Ada beragam penyebab anak mengalami buang air besar terus-menerus, termasuk infeksi, alergi makanan, atau risiko gangguan pencernaan lainnya. Faktor pola makan atau kurangnya asupan cairan juga dapat memicu masalah pencernaan ini. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, baca artikel ini ya, Bun.
Bunda, waspada bila Si Kecil buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari atau mengalami diare berulang. Inilah beberapa penyebab kondisi tersebut:
Diare atau buang air besar terus-menerus dapat terjadi karena adanya infeksi bakteri atau virus. Infeksi bakteri biasanya disebabkan oleh paparan Salmonella atau Listeria yang ditemukan pada makanan yang tidak matang sempurna atau terkontaminasi.
Sedangkan virus yang menyebabkan diare adalah virus Rotavirus atau Norovirusyang biasanya terdapat pada makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh partikel virus tersebut melalui makanan yang tidak dimasak dengan baik atau tercemar oleh tinja manusia yang terinfeksi.
Ketika terjadi infeksi bakteri atau virus, tubuh akan menunjukkan beberapa gejala gangguan pencernaan yang diikuti dengan demam tinggi, demam, kelelahan, sakit atau nyeri pada bagian tubuh, serta mual dan muntah.
Sebagian anak dapat merasa pencernaannya tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan tertentu atau minuman yang mengandung laktosa. Contoh makanan atau minuman yang mengandung laktosa ialah keju, es krim, dan susu sapi.
Jika Si Kecil memiliki riwayat kondisi alergi atau intoleransi laktosa, mengonsumsi makanan dan minuman di atas akan membuat saluran pencernaannya bermasalah. Dampaknya adalah anak mengalami kembung, mual, hingga terus-menerus buang air besar.
Penyakit celiac merupakan salah satu penyebab anak berulang kali buang air besar. Dilansir dari Healthline, penyakit celiac ialah penyakit autoimun yang menyebabkan tubuh merespons suatu nutrisi berupa gluten secara negatif. Gluten ini senyawa yang banyak ditemukan pada biji-bijian, gandum, dan tepung.
Penyakit Celiac disebabkan oleh sistem imun tubuh yang salah mengenali gluten sebagai zat yang berbahaya bagi tubuh, sehingga tubuh membuat antibodi untuk melawannya. Akibatnya muncul radang pada usus, sehingga Si Kecil mengalami gejala gangguan pencernaan seperti diare.
Penyebab anak BAB secara terus-menerus yang lain adalah adanya penyakit Crohn. Mengutip dari Kementerian Kesehatan, penyakit Crohn adalah penyakit radang pada saluran pencernaan yang dapat terjadi mulai dari mulut hingga dengan anus. Penyakit ini paling sering terjadi pada usus halus dan usus besar. Gejalanya meliputi sakit perut dan diare.
Gejala awal penyakit ini biasanya muncul pada masa kanak-kanak atau dewasa awal. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab penyakit Crohn. Kombinasi dari faktor genetik, pengaruh lingkungan, serta gangguan kekebalan tubuh disebut-sebut sebagai pemicunya.
Sindrom Iritasi Usus (SIU) merupakan gangguan pada saluran pencernaan yang memengaruhi frekuensi buang air besar anak.
Penyebab utama yang bisa memicu munculnya gejala SIU belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa faktor risiko yang memengaruhinya termasuk sensitivitas saraf dalam saluran pencernaan, makanan yang bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat di dalam usus, stres, dan faktor genetik.
SIU dapat menunjukkan gejala seperti kembung, nyeri perut, feses yang lembek dengan diare, atau feses yang keras dengan sembelit. Dilansir dari Medical News Today, ada beberapa makanan pemicu SIU ini, seperti kafein, produk susu, dan minuman berkarbonasi atau soda.
Tubuh akan kehilangan cairan lebih banyak dari biasanya ketika mengalami diare. Hal ini patut diwaspadai, karena akan banyak nutrisi yang tidak dapat diserap oleh tubuh jika kondisi ini berlanjut. Tubuh akan menjadi lemas sehingga anak akan terlihat pasif dan tidak semangat dalam beraktivitas.
Kehilangan cairan tubuh secara terus-menerus akan menimbulkan dehidrasi hingga mengakibatkan malnutrisi. Dilansir dari Very Well Health, pada beberapa kasus diare yang berkelanjutan juga dapat memicu munculnya intoleransi laktosa pada anak.
Cara mengatasi anak yang BAB terlalu sering akan menyesuaikan pada faktor penyebabnya. Infeksi bakteri Salmonella pada umumnya tidak membutuhkan perawatan khusus, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan antibiotik.
Hal yang perlu Bunda lakukan adalah memastikan agar anak banyak mengonsumsi cairan untuk menggantikan cairan tubuhnya yang hilang. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum mengonsumsi sesuatu, serta memperhatikan agar makanan dan minuman tidak tercemar oleh kuman atau bakteri yang dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Jika BAB terus-menerus terjadi akibat alergi, maka Bunda perlu menghindari makanan pemicunya. Untuk penyakit celiac, makanan yang mengandung gluten seperti roti atau mie sebaiknya dihindari
Menurut Mayo Clinic, frekuensi BAB yang normal akan berbeda tergantung pada usia anak. Frekuensinya adalah sebagai berikut :
Jika frekuensi BAB masih di dalam batas normal seperti di atas, maka Bunda tidak perlu terlalu khawatir. Merujuk pada Medical News Today, Bunda perlu berkonsultasi lebih lanjut dan membawa Si Kecil untuk mendapatkan penanganan medis apabila kondisi di bawah ini berlangsung dalam waktu lama:
Salah satu usaha untuk mengurangi frekuensi buang air besar pada anak adalah dengan memberikan makanan yang mangandung kadar serat yang rendah. Makanan berserat rendah akan membantu tubuh untuk memperbaiki sistem pencernaan, sehingga BAB akan berkurang. Yuk dalami lebih lanjut tentang makanan rendah serat ini di artikel berikut: 5 Makanan Rendah Serat utuk Solusi Pencernaan Si Kecil
Sumber:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel 5 Penyebab BAB Terus-menerus pada Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?