesak napas, dokter akan melakukan pemeriksaan kadar oksigen atau saturasi oksigen menggunakan alat pulse oximetry.
ISPA yang disebabkan oleh virus biasanya tidak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena dapat sembuh dengan sendirinya sistem imunitas tubuh yang kuat setelah beberapa minggu. Meski begitu, diperlukan pemantauan gejala oleh dokter secara teratur.
Apabila dicurigai adanya kuman khusus penyebab ISPA, dokter akan melakukan pengambilan sampel dahak atau usap tenggorokan untuk diperiksa di laboratorium. Jika infeksi menyerang paru-paru, maka akan dilakukan pemeriksaan foto rontgen dada atau CT scan untuk memeriksa kondisi organ paru-paru.
Nah, sekarang Bunda sudah tahu mengenai ISPA pada anak, sehingga dapat mengantisipasi apabila Si Kecil mengalami gejala yang mengarah ke infeksi saluran pernapasan atas dan memberikan penanganan yang tepat.
Selain itu, Bunda dapat memberikan tambahan susu pertumbuhan untuk memperkuat daya tahan tubuh Si Kecil. Salah satu susu formula yang bisa membantu Bunda adalah Morinaga Platinum.
Susu Morinaga Platinum MoriCare Triple Bifidus memiliki formula unggulan yakni Probiotik Triple Bifidus yang merupakan gabungan 3 bakteri baik Bifidobacterium longum BB536, Bifidobacterium breve M-16V, Bifidobacterium longum subsp. infantis M-63 yang disinyalir dapat memperkuat daya tahan tubuh Si Kecil dan mencegah infeksi saluran nafas maupun pencernaan pada Si Kecil.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel ISPA Pada Anak: Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?