Epistaksis atau mimisan pada anak adalah pendarahan dari selaput lendir hidung yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah. Gejala mimisan meliputi keluarnya darah dari hidung, sensasi gatal atau kering pada hidung, dan mungkin disertai dengan sedikit rasa tidak nyaman.
Dilansir laman IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dari 60 persen orang yang mengalaminya, 6 persen di antaranya membutuhkan pertolongan medis. Pada beberapa kasus, mimisan pada anak juga dapat menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius, seperti gangguan pembekuan darah.
Oleh karena itu, meski secara umum mimisan bukan hal yang membahayakan, Bunda tetap perlu mengetahui penyebab dan gejalanya. Hal ini sebagai antisipasi jika terdapat masalah yang lebih serius, Bunda dapat memberikan pertolongan yang tepat. Agar lebih memahami kondisi ini, yuk simak selengkapnya.
Secara medis, penyebab mimisan pada anak dibagi menjadi dua kategori, yaitu penyebab lokal dan kelainan sistemik. Penyebab lokal merupakan kondisi sekitar rongga hidung yang memicu pecahnya pembuluh darah ini. Sedangkan kelainan sistemik, berkaitan dengan sistem pada tubuh anak maupun sistem lingkungan yang menyebabkan kejadian epistaksis ini.
Untuk memahami setiap penyebabnya, simak penjelasan berikut ya, Bunda.
Trauma atau cedera merupakan penyebab paling umum. Bisa jadi, penyebabnya karena mengorek hidung terlalu terlalu keras. Akibatnya, pembuluh darah arteri pecah dan keluar darah dari dalam hidung.
Jika pecah arteri ini terjadi berulang-ulang, dan usia Si Kecil belum 2 tahun, penyebabnya bisa jadi ialah sinusitis, alergi, atau komplikasi dari infeksi telinga. Yuk, baca tentang infeksi telinga pada bayi di artikel ini: Otitis Media.
Kemungkinan lainnya, cedera setelah mengalami benturan pada wajah. Sehingga pembuluh darah pada dinding hidung robek.
Pembuluh darah dalam hidung juga bisa pecah ketika berada dalam ruangan dengan tingkat kelembapan udara rendah yang ditandai dengan suhu udara dingin. Udara dengan tingkat kelembaban rendah menyebabkan mukosa atau kulit yang melapisi bagian dalam hidung menjadi kering dan mudah terluka. Akibatnya, hidung mengeluarkan darah.
Maka ketika kelembaban rendah atau di dalam ruangan ber-AC, pastikan mengatur kelembapan udara jadi lebih seimbang sehingga tidak menyebabkan hidung Si Kecil kering.
Misalnya melengkapi kamar tidur anak yang ber-AC dengan humidifier yang berfungsi menjaga kelembaban ruangan. Fungsi humidifier ini mencegah kelembaban udara terlalu rendah.
Mimisan pada anak juga bisa disebabkan perubahan suhu yang ekstrim. Misalnya ketika melakukan perjalanan dari daerah kawasan dataran rendah bersuhu tinggi menuju dataran tinggi bersuhu rendah yang memicu perubahan tekanan udara pada rongga hidung.
Inflamasi pada mukosa umumnya terjadi karena rinosinusitis dan rhinitis alergi. Faktor yang menyebabkan rinosinusitis pada anak adalah infeksi virus saluran pernapasan dan inflamasi karena alergi.
Gejala rhinosinusitis selain mengalami inflamasi, antara lain hidung tersumbat, berlendir, dan batuk-batuk. Karena hidung tersumbat cenderung terus-terusan menyeka bagian dalam hidung untuk mengeluarkan lendir sehingga bisa menggesek mukosa dan mengoyak arteri di dalamnya.
Untuk menghindari terjadinya inflamasi, maka saat hidung Si Kecil tersumbat hindari menyeka bagian dalam hidung mereka terus menerus ya Bun. Ikuti cara aman mengatasinya di artikel berikut ini: Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Pada Bayi
Kelainan genetik pada pembuluh darah yang tidak berkembang dengan baik disebut dengan hereditary hemorrhagic telangiectasia (HHT).
Anak dengan HHT memiliki pembuluh darah tanpa kapiler atau tidak memiliki pembuluh darah kecil yang mengalirkan darah dari arteri menuju vena. Mimisan merupakan gejala paling umum dari HHT yang dipicu pembuluh darah kecil abnormal di dalam hidung.
Saat Si Kecil mengonsumsi obat-obatan tertentu, selalu ada risiko yang mengikuti, dan mimisan merupakan salah satu risikonya. Oleh karenanya, berkonsultasi ke dokter merupakan cara terbaik agar mendapat wawasan yang tepat mengenai jenis, dosis, dan kesesuaian obat dengan Si Kecil.
Kejadian mimisan umumnya disebabkan pendarahan di bagian depan hidung. Mengutip IDAI, lebih dari 90 persen kasusnya pada anak terjadi pada anterior atau depan hidung. Perdarahan posterior dialami pada rongga hidung bagian belakang.
Pendarahan pada posterior jarang terjadi pada anak dan umumnya diakibatkan kelainan pembekuan darah, tumor, atau inflamasi.
Perlu juga Bunda pahami, ketika Si Kecil mengalami mimisan ini bisa menjadi pertanda ia mengalami kekurangan vitamin, salah satunya vitamin C. Oleh karena itu, perhatikan kembali asupan vitamin agar kondisi serupa tidak sering terjadi. Kekurangan vitamin memang dapat menimbulkan beberapa gangguan pada kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi Bunda memahami beragam kondisi karena dampak tersebut. Untuk Bunda yang ingin informasi ini lebih lengkap, yuk baca artikel ini: Ketahui Yuk Gejala Kekurangan Vitamin pada Anak
Apabila anak mimisan tiba-tiba dan pendarahan sulit dikontrol, sangat direkomendasikan untuk memeriksakannya ke dokter setelah memberikan pertolongan pertama menghentikan pendarahannya.
Bagaimana cara mengatasi atau menghentikan pendarahan dari hidung? Jangan panik dulu, tetaplah tenang dan lakukan langkah berikut untuk memberikan pertolongan pertama pada Si Kecil.
Jika Si Kecil mengalami mimisan, lakukan cara berikut untuk menghentikan darah yang mengalir dari rongga hidungnya.
Membuat Si Kecil tenang perlu dilakukan. Pasalnya, hidung merupakan saluran napas. Sehingga ketika terjadi pendarahan dan panik bisa berisiko menelan darah yang menyebabkan jalan nafas tersumbat.
Ketika anak mimisan, segera beritahu bahwa ia perlu bernapas lewat mulut. Sebab sementara waktu perlu mencegah supaya darah tidak mengalir ke dalam rongga hidung dan tertelan karena akan menyebabkan mual serta tersedak.
Mengambil posisi duduk tegak dengan kepala menghadap ke bawah dilakukan untuk meminimalisir darah masuk ke dalam rongga hidung. Setelah posisi kepala Si Kecil menghadap ke bawah, tekan bagian depan hidung secara perlahan hingga pendarahan berhenti.
Darah yang keluar dari lubang hidung, bisa bersihkan dengan tisu atau kain yang lembut. Seka hingga bersih, namun hindari memasukkan tisu atau kain ke dalam lubang hidung.
Pertolongan pertama perlu dilakukan dengan cepat dan tepat, supaya pendarahan dari hidung segera berhenti. Apabila mimisan tidak berhenti dalam waktu lebih dari 15 menit, kompres dingin untuk membantu membekukan darah.
Segera bawa Si Kecil ke rumah sakit terutama jika disertai demam, tampak lemas, pucat, kesulitan bernapas, batuk, denyut jantung atau nadi berdenyut cepat, dan mengalami pendarahan di bagian tubuh lain.
Nah, untuk mengantisipasi agar anak tidak mengalami mimisan, juga penting untuk dilakukan. Berikut ini cara mencegah anak mimisan:
Apabila anak sering mengeluarkan darah dari hidung, meskipun tidak mengalami cedera atau bahkan saat tidur, segera periksakan ke dokter.
Selain itu, jika ternyata mimisan yang dialami Si Kecil karena hidung tersumbat, Bunda perlu mengetahui cara menangani hidung tersumbat pada Si Kecil agar tidak mengalami mimisan lagi. Baca selengkapnya di sini: cara mengatasi hidung tersumbat pada Si Kecil, yuk.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Penyebab Mimisan Pada Anak dan Cara Mengatasinya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?