Penyakit autoimun merupakan kondisi ketika sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh malah berbalik menyerang tubuh itu sendiri. Bukan hanya terjadi pada orang dewasa, penyakit ini juga dapat dialami oleh anak-anak. Nah, pelajari yuk gejala, jenis, dan contoh autoimun pada anak berikut ini.
Sakit autoimun merupakan istilah yang sering digunakan secara umum dalam masyarakat untuk menggambarkan kondisi sakit ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Ada berbagai macam penyakit autoimun, dengan gejala dan pengobatan yang berbeda.
Gejala-gejala ini dapat bervariasi, mulai dari nyeri pada sendi, ruam kulit, hingga sering buang air kecil.
Perlu dicatat bahwa proses penyakit ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, bukan terjadi secara mendadak. Seringkali, gejala muncul secara bertahap dan berkembang selama bertahun-tahun sebelum didiagnosis secara tepat.
Akibatnya, mengetahui penyakit ini pada anak-anak menjadi sulit dan memakan waktu, karena gejalanya dapat menjadi mirip dengan gejala berbagai masalah kesehatan lainnya. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan bisa tidak terdeteksi selama bertahun-tahun sampai gejala yang lebih parah muncul atau efek merugikan pada organ tertentu terjadi.
Jika Si Kecil sampai mengalami penyakit autoimun, maka Bunda perlu merawatnya dengan lebih ketat agar tumbuh kembangnya tidak terganggu.
Inilah beberapa contoh penyakit autoimun, termasuk gejalanya:
Dalam diabetes, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pankreas. Seharusnya pankreas memproduksi hormon insulin yang bertugas mengatur glukosa dalam darah. Karena diabetes ini mengganggu pankreas, maka pankreas sulit memproduksi insulin dengan cukup, sehingga tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dengan efektif.
Jika Si Kecil mengalami diabetes ini, gejala yang dapat terlihat padanya ialah sering merasa haus, sering buang air kecil, berat badannya cepat berkurang, kelelahan, dan kebingungan.
Dalam kasus multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuh menyerang selaput pelindung saraf. Umumnya, saraf yang terganggu nantinya ialah saraf di otak, sumsum tulang belakang, dan saraf mata.
Gejalanya dapat bervariasi, tergantung pada area saraf yang terkena. Contoh gejalanya seperti lemah, kesemutan, mati rasa, atau melihat secara ganda.
Pada penyakit Crohn, sistem kekebalan tubuh menyerang saluran pencernaan, khususnya usus halus dan usus besar hingga menyebabkan peradangan kronis pada organ-organ tersebut.
Gejala yang dapat terlihat pada anak antara lain diare berdarah, sakit perut, berat badan berkurang, kelelahan, demam, dan bahkan luka di mulut.
Henoch-Schonlein Purpura (HSP) merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang pembuluh darah kecil di kulit, usus, ginjal, dan sendi yang menyebabkan peradangan dan pendarahan. Gejalanya antara lain ruam-ruam kulit berwarna merah keunguan, nyeri sendi, sakit perut, muntah, dan terdapat darah dalam kencingnya.
Kolitis ulseratif merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh Si Kecil menyerang usus besar, menyebabkan peradangan kronis dan luka pada ususnya. Gejala yang dapat terlihat pada Si Kecil antara lain diare berdarah, sakit perut, kehilangan nafsu makan, berat badannya berkurang, demam, dan kelelahan.
Jika Si Kecil memiliki salah satu penyakit imun, Bunda perlu tahu sejumlah makanan yang dilarang untuk anak dengan kondisi ini. Di antaranya:
Pada diabetes, minuman yang mengandung gula tambahan berlebihan harus dihindari karena dapat langsung meningkatkan kadar gula darah. Kenaikan gula darah yang tiba-tiba dapat menyebabkan komplikasi serius bagi penderita diabetes, seperti krisis hiperglikemia atau bahkan kerusakan organ jangka panjang.
Lemak jenuh sebaiknya dihindari oleh Si Kecil yang menderita multipel sklerosis dan penyakit Crohn. Pasalnya, lemak jenuh sangat terkait dengan peningkatan risiko masalah jantung di masa depan.
Pada penderita kolitis ulserativa, serat jenis insoluble dapat meningkatkan kram perut, frekuensi buang air besar, dan produksi gas dalam pencernaan. Peningkatan gejala seperti ini dapat memperburuk kondisi kolitis ulserativa, yaknin penyakit peradangan usus yang dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada saluran pencernaan.
Jika Si Kecil memang menderita penyakit autoimun, tentu pola makanannya perlu diperketat, sehingga mungkin saja nutrisi yang diperolehnya menjadi lebih terbatas. Bunda bisa memberikan susu tanpa gula tambahan dan tidak banyak mengandung lemak jenuh, namun memiliki banyak nutrisi. Seperti apa susunya? Yuk, baca di sini: 5 Rekomendasi Susu Pertumbuhan Kaya Nutrisi bagi Si Kecil.
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Mengenal Penyakit Autoimun pada Anak-anak
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?