Bunda pasti pernah mendengar istilah IQ, EQ, dan SQ, bukan? Kecerdasan intelektual (Intelligence Quotient, IQ) berkaitan dengan keterampilan kognitif Si Kecil, sedangkan kecerdasan emosional (Emotional Quotient, EQ) mengacu pada kemampuannya dalam mengelola emosi. Sementara itu, kecerdasan sosial (Social Quotient, SQ) berkaitan dengan bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain. Yuk, Bunda, cari tahu lebih jauh mengenai ketiga jenis kecerdasan ini dalam diri Si Kecil.
Konsep IQ pertama kali diperkenalkan oleh Alfred Binet, seorang psikolog asal Prancis, pada awal abad ke-20. IQ mengacu pada kemampuan kognitif, termasuk kemampuan belajar, berpikir secara rasional dan logis, serta memecahkan masalah.
Untuk mengetahui tingkat IQ Si Kecil, ia dapat mengikuti tes khusus yang memberikan hasil berupa skor IQ. Skor yang tinggi menunjukkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan merancang strategi secara logis.
Meskipun banyak yang menganggap IQ sebagai tolok ukur utama kecerdasan, penting diingat bahwa setiap anak memiliki potensi kecerdasan yang berbeda-beda. Menurut Howard Earl Gardner, seorang profesor psikologi di Harvard University, terdapat setidaknya delapan jenis kecerdasan yang berbeda dalam diri seseorang, yang disebut sebagai kecerdasan majemuk. Kedelapan jenis kecerdasan ini mencakup berbagai keterampilan, mulai dari linguistik hingga kinestetik, yang semuanya penting bagi perkembangan Si Kecil dan tidak dapat diukur hanya dengan IQ saja.
EQ diperkenalkan oleh Daniel Goleman pada tahun 1995 melalui bukunya yang berjudul Emotional Intelligence. EQ merujuk pada keterampilan dalam memahami dan mengelola emosi diri sendiri, serta kemampuan untuk memotivasi diri.
EQ Si Kecil dapat Bunda amati ketika ia mampu mengendalikan diri saat marah, takut, sedih, tersinggung, atau gembira. EQ juga berkaitan dengan kemampuan mengenali emosi orang lain dan menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Tingginya EQ terlihat ketika Si Kecil dapat memahami dan merespons emosi orang lain dengan tepat.
Menurut Goleman, EQ sama pentingnya dengan IQ, dan keduanya saling melengkapi. IQ yang tinggi akan lebih bermanfaat jika diimbangi dengan EQ yang baik. Sebaliknya, IQ tinggi bisa kurang berarti jika Si Kecil tidak memiliki EQ yang memadai.
Konsep SQ pertama kali diungkap oleh Edward Thorndike pada tahun 1920 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Daniel Goleman. Dalam bukunya Social Intelligence: The New Science of Social Relationships (2006), Goleman memperbarui konsep kecerdasan yang ia kembangkan dengan memisahkan dua kompetensi dari EQ—yaitu kesadaran sosial dan manajemen hubungan—menjadi sebuah konsep terpisah yang disebut social intelligence (SI) atau social quotient (SQ). Saat ini, konsep EQ Goleman lebih berfokus pada kesadaran dan pengelolaan emosi diri sendiri.
SQ yang merupakan perpanjangan dari EQ ini memiliki cakupan yang lebih luas. SQ berkaitan dengan kemampuan menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, memahami situasi sosial, dan meresponsnya dengan tepat. Dengan keterampilan ini, Si Kecil akan mampu menyelesaikan konflik dan berinteraksi secara positif dalam lingkungan sosialnya.
Anak yang memiliki SQ tinggi umumnya percaya diri dalam situasi sosial dan mampu beradaptasi di lingkungannya. Ia juga menunjukkan kemampuan untuk memahami dan merespons situasi sosial serta berempati terhadap orang lain. Bunda dapat mengamati ciri-ciri ini pada Si Kecil untuk mengetahui apakah ia memiliki SQ yang tinggi.
Selain IQ, EQ, dan SQ, terdapat konsep kecerdasan lain yang perlu Bunda perhatikan, yaitu kecerdasan majemuk seperti yang diungkapkan oleh Howard Earl Gardner. Dengan mengenali jenis kecerdasan ini, Bunda dapat memaksimalkan potensi yang ada dalam diri Si Kecil melalui stimulasi yang tepat. Mari, Bunda, pahami lebih lanjut tentang konsep kecerdasan majemuk tersebut pada halaman berikut: Apa Itu 8+1 Kecerdasan Majemuk.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Perbedaan IQ, EQ, dan SQ yang Perlu Bunda Pahami
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?