Mengganti susu pertumbuhan yang bisa diminum Si Kecil sembarangan, dapat mengganggu pencernaan. Bahkan, kadang-kadang dapat menimbulkan reaksi alergi. Agar tidak salah langkah, simak yuk cara mengganti susu pertumbuhan di sini.
Dalam kebanyakan kasus, ganti-ganti susu anak tidak menjadi masalah. Orang tua dapat mempertimbangkan untuk mengganti susu anak dalam beberapa situasi, termasuk:
Jika susu sebelumnya tidak memenuhi kebutuhan nutrisi anak, seperti kurangnya protein, kalsium, atau vitamin, orang tua dapat mempertimbangkan untuk mencari susu pertumbuhan lainnya yang lebih sesuai.
Mengganti susu anak dapat dipertimbangkan jika anak memiliki alergi terhadap susu sapi atau intoleransi laktosa. Susu pengganti yang sesuai dapat membantu mencegah reaksi alergi atau masalah pencernaan.
Salah satu rekomendasi susu formula untuk anak yang alergi susu adalah susu Protein Hidrolisat Parsial (PHP). Yuk, ketahui manfaat susu PHP selengkapnya di sini: Bunda, Inilah Peran Formula Hidrolisat Parsial untuk Alergi.
Terkadang, pergantian susu dapat dilakukan berdasarkan preferensi pribadi atau penyesuaian terhadap kondisi kesehatan dan pertumbuhan anak. Misalnya, Bunda menyadari anak kurang suka dengan susu tersebut atau anak selalu mengalami masalah pencernaan setelah minum susu.
Berikut beberapa tahapan mengganti susu pertumbuhan yang perlu Bunda ketahui.
Beberapa gejala tidak cocok susu sapi di antaranya: Si Kecil terus rewel, memiliki masalah pencernaan, berat badan yang tidak sesuai kurva, atau menunjukkan reaksi alergi. Jika Si Kecil menunjukkan gejala tersebut, Bunda perlu segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter biasanya memiliki rekomendasi tertentu yang lebih tepat karena sudah melalui pengecekan dan menyesuaikan dengan kondisi Si Kecil.
Namun, pada Si Kecil yang masih berusia 0-6 bulan diusahakan hanya mengonsumsi ASI ya Bun. WHO menganjurkan pemberian ASI selama 6 bulan pertama kehidupan Si Kecil untuk menghindari reaksi alergi dan menjamin kesehatan Si Kecil yang optimal. Hal ini disebabkan sistem pencernaan Si Kecil yang belum sempurna untuk mencerna makanan lain selain ASI.
Ketika Bunda ingin mengganti susu sebaiknya disamakan jenisnya tetapi dengan merek yang berbeda. Jika Si Kecil mengonsumsi susu pertumbuhan berbahan dasar protein sapi, Bunda dapat beralih merek lain dengan jenis protein yang sama. Namun pada kasus Si Kecil tidak cocok susu sapi, Bunda bisa mengganti dengan soya atau P-HP. Segera konsultasikan pada dokter jika Si Kecil menunjukkan reaksi alergi protein susu sapi atau intoleransi laktosa ya Bun.
Untuk informasi mengenai susu soya yang direkomendasikan untuk anak alergi susu sapi, yuk baca selengkapnya di sini: Ragam Manfaat Susu Soya Untuk Bayi Yang Alergi Susu Sapi.
Bunda bisa mengganti susu pertumbuhan Si Kecil secara langsung jika proteinnya sama, misalnya berbahan dasar protein sapi tetapi berbeda merek. Berikan porsi susu baru yang lebih sedikit dari biasanya untuk membiasakan Si Kecil. Jika Si Kecil tidak menunjukkan gejala lain, seperti masalah pencernaan, Bunda bisa langsung beralih ke susu pertumbuhan yang baru.
Namun jika Si Kecil rewel setelah mengonsumsi susu pertumbuhan baru, Bunda bisa melakukan transisi secara bertahap. Cara ini dimaksudkan untuk menutupi rasa dari susu baru dan membuat transisi menjadi lebih mudah.
Tunggu hingga 10 hari untuk melihat apakah Si Kecil cocok dengan susu pertumbuhan baru atau tidak. Namun, jika setelah itu muncul gejala seperti muntah parah, berat badan susah naik, dan rewel, bisa dipastikan Si Kecil memang tidak cocok susu tersebut. Informasi terkait ini, yuk Bun baca: Tanda Anak Tidak Cocok Minum Susu Formula.
Salah satu aspek yang perlu dilihat ialah perubahan tinja pada Si Kecil. Frekuensi buang air besar Si Kecil mungkin akan lebih sering, jika susu barunya mengandung lebih banyak serat pangan atau bahkan prebiotik. Demikian pula, sangat mungkin tekstur fesesnya cenderung lebih lembek.
Warna fesesnya juga bisa berubah. Apabila susunya mengandung zat besi, mungkin warna tinja tersebut akan cenderung lebih hitam. Namun, ini normal. Jangan terlalu cemas ya, Bu.
Tetapi, jika setelah beberapa hari mengganti susu, kemudian Si Kecil malah menjadi sering sembelit atau diare, barangkali memang kurang cocok. Apabila Si Kecil juga makan sayur dan ternyata fesesnya berwarna hijau, mungkin susu yang baru malah menyulitkan Si Kecil untuk mencerna makanan, sehingga sayuran hijaunya tidak tercerna. Bunda perlu menunggu sekitar 1-2 minggu untuk yakin akan hal ini, baru membawanya ke dokter.
Namun, jika setelah mengganti susu, selain malah menjadi sakit perut, Si Kecil juga malah jadi ruam-ruam dan sekaligus bersin-bersin, segera berkonsultasi dengan dokter ya, Bunda. Sebab jika gejala-gejala tersebut terjadi bersamaan, mungkin saja Si Kecil memang memiliki alergi terhadap protein dalam susu tersebut.
Ketika Bunda akan mengganti susu Si Kecil, pilihlah yang aman, sesuai dengan kondisi dan usia Si Kecil, perhatikan kandungan susu, serta menyesuaikan jenis susu pertumbuhan. Selalu konsultasikan dengan dokter ketika Bunda akan mengganti susu, dan jangan mencoba mengganti sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter ya, Bun.
Jangan membuat susu pertumbuhan sendiri, karena tidak disarankan oleh Food and Drugs Administration (FDA). Data dari FDA menunjukkan kesalahan dalam susu buatan sendiri berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan gizi yang dapat membahayakan Si Kecil. Bunda bisa memilih susu yang aman dari merek yang terpercaya, seperti Morinaga. Kandungan nutrisinya yang diformulasikan secara lengkap dan terbukti aman dapat mengoptimalkan tumbuh kembang Si Kecil.
Susu telah diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil pada usia tertentu, sehingga pastikan Si Kecil mengonsumsinya sesuai dengan usia. Berbagai masalah kesehatan yang dapat timbul jika Si Kecil mengonsumsi susu tidak sesuai usianya di antaranya masalah pencernaan atau bahkan penyerapan nutrisi yang tidak optimal.
Perhatikan label pada kemasan susu. Jika Si Kecil sebelumnya minum susu pertumbuhan yang mengandung zat besi, DHA, atau bahan tambahan lainnya, pertimbangkan untuk memilih susu baru dengan kandungan yang mirip. Membaca label juga dapat membantu Bunda menghindari bahan-bahan yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada Si Kecil.
Selain itu, Bunda juga harus tahu cara membuat susu pertumbuhan yang benar agar tidak merusak kandungan nutrisi, rasa, dan teksturnya. Untuk informasi selengkapnya, baca di sini, Bun: Cara Membuat Susu yang Benar untuk Si Kecil.
Jika Bunda mengganti susu karena Si Kecil mengalami alergi protein susu sapi atau intoleransi laktosa, maka dokter akan menyarankan untuk menggunakan susu dengan jenis protein berbeda, seperti soya atau P-HP.
Ketika Bunda akan mengganti susu pertumbuhan, lakukan saat Si Kecil sedang sehat dan tidak mengalami sakit atau gejala masalah pencernaan lainnya. Hal ini disebabkan dalam beberapa kasus, penggantian susu dapat menyebabkan masalah pencernaan atau timbul reaksi alergi. Oleh karena itu, untuk menghindari kebingungan apakah gejala kesehatan ditimbulkan oleh susu baru atau karena masalah kesehatan lain, maka pastikan penggantian susu dilakukan saat Si Kecil dalam kondisi prima.
Bunda bisa coba mengganti susu Si Kecil dengan susu Morinaga yang telah terbukti mampu mengoptimalkan tumbuh kembang Si Kecil, melengkapi kebutuhan nutrisi, aman, serta memiliki rasa yang lezat dan pasti disukai. Jika Si Kecil diketahui memiliki alergi protein susu sapi, susu Morinaga Soya juga bisa menjadi pilihan yang tepat.
Selain memilih susu yang tepat sesuai kebutuhan Si Kecil, Bunda juga perlu mengetahui cara membuat susu yang benar untuk memperoleh manfaat nutrisi secara optimal. Untuk mengetahui caranya, baca artikel berikut yuk: Cara Membuat Susu yang Benar untuk Si Kecil.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Cara Mengganti Susu Pertumbuhan Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?