Kecerdasan intelektual adalah potensi yang dimiliki manusia untuk mempelajari sesuatu lewat alat berpikir, yang dinilai dari kemampuan verbal dan logika berpikirnya.
Intelektual adalah "dapat menggunakan pikiran". Kemampuan intelektual berarti kemampuan untuk berpikir kritis, memahami disiplin, dan menyelesaikan masalah dalam suatu situasi.
Seseorang disebut mempunyai kapasitas intelektual jika bisa berpikir, belajar, menyusun, dan mempraktekkannya dengan konsekuensinya.
Kemampuan/kecerdasan intelektual diukur dengan menggunakan tes bernama tes Intelligence Quotient. Hasil dari tes ini disebut skor IQ.
IQ, atau Intelligence Quotient, merupakan suatu tes yang ditujukan untuk menilai kecerdasan seorang anak.
Dalam tes IQ ini, anak diminta menyelesaikan sejumlah soal yang menilai kemampuan kognitif. Jumlah soal yang berhasil diselesaikan anak ini, akan dilihat berdasarkan umurnya.
Ada beberapa tingkatan IQ berdasarkan umurnya. Tingkatan ini bervariasi dari Sangat Superior (Jenius) hingga Keterbelakangan Mental (Rendah). Jika Si Kecil tadi berhasil menyelesaikan soal sebanyak rata-rata anak-anak lain, maka Si Kecil disebut memiliki tingkatan IQ rata-rata (normal). Namun jika Si Kecil berhasil menyelesaikan jumlah soal yang lebih banyak daripada rata-rata anak lain, maka Si Kecil disebut memiliki tingkatan IQ jenius.
Ayo, Bunda, lihat dulu penjelasan IQ ini di sini: Tingkatan IQ Anak Normal Itu Nilainya Berapa?
Namun, Bunda perlu mengetahui bahwa tes IQ yang digunakan untuk anak berumur 5 tahun ke atas itu berbeda dengan tes IQ untuk anak balita. Tidak semua orang tua balita bisa mengakses tes IQ ini, karena tidak semua kota memiliki psikolog untuk menyediakan tes ini.
Bunda dapat memperkirakan kecerdasan intelektual Si Kecil dari contoh-contoh berikut ini.
Ada beberapa contoh aktivitas Si Kecil sehari-hari yang menunjukkan kecerdasan intelektual. Misalnya jika Si Kecil masih balita, mereka mampu menyusun balok-balok atau bermain puzzle. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan kognitif.
Contoh lainnya ialah balita ini mampu berbicara dan memahami kata-kata yang mereka ucapkan. Maka ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan berbahasa.
Bayi yang mampu berjalan dan mengambil barang-barang juga termasuk contoh kecerdasan intelektual. Dalam hal ini, tampak bahwa mereka memiliki kemampuan motorik.
Jika Si Kecil berusia 5 tahun, mereka dianggap memiliki kecerdasan intelektual jika menguasai sekitar 2.000 kata, dan mampu membentuk sebuah kalimat yang terdiri dari 5 kata.
Contoh berikutnya, jika anak berumur 5 tahun ini mampu berpendapat, menggunakan kata “mengapa” dan “karena”, maka sebetulnya anak ini termasuk punya kecerdasan intelektual juga.
Bagaimana caranya Si Kecil dapat mencapai contoh-contoh ini? Tentu Bunda perlu meningkatkan kecerdasannya ya, Bunda.
Bunda perlu memberikan stimulasi yang tepat selama Si Kecil dalam usia 0-6 tahun. Karena pada usia ini, otak Si Kecil berkembang sangat pesat. Lagipula, pada usia ini, otaknya juga masih mudah menyerap hal-hal baru di sekitarnya. Itulah sebabnya Si Kecil perlu bermain dan bereksplorasi, untuk meningkatkan kecerdasan intelektualnya.
Ada berbagai cara meningkatkan kecerdasan intelektual sejak dini yang bisa diterapkan kepada Si Kecil. Berikut penjelasannya:
Ketika Si Kecil mendengarkan cerita yang Bunda bacakan, Si Kecil mempelajari kosakata baru. Kosakata yang baru ini menambah kemampuannya dalam berbahasa, sehingga meningkatkan kecerdasan intelektualnya.
Nilai plus lainnya, hubungan komunikasi antara Si Kecil dan orangtuanya terjalin lebih kuat. Padahal manfaat-manfaat ini hanya berasal dari kegiatan sederhana yang mungkin menjadi rutinitas Si Kecil sebelum tidur.
Olahraga mengajarkan keterampilan baru bagi Si Kecil, sehingga meningkatkan kemampuan motoriknya. Kemampuan motorik ini merupakan salah satu aspek dari kecerdasan intelektualnya. Padahal, olahraga yang bisa mengajarkan keterampilan Si Kecil ini cukup ringan-ringan saja. Misalnya bersepeda, berlarian di taman, senam, atau berenang.
Selain menjadikan tubuh Si Kecil bergerak aktif, olahraga sendiri juga tentunya akan menyenangkan hati Si Kecil.
Ketika Bunda mengatur jam tidur Si Kecil, maka Bunda membantu supaya sel tubuhnya mampu beregenerasi. Sebab, puncak regenerasi sel tubuh itu berlangsung pada saat Si Kecil sedang tidur.
Jadi, jika jam tidurnya teratur, maka regenerasi sel tubuh, termasuk regenerasi otak pun juga teratur. Dampaknya, tubuhnya dapat bertumbuh, dan otaknya pun berkembang untuk meningkatkan kecerdasan intelektualnya.
Setiap anak terlahir dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda untuk mengasah kecerdasan intelektual mereka.
Ada anak yang lebih cepat menangkap hal baru melalui suara, sementara anak lainnya menangkap melalui gambar. Ada juga anak yang lebih cepat memahami sesuatu, asalkan ia dapat menyentuh atau memperagakannya secara langsung.
Maka, ada tiga kategori gaya belajar yang bisa diterapkan, yaitu auditori, visual, dan kinestetik.
Bagi Si Kecil yang cocok dengan gaya gaya belajar auditori, Bunda perlu menjelaskan secara langsung dengan suara. Jika perlu, Bunda bahkan dapat menjelaskannya menggunakan lagu.
Sementara gaya belajar visual mengandalkan gambar untuk menyampaikan sesuatu kepada Si Kecil. Sedangkan gaya belajar kinestetik harus didukung dengan benda atau mainan yang langsung bisa dipraktikkan oleh Si Kecil.
Kenali lebih jauh bagaimana karakteristik Si Kecil yang cocok untuk ketiga gaya belajar tersebut, di artikel ini: Gaya Belajar yang Tepat untuk Tingkatkan Prestasi Anak
Bunda juga perlu memenuhi kebutuhan nutrisi harian Si Kecil. Caranya, tentu saja dengan memberikan makanan dan minuman bergizi setiap harinya. Berikan juga Morinaga Platinum MoriCare Triple Bifidus sebagai nutrisi lengkap yang dapat meningkatkan Kecerdasan Multitalenta, memperkuat Pertahanan Tubuh Ganda, dan mendukung Tumbuh Kembang Si Kecil yang Optimal.
Kenali rekomendasi makanan yang baik untuk kecerdasan otak Si Kecil di artikel berikut: 7 Makanan untuk Kecerdasan Otak Anak
Bunda harus tahu apa saja yang menjadi tanda bahwa kemampuan berpikir Si Kecil sudah meningkat. Ciri-ciri tersebut bisa dilihat dalam kegiatan sehari-hari. Berikut ini beberapa tanda yang menunjukkan kecerdasan intelektual Si Kecil berkembang dengan baik:
Dengan tips dan tanda-tanda tersebut, Bunda bisa mengetahui apakah kecerdasan intelektual Si Kecil sudah terasah dengan baik sesuai usianya. Sambil terus memberikan stimulasi yang tepat serta tidak lupa memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya agar kecerdasan intelektual Si Kecil bisa berkembang dengan optimal sejak dini. Simak macam-macam kecerdasan yang bisa dimiliki anak berikut ini yuk: 9 Jenis Kecerdasan Si Kecil
Perkembangan kognitif (intelektual) merupakan tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah serta mengetahui sesuatu. Pakar kognitif, Jean Piaget mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan kognitif yang diklasifikasikan sebagai berikut:
Tahapan ini berlangsung di masa awal kehidupan Si Kecil. Dia mulai menyadari dan bereaksi terhadap apa yang ada di sekitarnya. Mulai dari menggoyang badan, melempar atau memasukkan sesuatu ke mulut, dan lainnya. Semua itu dilakukan sebagai bentuk respon Si Kecil terhadap lingkungannya. Tahap ini terjadi ketika Si Kecil berusia 0-2 tahun.
Setelah tuntas mengenali lingkungan, Si Kecil akan mulai memikirkan berbagai hal secara simbolis. Inilah yang disebut sebagai tahap pra-operasional. Tahapan yang berlangsung saat Si Kecil berusia 2-7 tahun ini ditandai dengan perkembangan imajinasi dan memori. Hal ini menyebabkan Si Kecil mampu memahami perbedaan antara masa depan dan masa lalu serta mulai mengenali khayalan dan imajinasi.
Pada tahap ini, kognisi Si Kecil mulai berkembang jauh. Dia mulai menunjukkan kemampuan nalar yang logis serta konkret. Di samping itu, pemikirannya cenderung kurang fokus terhadap diri sendiri dan lebih memperhatikan gejala eksternal. Akan tetapi, tahapan yang berlangsung pada rentang usia 7-11 tahun ini belum membuat Si Kecil mampu berpikir secara abstrak dan hipotesis.
Si Kecil yang sudah berusia 11 tahun ke atas mulai mampu menggunakan simbol-simbol yang berhubungan konsep abstrak. Contohnya seperti mengoperasikan sains dan aljabar. Tahap perkembangan kecerdasan intelektual yang terakhir ini juga ditandai dengan kemampuan Si Kecil untuk berpikir secara sistematis dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Tak hanya itu, Si Kecil juga mampu merenungkan hubungan serta konsep abstrak sosial seperti keadilan.
Berdasarkan teori tersebut, seorang anak diprediksi mempunyai kematangan secara kuantitas maupun kualitas setelah melalui tahapan-tahapan tersebut.
Bun sudah tahukah selain kecerdasan intelektual, ada juga yang namanya kecerdasan spiritual?
Melansir The Systems Thinker, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memahami nilai, tujuan, dan memaknai kehidupan lebih baik lagi. Si Kecil dengan kecerdasan spiritual yang baik akan memiliki kerendahan hati dan empati untuk sesamanya.
Kecerdasan spiritual berbeda dengan kecerdasan spiritual yang menekankan aspek kecerdasan dalam hal kreativitas, membaca, menghitung, menggambar, dan berlogika. Kecerdasan spiritual pada dasarnya berarti kecerdasan Si Kecil dalam memaknai kehidupan dan juga sekitarnya.
Meskipun perkembangan zaman semakin maju, orang tua sebaiknya jangan melewatkan juga untuk mengajarkan kecerdasan spiritual untuk melengkapi kecerdasan intelektual yang dimiliki Si Kecil.
Mengajarkan keduanya sejak usia dini, Si Kecil akan memiliki kecerdasan yang saling melengkapi dan akan menjadi bekal yang tidak ternilai untuk kehidupan Si Kecil kelak!
Kenali lebih dalam tentang ciri-ciri Si Kecil cerdas dengan membaca artikel berikut, yuk: Si Kecil yang Aktif, Apakah Pertanda Anak Cerdas?
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Mengenal Kecerdasan Intelektual dan Tips Meningkatkannya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?