Buang air besar pada Si Kecil dapat menjadi keras dan sulit dikeluarkan karena berbagai kemungkinan, mulai dari kekurangan asupan serat dan cairan, hingga kurangnya aktivitas fisik. Ketidakseimbangan nutrisi dalam makanannya sehari-hari juga dapat menjadi penyebab buang air besar menjadi keras. Yuk, simak lebih dalam tentang bagaimana hal-hal ini menyebabkan kerasnya feses Si Kecil di sini, Bun.
Si Kecil memiliki beberapa macam organ usus, antara lain usus kecil dan usus besar. Ketika ia makan, usus kecil akan menyerap nutrisi dari makanan, lalu organ tersebut akan mengirimkan sisa cairan dan serat ke usus besar.
Saat tinja berjalan melalui usus besar, dinding usus tersebut menyerap kelebihan cairan. Semakin lama tinja berada di dalamnya, semakin banyak cairan yang hilang. Akibatnya, kotoran yang dihasilkan menjadi keras.
Inilah beberapa hal yang menyebabkan tinjanya tinggal begitu lama di dalam usus besar:
Kurangnya asupan sumber serat seperti buah-buahan dan sayuran bisa menyebabkan sembelit. Seharusnya, serat membantu mendorong pergerakan makanan melalui saluran pencernaan dan menyerap air untuk melunakkan feses, sehingga feses tidak akan berada di dalam usus terlalu lama.
Untuk Bunda yang ingin lebih mengenali apa saja pilihan makanan tinggi serat yang bagus untuk pencernaan Si Kecil, yuk baca artikel berikut: 7 Makanan Kaya Serat yang Baik untuk Pencernaan Si Kecil
Jika Si Kecil sudah mengonsumsi cukup serat tapi masih mengalami sembelit, kemungkinan besar terdapat penyebab lain dari sembelit ini yang bukan disebabkan kekurangan nutrisi. Jadi, pastikan Bunda mencari tahu penyebab sembelitnya, ya.
Kurangnya konsumsi air (dehidrasi) juga merupakan penyebab utama kotoran menjadi keras. Usus menyerap air dari tinja untuk menghidrasi tubuh. Jika air yang tersedia dalam tubuh tidak mencukupi, tinja akan menjadi keras, padat, dan bergerombol.
Tubuh yang jarang bergerak dapat memengaruhi aliran darah ke dalam perut. Akibatnya, makanan bergerak lebih lambat dan tinggal lebih lama di dalam saluran pencernaan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, semakin lambat geraknya, semakin banyak air yang terserap sehingga kotorannya bisa menjadi lebih keras.
Irritable bowel syndrome atau IBS merupakan kondisi yang mengganggu saluran pencernaan. Gejalanya melibatkan kram, nyeri perut, kembung, gas, diare atau sembelit. Sayangnya, penyebabnya masih belum diketahui pasti.
Ada beberapa obat-obatan yang mungkin saja dapat menyebabkan tinja menjadi keras, termasuk obat anti demam, antihistamin, anti kejang, antasid, hingga antidepresan. Suplemen zat besi kadang-kadang juga dapat menyebabkan fesesmenjadi keras.
Beberapa makanan dapat memicu kotoran yang dihasilkan menjadi keras, loh, Bunda. Berikut penjelasannya:
Si Kecil mungkin mengalami tinja keras setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, yang umumnya dapat ditemukan pada makanan tertentu seperti gandum, barley, dan sejenisnya. Gluten dapat memengaruhi sistem pencernaan pada beberapa orang, terutama jika ia intoleran terhadap gluten.
Kandungan serat dalam daging merah sangat sedikit, padahal serat dapat menambah volume tinja dan membantu memperlancar pergerakan makanan dalam usus. Dengan mengonsumsi daging merah tanpa asupan sayuran yang seimbang, ada kemungkinan ia akan lebih sedikit mengonsumsi makanan kaya serat, yang seharusnya menjadi bagian penting dari pola makannya.
Makanan jenis ini cenderung tinggi lemak dan rendah serat, yang dapat memperlambat proses pencernaan. Selain itu, makanan yang digoreng atau cepat saji seringkali mengandung banyak garam yang dapat mengurangi kandungan air pada tinja, membuatnya lebih kering dan sulit untuk dilewati melalui tubuh.
Berikut adalah gejala bahwa tinja Si Kecil sedang menjadi keras:
Si Kecil mungkin akan merasa takut untuk buang air besar karena khawatir buang air besar akan membuat tubuhnya semakin kesakitan.
Bunda dapat membantunya mengatasi masalah ini dengan:
Tidak semua kasus sembelit pada anak-anak memerlukan penanganan medis langsung. Namun, Bunda perlu memahami kapan kondisi ini sudah tidak bisa ditangani hanya dengan perbaikan pola makan dan gaya hidup. Jika buang air besar Si Kecil keras sampai berhari-hari dan mulai mengganggu kegiatannya bermain sehari-hari, maka Bunda perlu memperhatikannya dengan lebih serius.
Salah satu indikator utama perlunya konsultasi ke dokter adalah durasi sembelit yang berlangsung lebih dari 3 minggu. Dalam kondisi seperti ini, bisa jadi terdapat masalah pada sistem pencernaan yang tidak bisa diatasi hanya dari perubahan pola makan. Ini cukup menantang karena mungkin ia belum dapat menyampaikan keluhannya dengan jelas, sehingga Bunda perlu memperhatikan perubahan sikap dan rutinitas hariannya.
Bunda juga perlu segera berkonsultasi jika terdapat gejala yang mengkhawatirkan, seperti darah dalam feses, bentuk tinja yang berubah secara drastis, atau feses yang berwarna hitam. Gejala-gejala tersebut dapat mengindikasikan adanya gangguan serius, seperti infeksi saluran cerna atau gangguan pada fungsi usus besar. Pemeriksaan oleh dokter akan membantu mengidentifikasi penyebab pastinya dan menentukan apakah diperlukan pemeriksaan lanjutan atau pengobatan khusus.
Sambil memperhatikan perkembangan pada buang air besar Si Kecil, tetaplah memperbaiki asupan NUTRISI-nya dengan makanan yang dapat melancarkan buang air besar. Seperti apa makanannya? Baca lebih lanjut di sini, yuk: 5 Makanan Pelancar BAB untuk Si Kecil
Sumber:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel 5 Penyebab BAB Keras pada Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?