Imunisasi merupakan langkah penting yang perlu dilakukan sejak dini untuk memberikan perlindungan menyeluruh bagi Si Kecil. Vaksin bekerja dengan membentuk antibodi dalam tubuh bayi sehingga ia lebih kuat melawan berbagai penyakit infeksi yang dapat berbahaya bagi kesehatannya. Namun, efektivitas imunisasi sangat bergantung pada pemberian vaksin sesuai usia yang telah ditentukan.
Organisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menetapkan jadwal imunisasi bayi berdasarkan usia dan jenis vaksin yang direkomendasikan. Agar Bunda tidak bingung, mari simak jadwal imunisasi lengkap berdasarkan panduan IDAI berikut ini.
Masa awal kelahiran merupakan waktu yang sangat krusial. Dalam 24 jam pertama setelah lahir, bayi perlu mendapatkan imunisasi hepatitis B untuk mencegah infeksi virus yang menyerang hati. Imunisasi ini bisa diberikan hingga maksimal usia 7 hari.
Selain itu, imunisasi polio dan BCG juga perlu diberikan selambat-lambatnya usia 1 bulan. Polio bertujuan untuk mencegah kelumpuhan, sedangkan BCG melindungi bayi dari penyakit tuberkulosis, termasuk TB paru dan TB otak.
Saat memasuki usia 2 bulan, bayi lebih rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, pemberian beberapa jenis vaksin sangat dianjurkan secara bersamaan. Imunisasi penting yang diberikan antara lain:
Usia 2 3 dan 4 bulan merupakan masa pemberian vaksinasi berulang agar kekebalan tubuh terbentuk sempurna. Jarak minimal antar dosis biasanya 4 minggu, dan penting untuk mencegah penyakit menular sejak awal kehidupan anak.
Sebagian bayi memperoleh imunisasi PCV dapat mengalami efek samping berupa demam. Untuk memahami bagaimana demam ini dapat terjadi, simak penjelasannya di sini ya: Menghadapi Demam Setelah Imunisasi PCV pada Si Kecil.
Di usia 3 bulan, sebagian vaksin yang diberikan sebelumnya perlu diulang untuk memperkuat perlindungan. Vaksin yang diberikan ulang di usia ini antara lain hepatitis B, polio, DPT, dan Hib.
Imunisasi lanjutan pada usia ini sangat dianjurkan sesuai dengan jadwal imunisasi IDAI, karena tubuh bayi sedang aktif membentuk antibodi secara optimal.
Imunisasi di usia 4 bulan juga serupa dengan imunisasi sebelumnya, dan sangat penting untuk penguatan antibodi. Rotavirus biasanya diberikan dalam dosis ke-2 di usia ini. Minggu dosis kedua sangat krusial karena sistem imun bayi mulai terbentuk secara lebih stabil.
Saat menginjak usia 6 bulan, imunisasi yang diberikan adalah PCV dan Rotavirus lanjutan. Beberapa jenis vaksin seperti influenza juga mulai bisa diberikan, tergantung rekomendasi dokter. Usia ini menandai tahap penting dalam transisi menuju makanan pendamping ASI.
Pada usia 9 bulan, imunisasi MR (campak dan rubella) diberikan untuk melindungi bayi dari infeksi yang bisa menyebabkan komplikasi serius. Campak pada anak-anak bisa menyebabkan pneumonia.
Imunisasi dasar adalah rangkaian imunisasi wajib yang diberikan sejak bayi baru lahir hingga usia 18 bulan. Rangkaian ini terdiri dari vaksin hepatitis B, polio, BCG, DPT, Hib, PCV, Rotavirus, dan MR.
Melengkapi imunisasi dasar lengkap merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit menular. Pemberiannya harus sesuai jarak minimal antar dosis agar efektif.
Imunisasi lanjutan dilakukan setelah imunisasi dasar, dan penting untuk memperkuat kekebalan tubuh anak. Umumnya diberikan mulai usia 18 bulan ke atas, termasuk DPT ulang, polio ulang, MR ulang, dan vaksin campak tambahan.
Anak juga akan menerima imunisasi lanjutan saat memasuki usia sekolah dasar, sesuai program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Anak sangat penting untuk menerima vaksin ini agar kekebalannya tetap terjaga dalam jangka panjang.
Selain vaksin wajib, terdapat juga imunisasi tambahan yang direkomendasikan, seperti vaksin influenza, HPV, varisela (cacar air), hepatitis A, dan tifoid. Imunisasi ini bersifat opsional namun sangat bermanfaat, terutama jika anak berada di lingkungan yang rentan atau berisiko tinggi.
Beberapa imunisasi tambahan bisa diberikan mulai usia 6 bulan, sementara lainnya menyesuaikan usia dan kondisi anak. Misalnya, vaksin influenza direkomendasikan untuk diberikan setahun sekali.
Ketika anak mencapai usia 9 tahun, vaksin HPV sangat disarankan untuk mencegah kanker serviks pada anak perempuan, dan mencegah infeksi kulit kelamin seperti kutil pada anak laki-laki. Vaksin ini juga bisa diberikan lebih awal, tergantung kesiapan anak dan saran dokter.
Dalam memberikan imunisasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua:
Namun, bagaimana kalau demamnya justru terjadi setelah ia memperoleh vaksin? Tak usah khawatir ya, Bunda. Agar ia tidak menjadi rewel akibat demam ini, ayo simak cara menangani demam pasca imunisasi di sini: Cara Mengatasi Bayi Demam Setelah Imunisasi.
Imunisasi tidak hanya melindungi anak, tapi juga membantu mencegah penyebaran penyakit di lingkungan. Orang tua untuk memahami jadwal dan manfaat vaksinasi sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan kuat.
Melengkapi jadwal imunisasi bukan hanya kewajiban, tetapi juga bentuk cinta dan tanggung jawab orang tua untuk melindungi Si Kecil. Dengan imunisasi yang tepat waktu dan sesuai rekomendasi, anak memiliki bekal kekebalan yang lebih kuat untuk menghadapi masa depan.
Yuk Bunda, pantau terus jadwal imunisasi anak dan jangan ragu berkonsultasi dengan dokter. Dengan langkah kecil yang konsisten, kita bisa memberikan perlindungan besar bagi tumbuh kembangnya.
Referensi:
IDAI. Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023. Diakses pada tanggal 2 Juli 2024. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Jadwal Imunisasi Bayi Lengkap Sesuai Usia dan Panduan IDAI
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?