Perawatan Anak

Cara Mengatasi Gondongan pada Anak: Panduan Lengkap untuk Pemulihan Cepat

Morinaga Platinum - 6 Mei 2025

Cara Mengatasi Gondongan pada Anak: Panduan Lengkap untuk Pemulihan Cepat

Bunda, melihat Si Kecil sakit tentu menjadi kekhawatiran tersendiri, apalagi jika muncul pembengkakan di area leher yang seringkali disertai demam dan rasa tidak nyaman. Kondisi ini adalah ciri khas dari gondongan, salah satu masalah kesehatan yang cukup sering dialami anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh virus paramyxovirus yang mudah menular, terutama di lingkungan bermain atau sekolah.

Meskipun sering dianggap ringan, gondongan bisa membuat Si Kecil rewel, sulit makan, dan mengurangi aktivitas hariannya. Untuk mencegah kondisi semakin parah dan memastikan Si Kecil cepat pulih, penting bagi Bunda untuk memahami cara mengatasi gondongan yang tepat. Mari kita selami lebih dalam penyebab, gejala, risiko, hingga panduan penanganan di rumah agar Si Kecil bisa kembali ceria dan sehat optimal.

Mengenali Gondongan pada Anak: Apa Penyebab Utamanya?

Gondongan, atau yang dalam istilah medis disebut parotitis epidemika, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus. Virus ini sangat mudah menyebar, terutama melalui percikan cairan dari mulut, hidung, atau tenggorokan orang yang terinfeksi ketika mereka batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernyanyi. 

Lingkungan yang padat seperti sekolah atau tempat penitipan anak sering menjadi sarang penularan. Bunda bisa memahami lebih lanjut tentang kenali 4 cara penularan penyakit infeksi di sekolah untuk meningkatkan kewaspadaan.

Selain itu, penggunaan alat makan dan minum yang terkontaminasi secara bersama-sama juga dapat menjadi sumber penularan gondongan. Bayi dan anak-anak dengan daya tahan tubuh yang belum berkembang sempurna atau sedang menurun sangat rentan terinfeksi penyakit ini. 

Penting untuk diingat bahwa seseorang bisa menularkan virus gondongan bahkan sebelum gejala pembengkakan kelenjar muncul, yaitu sekitar 1-2 hari sebelum pembengkakan dan hingga 5 hari setelahnya. Ini membuat pencegahan menjadi lebih menantang dan kewaspadaan Bunda sangat diperlukan.

Gejala Gondongan yang Harus Bunda Kenali Sejak Awal

Sistem kekebalan tubuh Si Kecil yang belum sepenuhnya matang membuat mereka rentan terhadap infeksi seperti gondongan. Gejala gondongan mungkin tidak langsung muncul, melainkan timbul perlahan sekitar 12 hingga 25 hari (rata-rata 16-18 hari) setelah terpapar virus. Mengenali gejala ini sejak dini sangat membantu dalam penanganan cara mengatasi gondongan yang lebih cepat.

Pembengkakan pada Kelenjar Ludah (Parotis)

Salah satu tanda paling khas dan mudah dikenali pada gondongan adalah munculnya pembengkakan pada kelenjar ludah parotis. Kelenjar ini terletak di bawah telinga, di depan dan di bawah setiap telinga, serta di atas rahang. 

Virus paramyxovirus menyerang kelenjar ini, menyebabkan peradangan dan pembengkakan. Akibatnya, wajah Si Kecil tampak membengkak, terutama pada area pipi di bawah telinga, rahang, dan leher, baik di satu sisi maupun kedua sisinya. Pembengkakan ini bisa terasa lunak saat disentuh dan kadang terasa hangat.

Nyeri Saat Mengunyah dan Menelan

Kelenjar ludah yang bengkak akan menekan jaringan di sekitarnya, termasuk saraf dan otot yang berperan penting dalam proses mengunyah dan menelan makanan. Hal ini menyebabkan Si Kecil merasa nyeri atau tidak nyaman saat membuka mulut lebar, mengunyah makanan padat, atau menelan. Produksi air liur yang terganggu akibat peradangan pada kelenjar juga membuat proses makan menjadi lebih sulit dan menyakitkan, sehingga seringkali Si Kecil menjadi lebih rewel saat waktu makan tiba.

Penurunan Nafsu Makan

Akibat rasa sakit yang muncul saat mengunyah dan menelan, wajar jika Si Kecil mengalami penurunan nafsu makan yang signifikan. Sulitnya makan dapat mempengaruhi pemenuhan gizi hariannya. Apabila kondisi ini tidak diatasi dengan baik dan berlangsung lama, proses tumbuh kembang Si Kecil berisiko terganggu karena kekurangan asupan nutrisi. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk berinovasi dengan memberikan makanan bertekstur lembut, seperti bubur, sup hangat, atau puding yang bergizi tinggi dan mudah ditelan Si Kecil.

Tubuh Lemas dan Kurang Berenergi

Saat tubuh Si Kecil terinfeksi virus, sistem kekebalannya akan bekerja keras untuk melawan patogen tersebut. Proses ini membutuhkan energi yang sangat besar, mengakibatkan cadangan energi Si Kecil terkuras. Ditambah lagi, penurunan nafsu makan yang membuat asupan nutrisinya menurun, semakin memperparah kondisi lemas. Hal ini membuatnya merasa tidak bertenaga dan tidak banyak beraktivitas seperti sedia kala. Si Kecil mungkin jadi lebih sering tidur, kurang bersemangat bermain, atau terlihat sangat lesu.

Demam Tinggi Sebagai Respons Tubuh

Peradangan akibat infeksi virus gondongan seringkali disertai dengan demam. Suhu tubuh Si Kecil bahkan dapat meningkat secara bertahap hingga mencapai 39 derajat Celcius atau lebih. Pada dasarnya, demam adalah respon alami tubuh terhadap infeksi virus. Sistem kekebalan meningkatkan suhu tubuh untuk menciptakan lingkungan yang kurang kondusif bagi virus, sehingga dapat memperlambat perkembangan dan penyebaran virus di dalam tubuh. Demam biasanya muncul di awal gejala, sebelum atau bersamaan dengan pembengkakan kelenjar.

Sakit Kepala yang Mengganggu

Infeksi virus gondongan menyerang kelenjar parotis, yang letaknya dekat dengan kepala dan leher. Kondisi tersebut memicu respons peradangan pada seluruh tubuh, termasuk hingga bagian otak dan jaringan sekitarnya, sehingga dapat menimbulkan rasa sakit di kepala. Sakit kepala mungkin dapat membuat Si Kecil merasa sangat tidak nyaman dan rewel, terutama di malam hari atau saat beraktivitas. 

Bunda perlu menenangkannya agar merasa rileks, memastikan ia cukup istirahat, dan memberinya cairan yang cukup. Namun, jika rasa sakit kepala tidak kunjung membaik atau disertai gejala neurologis lain, segera konsultasikan dengan dokter.

Nyeri Sendi dan Otot

Peradangan yang disebabkan oleh infeksi virus gondongan juga dapat berdampak pada rasa nyeri dan pegal di bagian persendian beserta otot-otot tubuh. Umumnya, gejala nyeri di area rahang dan leher dapat dialami Si Kecil selama proses penyembuhan, dan durasinya bisa berkisar satu hingga dua minggu setelah terinfeksi virus. 

Ketika virus menyebar melalui aliran darah, tubuh melepaskan zat kimia bernama sitokin dan prostaglandin yang memicu respons peradangan, membuat otot dan sendi menjadi lebih sensitif. Jika virus mencapai jaringan sinovial (pelapis sendi), peradangan pada sendi dapat menyebabkan rasa nyeri dan kaku, mirip dengan infeksi virus lain seperti flu.

Gangguan Pendengaran Sementara

Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, penyakit gondongan dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Kondisi ini terjadi akibat adanya peradangan pada koklea, yaitu bagian berbentuk spiral dalam telinga bagian dalam yang bertugas menerjemahkan getaran suara menjadi impuls saraf. Gangguan juga dapat terjadi pada sel rambut penangkap gelombang suara (stereocilia) atau stria vascularis yang biasa memasok darah ke telinga bagian dalam. 

Akibatnya, sel sensorik tersebut mengalami kegagalan dalam menerjemahkan getaran suara menjadi sinyal yang dikirim ke otak. Bunda tidak perlu khawatir berlebihan karena umumnya kondisi ini hanya bersifat sementara dan terjadi di salah satu telinga. Gangguan pendengaran dapat berangsur membaik setelah tubuh berhasil melawan virus yang menyerang Si Kecil.

Risiko dan Komplikasi Gondongan yang Perlu Diwaspadai

Meskipun gondongan sering dianggap sebagai masalah kesehatan yang ringan, penyakit ini dapat berkembang menjadi kondisi serius jika tidak ditangani dengan baik. Untuk mencegahnya, Bunda perlu memberikan ATENSI penuh dengan memantau kondisi Si Kecil secara berkala, seperti mengecek suhu tubuhnya, memastikan kebutuhan gizinya tercukupi, dan menjaga hidrasinya.

Meski jarang terjadi, gondongan bisa menimbulkan komplikasi serius, antara lain:

  • Meningitis: Ini adalah peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang akibat penyebaran virus gondongan. Gejala meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya lebih ringan dan hanya menyerupai flu (demam, sakit kepala, leher kaku), berbeda dengan meningitis bakteri yang sangat mengancam nyawa. Namun, tetap memerlukan penanganan medis.
  • Orkitis: Pada anak laki-laki yang sudah melewati masa pubertas, gondongan dapat berdampak pada testis, menyebabkan orkitis (peradangan pada satu atau kedua testis). Kondisi ini bisa sangat nyeri dan pada kasus berat, dapat mengurangi produksi sperma dan berisiko menyebabkan kemandulan di kemudian hari.
  • Ooforitis/Pankreatitis: Pada anak perempuan, gondongan dapat menyebabkan peradangan ovarium (ooforitis), meskipun ini lebih jarang terjadi. Peradangan pada pankreas (pankreatitis) juga bisa terjadi, menyebabkan nyeri perut bagian atas, mual, dan muntah.

Penting untuk dipahami bahwa penyakit ini sangat mudah menular, terutama jika Si Kecil belum memiliki Ketahanan Tubuh Ganda (daya tahan tubuh yang kuat dari dalam dan luar). Penularannya dapat terjadi melalui percikan air liur saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, penggunaan bersama alat makan atau minum yang terkontaminasi juga dapat menyebarkan virus pada Si Kecil. Jika daya tahan tubuhnya sedang lemah atau menurun, maka risiko terinfeksi dan mengalami komplikasi pun semakin besar.

Cara Mengatasi Gondongan pada Anak di Rumah untuk Meringankan Gejala

Ketika Si Kecil terdiagnosis gondongan, ada beberapa cara mengatasi gondongan di rumah yang bisa Bunda lakukan untuk meringankan gejala dan mempercepat pemulihan. Perawatan di rumah ini berfokus pada kenyamanan dan dukungan sistem kekebalan tubuh.

  • Pastikan Si Kecil Cukup Beristirahat: Ini adalah kunci utama. Saat tubuh terinfeksi, sistem imun bekerja keras melawan virus. Istirahat yang cukup memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memulihkan diri dan mengoptimalkan fungsi kekebalannya. Batasi aktivitas fisik Si Kecil dan pastikan ia tidur lebih lama dari biasanya.
  • Kompres Area yang Bengkak untuk Meredakan Nyeri: Untuk meredakan nyeri dan mengurangi pembengkakan pada kelenjar parotis, Bunda dapat mengompres area yang bengkak (pipi dan leher) dengan kain dingin atau es batu yang dibalut kain. Lakukan kompres selama 15-20 menit beberapa kali sehari. Kompres hangat juga bisa digunakan jika Si Kecil merasa lebih nyaman dengannya.
  • Berikan Makanan Bertekstur Lembut dan Bergizi: Karena nyeri saat mengunyah dan menelan, berikan makanan yang lembut dan mudah ditelan. Pilihan yang baik antara lain bubur, sup hangat, mashed potato, yogurt, puding, atau jus buah tanpa ampas. Pastikan makanan ini tetap bergizi tinggi agar kebutuhan nutrisi Si Kecil tetap terpenuhi dan daya tahan tubuhnya kuat. Hindari makanan asam, pedas, atau keras yang bisa memperparah nyeri.
  • Jaga Asupan Cairan untuk Mencegah Dehidrasi: Demam dan kesulitan menelan bisa meningkatkan risiko dehidrasi. Pastikan Si Kecil minum air putih, jus buah yang diencerkan, atau kaldu bening secara teratur, sedikit demi sedikit namun sering.
  • Obat Pereda Nyeri dan Demam (sesuai anjuran dokter): Jika demam tinggi atau nyeri sangat mengganggu, Bunda bisa memberikan obat pereda demam dan nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol atau ibuprofen, sesuai dosis dan anjuran dokter anak. Jangan berikan aspirin kepada anak karena berisiko menyebabkan sindrom Reye.

Dengan perhatian dan dukungan yang maksimal dari Bunda, Si Kecil bisa pulih lebih cepat dan kembali merasa nyaman.

Pilihan Obat Alami untuk Meredakan Gejala Gondongan

Selain penanganan medis dan perawatan di rumah, ada beberapa pilihan obat alami yang bisa Bunda pertimbangkan sebagai pelengkap untuk membantu meredakan gejala gondongan pada Si Kecil. Penting untuk diingat bahwa obat alami ini bersifat sebagai pendukung dan bukan pengganti pengobatan medis, serta harus selalu dikonsultasikan dengan dokter anak sebelum diberikan.

  • Madu: Madu dikenal memiliki sifat antibakteri dan anti-inflamasi alami. Sedikit madu (untuk anak di atas 1 tahun) yang dicampur dengan air hangat atau teh herbal dapat membantu meredakan nyeri tenggorokan dan memberikan energi.
  • Larutan Garam untuk Kumur: Untuk anak yang sudah bisa berkumur, larutan air garam hangat bisa membantu mengurangi nyeri dan peradangan di mulut dan tenggorokan. Campurkan seperempat sendok teh garam ke dalam segelas air hangat, dan minta Si Kecil berkumur beberapa kali sehari.
  • Teh Herbal (Jahe atau Chamomile): Teh jahe dapat membantu mengurangi mual dan peradangan, sementara teh chamomile dikenal menenangkan dan meredakan nyeri. Berikan dalam kondisi hangat atau dingin, sesuai kenyamanan Si Kecil. Pastikan tehnya tidak terlalu pekat dan tanpa gula.
  • Daun Saga: Beberapa kepercayaan tradisional menggunakan rebusan daun saga untuk meredakan peradangan. Namun, penggunaan herbal ini harus dengan kehati-hatian dan konsultasi dokter.
  • Lidah Buaya: Gel lidah buaya murni dapat dioleskan pada area bengkak untuk efek menenangkan dan mengurangi peradangan. Pastikan hanya menggunakan gel murni tanpa tambahan bahan kimia.

Selalu pantau reaksi Si Kecil terhadap pengobatan alami ini. Jika ada tanda-tanda alergi atau gejala memburuk, segera hentikan penggunaan dan hubungi dokter. Kombinasi perawatan medis, dukungan di rumah, dan pendampingan alami yang bijak akan membantu Si Kecil melalui masa gondongan dengan lebih nyaman.

Strategi Efektif Mencegah Si Kecil dari Gondongan

Mencegah gondongan pada Si Kecil memerlukan strategi yang efektif dan komprehensif. Langkah utama dan paling penting yang dapat Bunda lakukan adalah memastikan Si Kecil mendapatkan vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) sesuai jadwal yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 

Vaksin ini berperan sangat penting dalam membangun sistem kekebalan tubuh yang kuat untuk melawan virus gondongan, serta campak dan rubella. Imunisasi adalah cara paling efektif untuk melindungi anak dari penyakit menular.

Selain vaksinasi, kebersihan pribadi dan lingkungan juga memegang peranan krusial:

  • Rutin Mencuci Tangan: Ajarkan dan biasakan Si Kecil untuk rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah batuk/bersin, setelah dari toilet, dan sebelum makan. Bunda dan anggota keluarga lain juga harus selalu menjaga kebersihan tangan, terutama sebelum berinteraksi dengan Si Kecil. Tangan orang dewasa sering kali membawa banyak kuman yang dapat menyebabkan infeksi.
  • Menghindari Berbagi Alat Makan: Hindari berbagi alat makan, minum, atau handuk dengan orang lain, terutama jika ada anggota keluarga atau teman yang sedang sakit.
  • Meningkatkan Daya Tahan Tubuh: Pastikan Si Kecil mendapatkan pola makan dengan NUTRISI yang baik dan seimbang setiap hari. Asupan gizi yang adekuat, istirahat cukup, dan aktivitas fisik yang teratur akan membangun Ketahanan Tubuh Ganda yang kuat, sehingga Si Kecil lebih tahan terhadap gangguan bakteri dan virus, termasuk virus gondongan.

Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Pastikan Si Kecil terlindungi dari gondongan agar proses tumbuh kembangnya berjalan optimal, terutama di periode emas pertumbuhan. Untuk menjaga Si Kecil tetap sehat, penting juga untuk peka terhadap berbagai gejala penyakit lain, seperti saat Bunda perlu deteksi gejala asma pada Si Kecil.

Bunda, gondongan memang bisa membuat Si Kecil tidak nyaman, namun dengan pemahaman yang tepat tentang cara mengatasi gondongan dan tindakan cepat, Si Kecil bisa pulih dengan baik. Peran aktif Bunda dalam memberikan perawatan di rumah, menjaga kebersihan, dan memastikan vaksinasi lengkap sangatlah vital.

Untuk mendukung Ketahanan Tubuh Ganda Si Kecil, Bunda bisa memberikan #SusuAnak berkualitas yang dapat memperkuat sistem imun dan memenuhi kebutuhan nutrisinya. Temukan pilihan susu padat gizi yang sesuai untuknya, di sini: 7 Merek Susu yang Bagus. Bersama Morinaga, mari kita wujudkan #GenerasiPlatinum yang sehat, ceria, dan terlindungi!

Lihat Artikel Lainnya