Parenting Parenting

Mengenal Teori Belajar Kognitivisme dan Cara Menerapkannya

Morinaga ♦ 13 Desember 2024

Mengenal Teori Belajar Kognitivisme dan Cara Menerapkannya

Daya pikir seorang anak adalah kemampuan unik yang dimilikinya untuk memahami, menganalisis, dan menciptakan ide-ide baru. Kemampuan ini mencakup berbagai aspek seperti berpikir kritis, logis, dan kreatif yang berperan dalam mendukung pertumbuhan dan pembelajarannya.

Ketika daya pikir diasah sejak dini, Si Kecil akan mampu menghadapi tantangan dengan solusi inovatif, mengambil keputusan dengan bijak, dan mengembangkan potensinya untuk menjadi #GenerasiPlatinum, yaitu generasi yang cerdas, tangguh, dan siap menghadapi masa depan.

Kemampuan ini dapat dilatih dengan cara-cara sederhana yang menyenangkan. Aktivitas seperti membaca buku bersama, bermain permainan logika, atau bahkan membantu memasak di rumah dapat memberikan stimulasi otak yang positif. Melalui kegiatan ini, Si Kecil tidak hanya belajar memahami dunia di sekitarnya, tetapi juga melatih kemampuan untuk berpikir lebih mendalam dan kreatif.

Baca Buku Bersama

Membaca buku bersama membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan imajinasi Si Kecil. Saat membaca bersama, Bunda dapat melibatkannya dengan cara bertanya tentang alur cerita, karakter, atau prediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Misalnya, ketika membaca buku dongeng, tanyakanlah seperti ini, "Menurutmu, apa yang akan dilakukan sang pahlawan setelah ini?" atau "Mengapa tokoh ini merasa sedih?" Pertanyaan semacam ini mendorongnya untuk berpikir mendalam dan melatihnya menganalisa keadaan.

Kebiasaan baca buku juga dapat mengembangkan kemampuan bahasa. Karena melalui aktivitas ini, ia diperkenalkan dengan kata-kata baru yang mungkin tidak biasa didengar. Melalui diskusi tentang cerita, ia akan termotivasi untuk menggunakan kosakata baru dan mengungkapkan pemikirannya secara verbal. 

Sebagai contoh, jika dalam cerita terdapat kata baru seperti "berpetualang," Bunda bisa menjelaskan arti kata tersebut dan mengajaknya menggunakan kata tersebut dalam kalimat atau cerita.

Melibatkannya untuk menghubungkan cerita dengan pengalaman pribadinya dapat memperdalam pemahaman terhadap isi buku. Misalnya, dengan bertanya, "Pernahkah kamu merasa seperti tokoh dalam cerita ini?" atau "Apa yang akan kamu lakukan jika berada dalam situasi yang sama?" maka aktivitas seperti ini melatihnya untuk memahami sebab-akibat, memprediksi, dan memecahkan masalah, yang semuanya diperlukan untuk pengembangan kognitifnya.

Dorong Anak untuk Mengajukan Pertanyaan

Mendorong Si Kecil untuk terbiasa mengajukan pertanyaan bisa memperkuat daya analisis. Kebiasaan ini membantunya memahami dunia di sekitar, melatihnya berpikir kritis, dan membangun rasa ingin tahu. 

Sebagai contoh, jika ia bertanya, "Kenapa langit berubah warna saat matahari terbenam?" Bunda dapat memanfaatkan momen ini untuk mengajaknya berdiskusi dan menemukan jawabannya bersama.

Dorong juga Si Kecil untuk lebih aktif bertanya dengan sering mengajukan pertanyaan terbuka. Pertanyaan seperti "Menurutmu, apa yang akan terjadi jika...?" atau "Mengapa menurutmu ini penting?" memberinya ruang untuk berpikir bebas tanpa merasa terbatas pada jawaban tertentu. 

Saat bermain, Bunda bisa bertanya, "Apa yang ingin kamu gambar hari ini?" Pertanyaan terbuka tidak hanya melatih daya analisis, tetapi juga meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan memecahkan masalah.

Melalui pertanyaan terbuka, ia juga dapat mengembangkan pemahaman, membuat inferensi, dan penalaran logis. Saat Si Kecil menjawab pertanyaan semacam ini, ia belajar mengorganisasi informasi dalam pikiran, memahami konteks, dan mengekspresikan ide secara verbal. Misalnya, ketika ia menggambar sebuah rumah, tanyakan, "Kenapa kamu memilih warna ini untuk rumahnya?" atau "Menurutmu, siapa yang tinggal di rumah ini?" Pertanyaan semacam ini dapat melatihnya berpikir dan juga memperluas kosakata.

Tantang dengan Permainan Logika

Permainan logika bisa disesuaikan dengan usia Si Kecil, mulai dari permainan sederhana seperti puzzle hingga permainan yang lebih kompleks seperti catur atau MonopolyPuzzle dapat melatih keterampilan motorik halus saat menyusun potongan-potongan kecil menjadi gambar utuh, sekaligus meningkatkan kemampuan analisis dalam menentukan strategi terbaik untuk menyelesaikannya. Selain memberikan tantangan intelektual, permainan ini juga memberinya rasa pencapaian yang meningkatkan kepercayaan diri.

Sementara, permainan seperti Monopoly mengajarkannya konsep dasar keuangan dan pengambilan keputusan. Dengan permainan ini, ia diajak untuk memikirkan langkah strategis yang tidak hanya memengaruhi permainan saat ini, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang. 

Lego adalah contoh lain dari permainan logika yang mendukung kreativitas dan imajinasi. Dengan bermain lego, ia diajak untuk merancang dan membangun struktur yang unik, yang membantunya memahami konsep dasar konstruksi, kesabaran, dan penyelesaian masalah.

Permainan lain seperti catur melatihnya untuk berpikir strategis, merencanakan langkah ke depan, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Sementara matching and sorting games membantunya mengenali pola dan mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik tertentu, yang berguna untuk melatih kemampuan memecahkan masalah dan pengorganisasian. 

Berikan Pengalaman Baru

Pengalaman baru memungkinkan Si Kecil untuk mengeksplorasi lingkungan, menghadapi tantangan yang berbeda, dan belajar melalui interaksi langsung. Salah satu caranya dengan mengajaknya bermain permainan memori. Ini tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga membantunya memahami konsep seperti pengukuran, pengelompokan, atau pengingat detail kecil dalam aktivitas sehari-hari. 

Contoh lainnya adalah permainan papan seperti ular tangga yang dapat melatihnya untuk berpikir strategis, memecahkan masalah, dan meningkatkan konsentrasi.

Ajak Si Kecil bermain jigsaw puzzle atau permainan membangun dan menumpuk menggunakan balok kayu atau kardus. Kegiatan ini membantunya mengasah keterampilan motorik halus sekaligus memahami hubungan sebab-akibat. Ketika ia dihadapkan pada tantangan sederhana, seperti membuat bangunan dengan balok, ia belajar untuk memecahkan masalah dengan cara kreatif.

Pengalaman bermain di luar rumah juga memberikan banyak manfaat. Aktivitas seperti melihat bunga di taman, berjalan-jalan di alam, atau mencari benda berwarna tertentu di lingkungan sekitar dapat meningkatkan kemampuan observasi dan apresiasi terhadap alam. 

Untuk melatih daya pikirnya, memasak bersama juga menjadi pengalaman edukatif yang menyenangkan, ia dapat belajar menghitung, mengukur bahan, dan mengenali berbagai makanan sehat. Semua ini memperkuat koneksi antara pembelajaran dan pengalaman kehidupan nyata dan memberinya kesempatan untuk mengasah #KecerdasanMajemuk-nya.

Saat memberikan pengalaman baru, biarkan anak mengambil inisiatif dalam bermain. Jika ia tertarik bermain peran sebagai dokter hewan, Bunda bisa memintanya untuk menjelaskan cerita, seperti "Sakit apa hewan ini? Bagaimana kita bisa membuatnya merasa lebih baik?" Ini tidak hanya meningkatkan keterampilan bahasa, tapi juga sebagai cara untuk deteksi minat dan bakatnya. 

Semakin cepat mengetahui POTENSI Si Kecil, maka semakin mudah pula mengarahkannya. Karena itu, ketahui cara deteksi minat bakatnya di sini: Deteksi POTENSI Si Kecil Sejak Dini.

Referensi: 

  • Bembi Land. What are games for enhancing cognitive abilities? Diakses pada 23 November 2024. https://bembiland.com/blogs/nurturing-kids-development-through-toys-and-games/what-are-games-for-enhancing-cognitive-abilities
  • Raising Children. Thinking and play: pre-schoolers. Diakses pada 23 November 2024. https://raisingchildren.net.au/preschoolers/play-learning/play-preschooler-development/thinking-play-preschoolers
  • Speech Learning.com. The Lasting Benefits of Shared Book Reading. Diakses pada 23 November 2024. https://speech-learning.com.au/2024/01/benefits-of-shared-book-reading/