Perawatan Anak

Si Kecil Sering Kentut, Tetapi Sulit BAB?

Morinaga Platinum - 6 Mei 2025

Si Kecil Sering Kentut, Tetapi Sulit BAB?

Bunda mungkin pernah mendapati Si Kecil sering kentut, namun sulit buang air besar. Kondisi ini sebenarnya cukup umum terjadi dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, hingga gangguan pada sistem pencernaan. Meski Si Kecil tetap bisa kentut, kondisi ini tetap bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan perut terasa kembung, sehingga membuatnya merasa rewel.

Untuk mengatasi rasa tidak nyaman ini, ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan, seperti memperbaiki pola makan dan memastikan NUTRISI Si Kecil tercukupi dengan baik. Hal ini penting agar sistem pencernaan berfungsi optimal, mendukung kesehatan pencernaan, serta membantu Si Kecil tetap aktif dan penuh semangat sebagai #GenerasiPlatinum.

Perubahan Pola Makan Menyebabkan Susah BAB

Asupan makanan sehat berperan penting terhadap kelancaran proses cerna dalam perut Si Kecil. Bagi Bunda, sangat disarankan untuk memberikan asupan makanan berserat seperti sayur dan buah pada anak. Sebaiknya, batasi konsumsi makanan berlemak seperti gorengan, camilan kemasan, dan makanan cepat saji. Tidak kalah pentingnya untuk memastikan Si Kecil cukup minum air putih supaya pencernaan lebih lancar dan fesesnya lebih lunak sehingga mudah dikeluarkan.

Perlu diketahui, ada beberapa jenis makanan yang justru membuat perut Si Kecil jadi kembung karena menghasilkan banyak gas. Misalnya, makanan fermentasi seperti yoghurt atau makanan tinggi gula seperti permen dan minuman manis. Jika dikonsumsi berlebihan, gas akan menumpuk dalam perut hingga menimbulkan rasa tidak nyaman, serta sering kentut namun sulit BAB. 

Agar pencernaannya lebih lancar, Bunda bisa memberikan sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, serta buah kaya serat seperti pepaya dan apel. Minum air putih hangat juga dapat membantu merangsang gerakan usus secara alami.

Kurangnya Aktivitas Fisik

Minimnya aktivitas fisik ternyata bisa berdampak langsung pada sistem pencernaan Si Kecil, terutama dalam memperlambat gerakan peristaltik atau kontraksi otot-otot usus. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang rendah dapat meningkatkan risiko sembelit.

Saat Si Kecil jarang bergerak, usus kehilangan rangsangan alami untuk mendorong sisa makanan menuju anus. Akibatnya, feses menumpuk dan menjadi keras, sehingga sulit dikeluarkan. Gas hasil fermentasi makanan di usus bisa menumpuk, tetapi sulit keluar jika feses terlalu padat. Kondisi inilah yang membuat perut Si Kecil terasa kembung dan tidak nyaman.

Untuk membantu memperlancar buang air besar secara alami, Bunda bisa mengajak Si Kecil melakukan aktivitas ringan yang merangsang kerja usus. Misalnya, berjalan kaki santai selama 15-30 menit setelah makan atau melakukan peregangan ringan di pagi hari. Gerakan sambil bermain, seperti "berjalan seperti robot" atau "melompat seperti kelinci", dapat merangsang pergerakan usus Si Kecil. Aktivitas ini tidak hanya membantu pencernaan, tetapi juga menyenangkan dan mudah dilakukan di rumah.

Anak 3 Tahun Tidak BAB Seminggu, Haruskah Bunda Khawatir?

Setiap anak memiliki pola buang air besar (BAB) yang berbeda-beda. Ada yang BAB setiap hari, ada juga yang dua atau tiga hari sekali dan masih tergolong normal. Namun, jika Si Kecil yang berusia 3 tahun tidak BAB hingga seminggu, kondisi ini sebaiknya tidak dianggap sepele. Hal tersebut bisa mengindikasikan sembelit atau gangguan pencernaan yang memerlukan perhatian.

Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari kurangnya asupan serat, kurang minum air putih (dehidrasi), perubahan pola makan, stres, hingga kebiasaan menahan BAB. Si Kecil yang jarang mengonsumsi buah, sayur, atau makanan berserat tinggi cenderung mengalami sembelit karena feses menjadi keras dan sulit dikeluarkan.

Sembelit yang berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan berbagai dampak. Si Kecil bisa merasa tidak nyaman karena perut kembung, nyeri, dan bahkan kehilangan nafsu makan. 

Semakin lama feses tertahan di usus, tubuh akan menyerap lebih banyak air dari feses sehingga makin keras dan sulit dikeluarkan. Akibatnya, Si Kecil bisa merasa trauma saat BAB karena nyeri, yang justru memperparah kondisi. Jika kondisi tidak membaik dalam beberapa hari atau disertai gejala lain, segera konsultasikan dengan dokter.

Cara Merangsang Agar Perut Mules dan Bisa BAB

Kesulitan buang air besar (BAB) bisa diatasi dengan berbagai cara alami yang mudah dilakukan di rumah. Salah satunya adalah dengan memulai hari dengan minum air hangat di pagi hari saat perut masih kosong. Minuman hangat ini dapat merangsang gerakan usus, membantu proses pencernaan, dan mempersiapkan tubuh untuk BAB. Jus apel atau air lemon hangat juga dikenal dapat merangsang kontraksi usus, sehingga mempercepat proses BAB.

Makanan yang kaya serat juga memainkan peran penting dalam kelancaran BAB. Sayur, buah, dan makanan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt dan tempe, sangat membantu melancarkan sistem pencernaan. Pastikan pola makan Si Kecil kaya serat dan cukup cairan untuk mendukung kelancaran BAB. Hindari makanan yang dapat memicu sembelit, seperti keju atau susu sapi, terutama jika Si Kecil sensitif terhadap laktosa.

Untuk mendukung kelancaran BAB lebih lanjut, teknik pijat perut bisa menjadi solusi yang sangat efektif. Cobalah pijat perut dengan gerakan searah jarum jam di sekitar pusar, atau gunakan metode pijat ILU yang membentuk huruf I, L, dan U pada perut. Gerakan ini membantu memperlancar pergerakan feses di usus besar. 

Posisi Tidur Agar BAB Lancar

Salah satu posisi tidur yang direkomendasikan untuk membantu melancarkan BAB adalah tidur miring ke kiri. Posisi ini memanfaatkan gravitasi untuk mengarahkan sisa makanan dari usus kecil ke usus besar hingga ke rektum, sehingga proses pencernaan berjalan lebih optimal. Tidur miring ke kiri juga dapat mengurangi risiko refluks asam lambung, karena posisi lambung yang lebih rendah dari kerongkongan mencegah asam lambung naik.

Agar tidur Si Kecil semakin nyaman dan pencernaannya tetap lancar, Bunda bisa menerapkan beberapa tips tambahan. Hindari memberikan makanan dalam porsi besar menjelang waktu tidur, agar perut tidak penuh dan pencernaan tetap ringan. 

Selain itu, meninggikan posisi kepala Si Kecil dengan bantal dapat membantu mencegah refluks. Meletakkan bantal di antara kedua kakinya saat tidur miring juga bisa menjaga postur tubuh tetap rileks sepanjang malam.

Perlu diingat, menjaga kesehatan pencernaan Si Kecil tidak cukup hanya dengan posisi tidur yang tepat. Menerapkan pola makan sehat dan aktivitas fisik juga berperan besar dalam kelancaran pencernaan. Pastikan Si Kecil rutin bergerak aktif dan mengonsumsi makanan kaya serat untuk mendukung sistem pencernaannya. Gaya hidup sehat yang diterapkan sejak dini dapat membantu memperlancar proses pencernaan dan mengurangi risiko sembelit.

Untuk mendukung pencernaan Si Kecil lebih maksimal, Bunda juga bisa memberikan asupan NUTRISI yang mendukung kesehatan saluran cerna, seperti susu pertumbuhan yang mengandung serat dan probiotik. Kombinasi ini akan membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus dan memperlancar pencernaan secara alami. 

Cari tahu lebih lanjut rekomendasi susu pertumbuhan tinggi serat yang baik untuk pencernaan Si Kecil di sini: Susu Tinggi Serat yang Baik untuk Pencernaan Si Kecil.

Lihat Artikel Lainnya