Nutrisi Tepat

Protein Hewani untuk MPASI: Manfaat, Rekomendasi, dan Takaran Tepat Si Kecil

Morinaga Platinum - 22 Juli 2024

Protein Hewani untuk MPASI: Manfaat, Rekomendasi, dan Takaran Tepat Si Kecil

Bunda, memasuki fase MPASI (Makanan Pendamping ASI) adalah petualangan baru bagi Si Kecil dan Bunda sendiri. Di tengah banyaknya pilihan makanan, satu jenis nutrisi yang tak boleh terlewat adalah protein hewani untuk MPASI. Nutrisi ini bukan hanya sekadar pelengkap, melainkan fondasi penting yang menunjang tumbuh kembang optimal Si Kecil, terutama dalam pembentukan sel, otot, hingga perkembangan otaknya.

Sumber protein hewani untuk MPASI sangat beragam, mulai dari daging ayam, sapi, ikan, hingga telur. Masing-masing memiliki keunggulan nutrisi yang berbeda. Lantas, mengapa protein hewani ini begitu krusial, dan bagaimana Bunda bisa memberikannya dengan tepat? Mari kenali manfaatnya, rekomendasi terbaik, takaran yang pas, dan menjawab pertanyaan yang sering muncul, seperti bolehkah memberikan double protein hewani. Semua demi tumbuh kembang Si Kecil yang sehat dan cerdas!

Mengapa Protein Hewani Penting dalam MPASI Si Kecil?

Protein hewani memiliki peran yang sangat vital dalam fase MPASI Si Kecil. Keunggulannya tidak hanya terbatas pada satu aspek, melainkan mempengaruhi berbagai sistem dalam tubuh yang sedang berkembang pesat.

Keunggulan Asam Amino Esensial Lengkap

Salah satu keunggulan utama protein hewani untuk MPASI adalah kandungan asam amino esensialnya yang lebih lengkap dibandingkan protein nabati. Asam amino esensial adalah senyawa pembangun protein yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh Si Kecil sendiri, sehingga harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. 

Keberadaan asam amino yang lengkap ini sangat krusial untuk berbagai fungsi tubuh. Misalnya, asam amino ini berperan penting dalam mengatur fungsi kekebalan tubuh, membangun dan memperbaiki jaringan otot yang terus berkembang, serta meningkatkan fungsi saraf pusat yang vital untuk komunikasi otak dan tubuh.

Kandungan Nutrisi Penting Lainnya

Tidak hanya kaya akan protein berkualitas tinggi, umumnya makanan yang mengandung protein hewani juga sarat dengan mikronutrien penting lainnya yang seringkali sulit ditemukan dalam jumlah memadai pada sumber nabati. Contohnya adalah zat besi heme, yang jauh lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan zat besi non-heme dari tumbuhan. 

Zat besi sangat penting untuk mencegah anemia dan mendukung perkembangan kognitif. Selain itu, banyak sumber protein hewani juga mengandung vitamin B12 (penting untuk fungsi saraf dan pembentukan sel darah merah), vitamin D (untuk kesehatan tulang dan imun), serta beragam mineral lain yang mampu mendukung sistem imun tubuh Si Kecil secara menyeluruh.

Peran dalam Mencegah Stunting dan Mendukung Kecerdasan Otak

Asupan protein hewani harian yang selalu terpenuhi sejak awal masa MPASI dapat secara signifikan mencegah stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh yang memiliki dampak jangka panjang pada fisik dan kognitif anak. Stunting dapat membuat kecerdasan Si Kecil terhambat karena perkembangan otaknya melambat akibat kekurangan nutrisi. 

Kualitas protein dan asam amino yang lengkap dalam protein hewani mampu menjaga kesehatan saraf dan otak Si Kecil sehingga membuat perkembangan kecerdasannya lebih baik lagi. Bahkan, dengan mengonsumsi berbagai makanan utuh kaya protein ini secara rutin, fungsi otot Si Kecil dapat lebih meningkat dengan baik karena protein berkualitas berkontribusi dalam proses pembentukan dan perbaikan otot sejak usia dini.

Rekomendasi Protein Hewani Terbaik untuk MPASI Si Kecil

Memilih protein hewani untuk MPASI Si Kecil bisa jadi tantangan tersendiri. Idealnya, MPASI mulai diberikan saat Si Kecil menginjak usia 6 bulan. Berikut adalah beberapa jenis makanan mengandung protein hewani yang aman dan sangat baik untuk dijadikan sebagai bahan MPASI, beserta tips penyajiannya:

Telur

Telur, baik yang berasal dari ayam maupun bebek, adalah sumber protein hewani yang fantastis dan dapat diperkenalkan kepada Si Kecil sejak memasuki usia MPASI. Telur kaya akan protein, kolin (penting untuk perkembangan otak), vitamin D, dan zat besi. 

Meskipun demikian, telur merupakan salah satu jenis alergen yang umum, sehingga pemberiannya perlu dilakukan bertahap dari porsi kecil terlebih dahulu (misalnya, kuning telur yang dimasak matang dan dihaluskan). Setelah dipastikan tidak ada reaksi alergi, Bunda bisa secara bertahap memperkenalkan putih telur dan porsi yang lebih besar.

Daging Sapi

Daging sapi adalah sumber zat besi heme yang sangat baik, krusial untuk mencegah anemia pada bayi. Bunda dapat mengenalkan daging sapi untuk pertama kalinya kepada Si Kecil dalam bentuk daging giling yang dimasak hingga sangat matang dan teksturnya lembut. 

Pertama-tama, Bunda dapat membelinya langsung di toko daging, atau menghaluskannya sendiri dengan menggunakan food processor, lalu tambahkan cairan seperti ASI atau air kaldu hingga menjadi bubur. Setelah itu, sajikan daging giling ini dengan sayuran yang kaya nutrisi seperti kembang kol, brokoli, dan wortel yang diiris tipis-tipis atau dihaluskan, untuk memastikan asupan serat dan vitamin lainnya.

Ikan (Tuna, Salmon, Dll.)

Ikan merupakan sumber protein hewani yang kaya akan asam lemak Omega-3 (DHA dan EPA), yang sangat penting untuk perkembangan otak dan penglihatan Si Kecil. Jenis ikan seperti ikan tuna, salmon, sarden, makarel, dan lele adalah pilihan yang baik. 

Bunda dapat membuat bubur bayam merah ikan tuna yang dimasak bersama wortel dan tahu putih. Pastikan ikan dimasak hingga benar-benar matang dan buang semua durinya untuk mencegah tersedak. Pilih ikan yang rendah merkuri, terutama untuk bayi.

Daging Ayam

Daging ayam, terutama bagian dada, adalah sumber protein rendah lemak yang sangat baik dan mudah dicerna oleh bayi. Daging ayam juga mengandung vitamin B6 dan B12 yang penting untuk metabolisme energi. Bunda dapat membuat bubur sup daging ayam dengan telur untuk MPASI. 

Masak daging ayam yang sudah dipotong kecil atau digiling dengan air kaldu hingga empuk, lalu tambahkan kocokan telur hingga teksturnya lembut dan menyatu dengan bubur. Bunda bisa menemukan berbagai rekomendasi sumber protein hewani untuk Si Kecil lainnya yang bisa memperkaya menu MPASI.

Dengan asupan makanan sehat ini secara rutin, Bunda dapat memenuhi kebutuhan asam amino Si Kecil. Pasalnya, setelah protein dikonsumsi, kandungan ini akan dicerna di dalam lambung dan berlanjut ke usus halus. 

Kemudian, enzim yang terdapat pada sistem pencernaan akan memecah fragmen protein menjadi asam amino yang lebih sederhana. Setelah protein dicerna menjadi asam amino, darah akan menyerapnya melalui dinding usus halus dan berperan aktif dalam memperbaiki jaringan tubuh, membangun otot, serta mendukung pergerakan sinyal di otak.

Takaran Protein Hewani yang Ideal untuk MPASI

Memberikan protein hewani untuk MPASI dengan takaran yang tepat sangat penting agar Si Kecil mendapatkan nutrisi yang cukup tanpa berlebihan. Kebutuhan asupan protein harian pada anak akan disesuaikan menurut usianya masing-masing, sesuai panduan dari Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 28 Tahun 2019:

  • Bayi usia 6 bulan: Membutuhkan asupan protein sekitar 12 gram/hari.
  • Bayi usia 7-11 bulan: Kebutuhan ini akan bertambah menjadi sekitar 18 gram/hari.
  • Anak usia 1-3 tahun: Membutuhkan asupan protein harian sebanyak 20 gram/hari.

Untuk memudahkan Bunda dalam mengukur, sebagai gambaran:

  • Takaran telur ayam yang baik untuk MPASI 6 bulan adalah sebanyak 1 butir per hari, karena dalam satu butir telur ayam terkandung sekitar 6-7 gram protein.
  • Sementara takaran ikan dan daging sapi yang ideal adalah sekitar 10 gram per hari (setara 2 sendok makan peres daging giling atau 1 potong ikan seukuran telapak tangan bayi).

Untuk lebih mudahnya, Bunda juga dapat mengukur porsi bahan MPASI dengan mengenali kebutuhan kalori dan makronutrien yang sesuai usianya. Jumlah kalori yang harus dipenuhi dari MPASI bayi usia 6-9 bulan adalah antara 600-750 kkal/hari. Anak-anak perlu memperoleh MPASI sebanyak 3 kali makan besar dan 2 kali camilan sehat setiap harinya.

Bolehkah Memberikan Double Protein Hewani dalam MPASI?

Pertanyaan seputar bolehkah memberikan double protein hewani dalam MPASI seringkali muncul di kalangan Bunda. Jawabannya adalah boleh, bahkan sangat dianjurkan, terutama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil yang sedang dalam masa pertumbuhan pesat. Konsep double protein hewani berarti Bunda menggabungkan dua jenis protein hewani dalam satu kali penyajian MPASI.

Misalnya, dalam satu porsi MPASI, Bunda bisa memberikan kombinasi daging sapi dengan telur, atau ikan salmon dengan ayam. Ini sangat bermanfaat karena:

  • Melengkapi Asam Amino: Meskipun satu jenis protein hewani sudah lengkap, kombinasi dua jenis bisa memperkaya profil asam amino dan nutrisi mikro lainnya.
  • Variasi Rasa dan Tekstur: Memberikan variasi protein hewani juga akan memperkenalkan Si Kecil pada berbagai rasa dan tekstur, mendorongnya untuk menjadi pemakan yang tidak pilih-pilih di kemudian hari.
  • Memastikan Kecukupan Nutrisi: Dengan menggabungkan dua sumber protein, Bunda dapat lebih mudah mencapai target asupan protein harian yang dibutuhkan Si Kecil, terutama untuk mencegah defisiensi nutrisi seperti zat besi yang berisiko menyebabkan stunting.

Yang terpenting adalah memastikan total porsi dan kalori tetap sesuai dengan usia Si Kecil, dan selalu memperkenalkan makanan baru secara bertahap untuk memantau reaksi alergi. Pemberian double protein hewani adalah strategi cerdas untuk memastikan Si Kecil mendapatkan asupan nutrisi optimal demi tumbuh kembang yang maksimal.

Tips Praktis Memberikan Protein Hewani untuk MPASI Si Kecil

Agar proses pemberian protein hewani untuk MPASI berjalan lancar dan aman, ada beberapa tips praktis yang bisa Bunda terapkan:

  • Jaga Kebersihan: Selalu cuci tangan Bunda dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah menyiapkan MPASI. Pastikan semua peralatan masak dan makan yang digunakan bersih dan steril. Gunakan talenan terpisah untuk daging mentah dan sayuran.
  • Pilih Bahan Segar: Selalu gunakan bahan makanan yang segar dan berkualitas. Jika membeli daging atau ikan beku, pastikan untuk mencairkannya dengan benar sebelum dimasak.
  • Masak hingga Matang Sempurna: Pastikan protein hewani dimasak hingga matang sempurna untuk membunuh bakteri yang mungkin ada. Hindari menyajikan daging atau ikan setengah matang kepada bayi.
  • Sesuaikan Tekstur: Tekstur MPASI harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan mengunyah Si Kecil. Di awal MPASI (6 bulan), protein hewani harus dihaluskan menjadi bubur saring. Seiring bertambahnya usia, tekstur bisa ditingkatkan menjadi cincang halus, cincang kasar, hingga potongan kecil. Untuk panduan lengkap menu dan tekstur, Bunda bisa membaca panduan menu MPASI 6 bulan dan tekstur makanannya.
  • Variasi Menu: Gunakan bahan makanan yang bervariasi setiap hari untuk memastikan kebutuhan nutrisi Si Kecil terpenuhi dengan baik dan ia mendapatkan spektrum asam amino serta mikronutrien yang lebih luas.
  • Perhatikan Reaksi Alergi: Saat memperkenalkan jenis protein hewani baru (misalnya telur atau ikan tertentu), berikan dalam porsi kecil dan amati reaksi Si Kecil selama beberapa hari untuk memastikan tidak ada alergi.
  • Penyimpanan yang Tepat: Jika Bunda menyiapkan MPASI dalam jumlah banyak, simpan dalam wadah kedap udara di lemari es atau freezer. Pelajari juga cara menghangatkan MPASI yang benar agar kualitas nutrisinya tetap terjaga.

Bunda, memberikan protein hewani untuk MPASI adalah langkah fundamental untuk mendukung tumbuh kembang optimal Si Kecil. Dengan memahami manfaatnya, memilih rekomendasi terbaik, memberikan takaran yang tepat, dan menerapkan tips praktis, Bunda dapat memastikan Si Kecil mendapatkan fondasi nutrisi yang kuat. Ini adalah investasi berharga untuk membentuk #GenerasiPlatinum yang sehat, cerdas, dan aktif di masa depan. Selamat berkreasi dengan menu MPASI Si Kecil ya, Bun!

Lihat Artikel Lainnya