Artikel Terbaru Artikel Terbaru

Jadwal Imunisasi Wajib untuk Anak Menurut IDAI

Morinaga Platinum ♦ 2 Juli 2024

Jadwal Imunisasi Wajib untuk Anak Menurut IDAI

Bunda tentu paham bahwa Si Kecil wajib diimunisasi, namun perlindungannya akan lebih optimal apabila imunisasi ini diberikan sesuai dengan usia-usia yang telah ditentukan. Terdapat jadwal khusus untuk memberikan imunisasi berdasarkan usianya dan jadwal ini telah ditentukan oleh para dokter anak yang tergabung dalam organisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Untuk mengetahui jadwal imunisasi anak, ayo simak keterangan berikut ini.

Usia Baru Lahir

Dalam beberapa minggu setelah kelahirannya, Si Kecil perlu mendapatkan 3 macam imunisasi hepatitis B, polio, dan BCG.

Imunisasi Hepatitis B diberikan untuk mencegah infeksi virus Hepatitis B. Jika Si Kecil terinfeksi virus ini tanpa kekebalan tubuh yang cukup, maka organ hatinya dapat mengalami kerusakan parah. Imunisasi ini diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, atau selambat-lambatnya pada usia 7 hari.

Selanjutnya, imunisasi polio diberikan untuk melindungi Si Kecil dari penyakit polio. Penyakit polio ini disebabkan virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Imunisasi ini juga diberikan segera, atau selambat-lambatnya pada usia 1 bulan.

Imunisasi ketiga, yaitu BCG, merupakan imunisasi untuk melawan kuman tuberkulosis (TB). Kuman ini dapat menyerang paru, dan dapat menyebar ke organ lain seperti otak dan tulang. Imunisasinya pun diberikan pada usia selambat-lambatnya 1 bulan.

Usia 2 Bulan

Pada usia 2 bulan, jadwal imunisasi Si Kecil semakin padat karena ia lebih rentan terhadap banyak penyakit, sehingga membutuhkan perlindungan dari imunisasi.

Imunisasi yang wajib diberikan kepadanya adalah imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus). Imunisasi ini melindunginya dari penyakit difteri (yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae), tetanus (yang diakibatkan bakteri Clostridium tetani), dan pertusis (yang terjadi karena bakteri Bordetella pertussis).

Ia pun memerlukan imunisasi Haemophilus influenzae type b (Hib), yang ditujukan untuk mencegah infeksi bakteri H. influenzae type b yang dapat menyebabkan penyakit meningitis dan pneumonia. Selain itu, ia juga wajib diberikan imunisasi PCV (singkatan dari Pneumococcal Conjugate Vaccine), untuk melawan bakteri pneumokokus. Bakteri ini juga dapat menyebabkan meningitis, dan bahkan radang pada telinga. 

Sebagian bayi memperoleh imunisasi PCV dapat mengalami efek samping berupa demam. Untuk memahami bagaimana demam ini dapat terjadi, simak penjelasannya di sini ya: Menghadapi Demam Setelah Imunisasi PCV pada Si Kecil 

Si Kecil juga rentan terinfeksi suatu virus bernama Rotavirus, sehingga ia dapat mengalami diare. Karena itu, berikan imunisasi Rotavirus untuk mencegah diare akibat virus ini. Pada usia 2 bulan ini, imunisasi hepatitis B dan polio juga diberikan kembali untuk memperkuat imunisasi yang telah diberikan ketika lahir dahulu.

Usia 3 Bulan

Pada usia 3 bulan, beberapa imunisasi yang sudah diberikan pada usia 2 bulan perlu diulang agar Ketahanan Tubuh Ganda-nya semakin kuat. Imunisasi yang diulang ini antara lain imunisasi hepatitis B, polio, DTP, dan Hib.

Usia 4 Bulan

Ketika menginjak usia 4 bulan, Si Kecil kembali memerlukan serangkaian imunisasi yang sama dengan bulan sebelumnya agar perlindungannya semakin optimal. Selain keempat imunisasi tersebut, ia juga memerlukan imunisasi Rotavirus kembali.

Usia 6 Bulan

Memasuki usia 6 bulan, Si Kecil kembali mendapatkan imunisasi PCV dan Rotavirus. Dengan begini, ia akan cenderung lebih kebal terhadap penyakit.

Usia 9 Bulan

Pada usia 9 bulan, Si Kecil memperoleh imunisasi baru, yaitu MR (Measles and Rubella). Imunisasi ini melindungi Si Kecil dari penyakit campak dan rubela yang sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius.

Usia 9 Tahun

Ketika Si Kecil mencapai usia 9 tahun, ia wajib mendapatkan suntikan imunisasi HPV (Human Papillomavirus). Bagi anak perempuan, imunisasi ini dapat mencegah kanker leher rahim ketika ia dewasa nanti. Sedangkan bagi anak laki-laki, suntikan ini mencegah infeksi kutil bernama Condyloma acuminata yang dapat menyerang alat kelaminnya.

Dalam menyiapkan Si Kecil saat hendak diimunisasi, Bunda perlu menjaga agar ia dalam keadaan sehat, bukan sedang demam atau pilek. Sebab, salah satu efek samping dari imunisasi yang masih mungkin terjadi adalah suhu badan yang tiba-tiba meningkat daripada biasanya, yang mungkin akan sulit dikenali jika ia memang sedang demam sebelum memperoleh vaksin.

Namun, bagaimana kalau demamnya justru terjadi setelah ia memperoleh vaksin? Tak usah khawatir ya, Bunda. Agar ia tidak menjadi rewel akibat demam ini, ayo simak cara menangani demam pasca imunisasi di sini: Cara Mengatasi Bayi Demam Setelah Imunisasi.

Referensi: 

IDAI. Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023. Diakses pada tanggal 2 Juli 2024. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai