Memahami cara menyimpan ASI yang benar setelah dipompa sangatlah penting untuk menjaga kualitas, daya tahan, dan keamanannya. Jika tidak dilakukan dengan benar, akan berisiko membuat membuat ASI tidak lagi aman untuk dikonsumsi Si Kecil.
Dengan cara memompa dan menyimpan ASI juga memberikan Bunda fleksibilitas dan kemudahan, dibandingkan harus menyusui Si Kecil langsung melalui payudara setiap saat. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu mulai dari suhu lemari es dan freezer, kebersihan, volume susu, hingga waktu pemompaannya.
Ikuti panduan penyimpanan ASI selengkapnya berikut ini.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut adalah durasi ketahanan ASI berdasarkan prosedur penyimpanannya:
Berikut ini adalah beberapa tips umum dari CDC yang perlu diperhatikan dalam proses penyimpanan ASI:
Agar ASI tetap segar dan berkualitas, pilihlah botol kaca atau plastik khusus yang telah terbukti aman untuk menyimpan ASI dan dan bebas dari bahan-bahan berbahaya atau bahan bebas bisphenol A (BPA).
Hindari menggunakan botol atau plastik biasa yang tidak dirancang khusus untuk menyimpan ASI, karena bisa mempengaruhi kualitas dan kesegarannya.
Sebelum menyimpan ASI, pastikan botol yang akan digunakan bersih dan steril. Bunda bisa merebus botol dan bagian pompa ASI yang bersentuhan dengan kulit di dalam air panas yang mendidih selama sekitar 5 hingga 10 menit, atau gunakan alat sterilisasi khusus.
Selain itu, pastikan untuk mencuci tangan bunda dengan air dan sabun sebelum menyentuh ASI atau botol yang akan digunakan ya.
Namun, untuk ASI perah yang tidak ingin langsung dibekukan, tempatkan lagi kemasan plastik penampung ASI perah ke dalam kontainer atau kotak kemasan lain. Pasalnya, kemasan plastik lebih berisiko mengalami kebocoran.
Jangan lupa menuliskan tanggal dan jam ASI diperah pada botol atau plastik yang digunakan untuk menyimpannya. Ini penting agar Bunda tahu ASI mana yang harus digunakan lebih dahulu untuk menghindari pemborosan.
Hindari mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI segar yang baru dipompa. Simpan ASI dalam porsi yang kecil sesuai kebutuhan, sehingga tidak ada sisa ASI yang harus dibuang.
Jika Bunda sebelumnya menyimpan ASI di dalam freezer, berikut panduan untuk mencairkannya agar bisa Si Kecil konsumsi dengan aman.
Sebelum menghangatkan ASI yang telah dibekukan, pastikan untuk memeriksa label tanggal penyimpanan dan cairkan ASI yang paling lama terlebih dahulu.
Jika Bunda ingin menghangatkan ASI beku, gunakan alat penghangat ASI elektrik yang telah dirancang khusus untuk itu. Alat ini akan membantu menghangatkan ASI dengan suhu yang tepat tanpa merusak kualitas nutrisinya.
Jika tidak memiliki alat penghangat, Bunda juga bisa merendam botol atau plastik ASI dalam air hangat. Jangan menggunakan microwave untuk menghangatkan ASI, karena suhu yang tidak merata dapat merusak nutrisi penting dalam ASI dan dapat membakar mulut bayi.
ASI yang telah dibekukan sebaiknya tidak langsung dikeluarkan dalam suhu ruang. Letakkan terlebih dahulu di ruang pendingin pada kulkas selama 24 jam, kemudian hangatkan sebagaimana cara di atas untuk meningkatkan suhunya secara perlahan.
ASI yang telah dihangatkan sebaiknya langsung diberikan pada Si Kecil dalam waktu 2 jam. Jangan menyimpannya kembali dalam freezer setelah dihangatkan, karena hal ini dapat mengurangi kualitas dan keamanan ASI.
Dengan cara ini, Bunda bisa menyimpan dan menghangatkan ASI perah dengan benar untuk Si Kecil. Ingat, ASI merupakan nutrisi terbaik untuk bayi, dan dengan cara yang tepat, Bunda dapat memastikan Si Kecil tetap mendapatkan manfaat penuh dari ASI.
Selamat mencoba, Bunda, dan semoga Si Kecil selalu sehat dan bahagia!
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Cara Menyimpan ASI yang Benar Setelah Dipompa
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?