Untuk perkembangan dan tumbuh anak yang optimal, nutrisi tambahan dibutuhkan untuk Si Kecil. Salah satunya adalah melalui pemberian susu formula. Akan tetapi, setelah susu diseduh, susu tidak boleh diminum lagi setelah 2 jam, jika disimpan di suhu ruangan. Namun jika susu dikemas dalam botol dan disimpak di kulkas, maka susu formula dapat bertahan selama 24 jam. Simak pembahasan artikel di bawah ini mengenai alasan susu formula yang tidak boleh diminum setelah 2 jam diseduh.
Susu formula yang telah diseduh, hanya bertahan sampai dua jam. Karena bahan dasar susu pada susu formula memang hanya memiliki kualitas bagus selama 2 jam saja di suhu ruangan.
Tidak boleh, Bunda. Ketika Si Kecil minum susu formula dari botolnya, maka ia memindahkan kuman di air liur dan mulutnya ke botol tersebut. Susu dalam botol menjadi tercampur kuman tersebut, sehingga harus buru-buru diminum.
Jika susu formula baru diseduh dan direncanakan untuk diminum baru 2 jam kemudian, maka susu harus langsung dimasukkan ke kulkas. Karena susu yang dibiarkan di suhu ruangan saja akan menumbuhkan bakteri. Dan bakteri ini dapat menyakiti Si Kecil.
Banyak faktor dapat menyebabkan susu menjadi cepat basi. Antara lain adalah jumlah bakteri yang ada dalam susu, suhu susu disimpan, serta paparan cahaya pada susu. Semakin banyak terpapar cahaya, maka susu formula akan lebih cepat basi.
Berikut merupakan tanda-tanda jika susu formula sudah basi, yaitu sebagai berikut:
Sebelum Bunda memberikan susu formula pada Si Kecil, pastikan untuk mencium baunya terlebih dahulu. Ketika bau susu berubah menjadi busuk, itu berarti sudah basi dikarenakan bakteri yang sudah berkembang dalam susu.
Ciri-ciri yang kedua adalah rasa susu berubah menjadi lebih asam. Rasa asam yang ditimbulkan ini berasal dari bakteri penghasil asam dalam susu. Jika Bunda mendapati ini, segera buang ya Bunda. Agar tidak menyebabkan sakit pada Si Kecil.
Jika Bunda mendapati susu formula sudah berubah warna menjadi kekuningan, dan tekstur susu menjadi berlendir, itu berarti, susu formula sudah basi dan sudah tidak layak konsumsi. Termasuk, jika tekstur susu bubuknya yang sudah menggumpal.
Jika Si Kecil sudah mengkonsumsi susu formula yang sudah tidak layak konsumsi, maka akan mengakibatkan hal-hal seperti di bawah ini:
Dilansir dari Healthline, diare merupakan salah satu akibat pada pencernaan jika Si Kecil mengkonsumsi susu yang sudah basi. Hal ini disebabkan oleh virus dan bakteri yang masuk melalui susu yang sudah tidak layak konsumsi.
Gejala yang ditunjukkan antara lain, feses lebih cair, badan Si Kecil yang demam, sakit kepala, dan mual. Pastikan Bunda mencukupi asupan cairannya ketika Si Kecil mengalami hal ini.
Akibat selanjutnya adalah Si Kecil dapat muntah-muntah karena susu yang sudah basi. Jika hal ini terjadi, maka segera bawa Si Kecil ke dokter untuk penanganan dan pengobatan lebih lanjut.
Efek terakhir yang disebabkan oleh konsumsi susu formula yang basi adalah Si Kecil dapat mengalami kram perut. Gejala ini diakibatkan karena keracunan susu formula yang sudah basi.
Itulah akibat yang bisa terjadi jika Si Kecil mengkonsumsi susu yang sudah basi. Segera bawa Si Kecil ke dokter jika kondisinya semakin buruk.
Efek minum susu formula basi umumnya akan muncul setelah beberapa jam dari waktu mengonsumsi susu tersebut. Namun, ada beberapa kasus yang menunjukkan jika efek ini baru muncul setelah beberapa hari.
Cepat dan lamanya efek ini muncul tergantung dari jenis bakteri yang ada dalam susu, banyaknya susu yang dikonsumsi, dan daya tahan tubuh Si Kecil. Jadi, tidak semua Si Kecil akan menunjukkan gejala yang sama.
Jika Si Kecil sudah terlanjur minum susu formula yang sudah basi, berikut merupakan penanganan yang dapat Bunda lakukan untuk Si Kecil, yaitu sebagai berikut:
Karena mengonsumsi susu formula yang sudah basi, Si Kecil dapat mengalami penyakit diare yang mengakibatkan dehidrasi. Ketika hal ini terjadi, Bunda bisa memberikan asupan air secara konsisten setiap 30 menit. Jika Si Kecil tidak membaik, Bunda bisa membawanya ke dokter terdekat.
Selanjutnya, Bunda bisa memberi Si Kecil air kelapa hijau. Dilansir dari Klikdokter, kelapa hijau memiliki kandungan elektrolit yang bermanfaat untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Jadi, jika Si Kecil keracunan susu basi, air kelapa hijau dapat menjadi salah satu solusinya.
Berikut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan ketika memberikan susu formula kepada Si Kecil, yaitu sebagai berikut:
Sebelum memberikan susu formula untuk Si Kecil, ataupun ketika mensterilkan peralatan minum seperti dot dan juga botol susu, pastikan Bunda menjaga tangan selalu bersih dengan mencucinya. Hal ini bertujuan agar peralatan minum Si Kecil tidak terkontaminasi bakteri.
Untuk menghindari dari bakteri yang berbahaya bagi Si Kecil, sebaiknya Bunda selalu menjaga kebersihan botol susu Si Kecil. Bunda juga dapat membersihkannya menggunakan alat sterilizer, untuk membantu membunuh kuman dan bakteri yang menempel pada dot dan botol susu Si Kecil.
Selain itu, pastikan tanggal yang tertera dalam produk susu formula belum kadaluarsa. Jika Si Kecil mengkonsumsi susu formula yang telah kadaluarsa, akan mengakibatkan keracunan sehingga Si Kecil diare dan muntah-muntah.
Pada umumnya, setiap susu formula terdapat takaran tertentu yang ditambahkan air dengan jumlah tertentu. Seperti contoh satu sendok takar susu dapat membuat susu 120 ml. Maka, satu sendok takar susu dilarutkan dalam 120 ml air.
Langkah yang perlu Bunda perhatikan sebelum membuat susu formula yaitu menyiapkan terlebih dahulu peralatan yang dibutuhkan. Sebagai contoh, Bunda dapat menyiapkan sendok takar, termometer, dan botol susu. Disamping itu, Bunda juga perlu memperhatikan bahwa meja yang digunakan untuk membuat susu formula sudah higienis atau dalam keadaan bersih.
Pastikan semuanya bersih dan higienis sebelum membuat susu formula untuk Si Kecil ya, Bun. Nah, salah satunya dan tak boleh luput dari perhatian adalah dengan mencuci tangan dengan sabun. Tak hanya itu, Bunda juga perlu memperhatikan peralatan yang digunakan untuk membuatnya dalam keadaan bersih.
Untuk memastikannya, Bunda dapat menggunakan piranti khusus seperti sterilisasi botol susu atau bisa juga dengan merebus botol dengan merendamnya ke dalam air dengan suhu panas. Perlu diketahui, merebus dan merendam botol pada air bersuhu panas tidak mensterilkan botol ya Bun, tetapi hanya mendisinfeksi. Sebagai informasi tambahan, bakteri pada botol dapat dimungkinkan masih hidup meskipun sudah direbus. Itulah mengapa sangat disarankan untuk menggunakan steriliser demi terhindar dari kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
Setelah beberapa peralatan yang digunakan untuk membuat susu formula sudah dalam keadaan steril, Bunda pun dapat menjerang air minum hingga mendidih. Jika air sudah dalam keadaan mendidih, biarkan air di dalam panci tertutup selama 10-15 menit hingga suhunya turun menjadi 70 derajat celcius. Hal tersebut digunakan agar susu tidak terlalu panas ketika disajikan kepada Si Kecil.
Nah, jika air panas sudah turun dalam suhu tersebut, Bunda dapat menuangkan air ke dalam botol susu sesuai dengan takaran. Biasanya, pada botol susu terdapat garis takaran yang dapat digunakan oleh Bunda untuk memastikan agar perbandingan antara air dan susu sesuai ketentuan.
Setelah proses sebelumnya telah selesai dilakukan, Bunda dapat beralih ke langkah selanjutnya yakni menuangkan susu bubuk ke dalam botol susu sesuai dengan takaran. Agar rasa dan kandungannya tepat, Bunda dapat membaca petunjuk takaran yang biasanya telah tertera pada kemasan susu formula. Mengapa perlu membuat susu formula dengan takaran yang telah disesuaikan? Ya, jika tidak menggunakan takaran yang tepat, maka hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan Si Kecil. Sebaliknya, ketidakpatuhan terdapat takaran pembuatan susu formula yang tepat juga berpotensi membuat kandungan nutrisinya berkurang.
Setelah air dan susu formula tercampur, Bunda dapat mengocok botol susu yang telah tertutup rapat agar dapat dipastikan larut sehingga Si Kecil menyukainya. Namun, sebelum susu formula tersebut diberikan kepada Si Kecil, Bunda perlu memastikan bahwa air sudah dalam kondisi tidak terlalu panas. Dalam hal ini, Bunda dapat meneteskan sedikit air susu tersebut kepada kulit. Jika suhu susu tersebut masih terasa terlalu panas untuk Si Kecil, Bunda dapat mendiamkannya sebentar hingga suhunya turun dan siap untuk dikonsumsi olehnya. Untuk lebih lengkapnya bunda bisa baca artikel berikut untuk mengetahui Cara Membuat Susu Formula yang Benar untuk Si Kecil
Bila Si Kecil kurang suka dengan susunya, apakah boleh gonta-ganti susu formula untuk menemukan yang cocok untuk kebutuhan anak? Bunda juga mungkin bertanya tentang bagaimana cara mengganti susu pertumbuhan anak. Yuk, temukan jawabannya di sini: Cara Mengganti Susu Pertumbuhan Si Kecil.
Agar susu formula yang sudah dibuat tetap dapat dikonsumsi, berikut beberapa cara menyimpannya:
Bunda bisa menyimpan susu formula dalam botol yang steril, untuk mensterilkan botol cukup mudah. Bunda bisa mensterilkan botol dengan memanaskan air hingga mendidih, lalu rebus botol hingga kurang lebih 5 menit, lalu angkat botol pakai alat penjepit, lalu keringkan dan diamkan di tempat yang bersih. Dalam melakukan ini Bunda perlu hari-hati yaa, karena bila terlalu lama akan menyebabkan botol rusak.
Selanjutnya susu formula yang sudah ada dalam botol, Bunda masukkan ke kulkas. Susu formula akan bertahan selama 24 jam saja. Bila lebih maka bakteri berkemungkinan besar meningkat dan dapat menyebabkan susu basi.
Memanaskan susu kembali dapat memicu perkembangan bakteri lebih cepat, sehingga perlu dicatat ya Bun jangan berikan susu formula yang dipanaskan kembali.
Nah, itulah alasan mengapa susu formula tidak boleh diminum setelah 2 jam dalam suhu ruangan, dan cara menyimpan susu formula yang sudah dibuat. Pastikan Bunda memperhatikan kebersihan peralatan minuman Si Kecil, agar terhindar dari virus dan bakteri. Penting memastikan susu formula yang diminum Si Kecil dalam kondisi baik, demi kelancaran pemenuhan kebutuhan gizi Si Kecil. Semoga artikel kali ini bermanfaat, ya Bunda.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Susu Formula Tidak Boleh Diminum Setelah 2 Jam, Mengapa?
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?