Sebagai salah satu ibadah wajib umat muslim, tentu Bunda ingin Si Kecil dapat mengikuti ibadah puasa. Sering sekali Si Kecil tidak mau ketinggalan ikut ibadah ini, karena melihat anggota keluarga lain sedang melakukannya. Lalu kapan sebaiknya mengajarkannya berpuasa?
Puasa memang wajib dilakukan oleh orang dewasa atau anak yang sudah memasuki masa pubertas. Tetapi sebaiknya, sebelum memasuki masa pubertas pun, Si Kecil sudah terbiasa menjalaninya. Pertama-tama Bunda bisa kenalkan makna ibadah puasa dan berikan pemahaman mengenai ibadah ini.
Dalam pandangan medis, anak-anak sebaiknya baru melakukan puasa setelah usia 7 tahun. Memasuki usia tujuh tahun, Si Kecil sudah mengenali tubuhnya dan bisa menahan lapar dan haus. Secara medis dampak puasa juga tidak berpengaruh buruk di usia ini.
Namun, ada baiknya Bunda mengambil langkah kecil dengan mengajarkan sejak dini. Caranya dengan mengajarkan untuk tidak makan dan minum selama 3-4 jam dalam sehari. Hal ini bisa diterapkan sejak usia 5 tahun.
Ketika berusia 7-10 tahun, Bunda bisa mulai meningkatkan durasinya menjadi setengah hari. Ketika sudah berusia 10 tahun, Si Kecil akan siap untuk berpuasa satu hari penuh.
Durasi puasa akan memengaruhi kesehatan Si Kecil. Ketika tidak makan dan minum, ada perubahan kondisi dalam tubuhnya. Perubahannya sebagai berikut.
Jika puasa dilakukan selama enam jam, tubuhnya akan mulai memecah cadangan gula dalam tubuh untuk menjadikan kadar gula dalam darah. Selain itu, tubuhnya akan menggunakan lemak di dalam tubuh untuk menjadi sumber energi. Perlu diingat kalau asupan gizi dan istirahat cukup penting untuk masa pertumbuhannya.
Penuhi kebutuhan kalori Si Kecil setiap hari. Anak berusia 5-10 tahun setidaknya membutuhkan kalori sekitar 1200-1600 kalori per hari. Jumlah ini disesuaikan dengan aktivitasnya.
Bunda perlu memperhatikan asupan ketika sahur dan berbuka di bulan Ramadan lho, agar Si Kecil dapat menjalankan ibadah ini dalam keadaan sehat dan bugar.
Saat sahur, Bunda dapat menyajikan makanan dengan indeks glikemiks rendah. Indeks glikemiks adalah angka untuk mengukur seberapa cepat karbohidrat akan dipecah menjadi glukosa dan meningkatkan kadar gula darah . Makanan dengan indeks glikemik rendah ini ialah makanan yang bisa meningkatkan gula darah secara lambat dan mudah mengenyangkan. Contohnya, seperti ubi jalar, nasi merah dan pisang.
Ketika berbuka, sajikan makanan dengan indeks glikemiks tinggi, seperti kurma, nasi putih dan susu. Beri pemahaman betapa pentingnya untuk minum air putih ketika berbuka dan sahur. Gunanya ialah supaya Si Kecil tidak dehidrasi ketika berpuasa di siang hari.
Selain menyajikan makanan dengan indeks glikemiks tinggi, Bunda juga bisa menghidangkan camilan enak dan tentunya kaya nutrisi untuk memenuhi kebutuhan Si Kecil. Selengkapnya, baca dalam artikel berikut yuk: Camilan Buka Puasa Kaya Nutrisi, Dijamin Si Kecil Suka!
Pada bulan Ramadan, akan terjadi perubahan pola dan waktu tidur karena harus bangun sahur. Waktu tidur yang cukup akan menentukan kebugaran tubuh untuk menjalankan aktivitas. Pastikan Si Kecil tidur setidaknya 8-10 jam pada malam hari ya, Bunda. Supaya selama berpuasa, Si Kecil tidak lemas dan akan tetap bersemangat.
Perhatikan aktivitas Si Kecil juga agar sesuai dengan energi yang dimiliki. Alihkan aktivitasnya pada kegiatan yang membutuhkan energi rendah, misalnya menggambar, bermain puzzle, dan masak-masakan.
Sebaiknya jauhi dulu aktivitas yang membutuhkan energi besar. Sebab, energi besar dapat membuat Si Kecil lebih mudah haus dan lapar.
Ibadah ini tidak boleh dipaksakan kepada Si Kecil dengan kondisi yang kurang prima. Jika sakit, umumnya terjadi penurunan nafsu makan. Kurang nafsu makan, akan membuatnya kekurangan asupan.
Selain itu, kebutuhan energinya akan digunakan untuk mengatasi penyakitnya. Pastikan Si Kecil sehat dan berstatus gizi cukup agar dapat mentoleransi puasa.
Meski sudah sering melihat Bunda berpuasa, namun mungkin Si Kecil masih memiliki banyak pertanyaan. Dengan mengenalkan suasana, kebiasaan, dan makna Ramadan, Bunda dapat membuatnya bersemangat puasa.
Gunakan pendekatan melalui cerita dan permainan untuk menjelaskan mengapa umat muslim melaksanakannya. Sesuaikan dengan usia dan pemahamannya dalam menjelaskan makna puasa.
Si Kecil akan lebih mudah melakukan sesuatu yang dilihatnya dikerjakan oleh Bunda dan Ayah-nya. Maka Bunda dapat memberikan contoh ibadah puasa yang baik. Caranya dengan mengonsumsi makanan yang sehat bergizi, memastikan asupan cairan ideal, dan istirahat yang cukup.
Lalu, ajak juga Si Kecil untuk melaksanakan sholat wajib dan sunnah. Supaya ibadahnya menjadi lebih sempurna ya, Bunda.
Jika usia Si Kecil sudah mencukupi dan tertarik untuk belajar berpuasa, maka ini merupakan tanda bahwa ia sudah siap untuk mencobanya. Bunda juga bisa beritahu kalau banyak sekali manfaat yang didapat ketika puasa, seperti:
Gimana Bunda, apa Si Kecil sudah cukup umur untuk mulai belajar puasa? Jika umur dan kesiapan mental Si Kecil siap untuk belajar puasa, baca artikel ini yuk: Cara Mengajarkan Si Kecil Puasa Sejak Dini
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Berapa Umur Ideal Si Kecil Belajar Puasa?
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?