Gizi & Nutrisi Gizi & Nutrisi

Manfaat Kalsium sebagai Kunci Penting Tumbuh Kembang Optimal

Morinaga Platinum ♦ 23 Agustus 2024

Manfaat Kalsium sebagai Kunci Penting Tumbuh Kembang Optimal

Kalsium adalah mineral esensial yang perannya tidak bisa diremehkan dalam fase awal kehidupan Si Kecil. Lebih dari sekadar membentuk tulang dan gigi, manfaatnya meluas hingga mendukung fungsi saraf, kontraksi otot, hingga sistem pembekuan darah yang sehat.

Namun, di tengah semangat memberikan NUTRISI terbaik, banyak Bunda mulai khawatir, apakah anaknya mendapatkan cukup kalsium? Atau justru terlalu banyak, terutama dari susu? Artikel ini akan menjawab kegelisahan tersebut, membahas peran vital kalsium sekaligus memberikan panduan seimbang agar ia tumbuh optimal tanpa risiko kelebihan asupan.

Mengapa Kalsium Penting untuk Pertumbuhan

Pada masa pertumbuhan, tubuh Si Kecil sedang membentuk jaringan baru dengan cepat, terutama tulang dan gigi. Kalsium merupakan komponen utama dalam proses ini. Konsumsinya yang cukup membantu meningkatkan kepadatan tulang sejak dini, yang akan sangat berguna dalam mencegah risiko osteoporosis saat dewasa.

Selain struktur tulang, kalsium juga mendukung fungsi otot yang penting dalam aktivitas hariannya. Proses kontraksi dan relaksasi otot tidak dapat berlangsung optimal tanpa kehadiran mineral ini. Dengan otot yang sehat, ia akan lebih mudah mengeksplorasi lingkungannya dengan aman dan lincah.

Manfaat kalsium bahkan memengaruhi sistem saraf dan fungsi jantung. Mineral ini memungkinkan impuls saraf dikirim dari otak ke seluruh tubuh, termasuk dalam mengatur detak jantung agar tetap stabil. Kalsium juga membantu proses pembekuan darah, yang penting untuk mencegah pendarahan berlebih saat ia sewaktu-waktu mengalami luka kecil.

Ingin tahu lebih jauh tentang manfaat kalsium dalam mendukung aktivitas Si Kecil? Baca selengkapnya di artikel ini: Manfaat Kalsium untuk Anak Tumbuh Sehat dan Aktif.

Kebutuhan Harian Kalsium dan Peran MPASI

Selama Si Kecil berusia 1 hingga 3 tahun, ia akan membutuhkan sekitar 700 mg kalsium per hari. Kebutuhan ini harus dipenuhi secara bertahap melalui kombinasi makanan dan minuman yang mengandung kalsium. Karena masa ini merupakan fase pertumbuhan cepat, kekurangan mineral tersebut dapat mengurangi optimalisasi perkembangan tulang dan gigi.

Pada masa ASI eksklusif, kalsium dari ASI umumnya mencukupi karena diserap tubuhnya dengan sangat efisien. Namun, memasuki usia 6 bulan, ia memerlukan tambahan kalsium dari makanan pendamping. Ini disebabkan meningkatnya kebutuhan energi dan NUTRISI, termasuk mineral penting seperti kalsium.

MPASI yang tepat dapat membantu menjembatani kebutuhan tersebut. Menu seperti bubur tahu, bubur ikan, atau pure bayam bisa menjadi pilihan cerdas. Makanan ini tidak hanya tinggi kalsium, tetapi juga mudah dicerna dan sesuai dengan perkembangan kemampuan makannya.

Variasi dalam menu MPASI penting agar Si Kecil tidak bosan dan tetap mendapat beragam NUTRISI. Mencampurkan bahan-bahan kaya kalsium dalam bentuk yang menarik, seperti puding susu tahu atau sup brokoli lembut, bisa meningkatkan nafsu makannya sekaligus memenuhi asupan kalsiumnya. Yuk, cek rekomendasi lengkap menu MPASI bergizi dan bertekstur tepat di halaman ini: Panduan Menu MPASI 6 Bulan dan Tekstur Makanannya.

Ragam Sumber Kalsium yang Perlu Dikenalkan Sejak Dini

Meskipun susu sering dianggap sebagai sumber utama kalsium, sebaiknya Si Kecil diperkenalkan juga pada berbagai makanan padat yang kaya kalsium. Ini penting untuk membentuk pola makan yang seimbang dan tidak tergantung pada satu jenis asupan saja. Semakin banyak variasi, semakin besar peluangnya untuk memenuhi kebutuhan gizinya tanpa merasa bosan.

Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, dan kale adalah sumber kalsium nabati yang kaya serat. Selain itu, tahu, tempe, dan edamame juga menawarkan kandungan kalsium yang tinggi dan bisa disajikan dalam berbagai bentuk. Makanan-makanan ini cocok dikombinasikan dalam menu sehari-hari, baik sebagai lauk maupun camilan sehat.

Sumber hewani seperti ikan salmon dan sarden mengandung kalsium tinggi, terutama jika dimasak dengan tulangnya. Buah seperti jeruk, kiwi, dan buah ara juga bisa membantu melengkapi asupan kalsium meski dalam jumlah lebih kecil. Seluruh bahan ini dapat dikenalkan sejak dini agar ia terbiasa dengan rasa dan tekstur alami.

Penyerapan kalsium akan lebih maksimal jika disertai dengan vitamin D. Untuk itu, ajak Si Kecil bermain di luar rumah di pagi hari agar mendapat paparan sinar matahari. Selain itu, telur, ikan berlemak, dan susu yang difortifikasi bisa membantu memenuhi kebutuhan vitamin D dari makanan.

Apakah Bisa Terlalu Banyak Mengonsumsi Kalsium?

Meski terdengar tidak umum, Si Kecil juga bisa mengalami kelebihan kalsium jika asupannya tidak terkontrol. Hal ini biasanya terjadi jika ia terlalu sering mengonsumsi susu dalam jumlah besar, namun tanpa diimbangi dengan makanan padat yang mengandung serat dan gizi seimbang. Akibatnya, bisa muncul gangguan seperti sembelit atau perut kembung.

Kelebihan kalsium dapat mengganggu penyerapan mineral lain yang juga dibutuhkannya, seperti zat besi dan zinc. Jika berlangsung terus-menerus, risiko anemia atau ketidakseimbangan NUTRISI pun meningkat. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memantau seluruh pola makannya, bukan hanya fokus pada jumlah susunya.

Gejala awal kelebihan kalsium bisa berupa kelelahan, nafsu makan menurun, atau bahkan nyeri perut. Jika ia mengalami keluhan tersebut dan diketahui konsumsi susunya cukup tinggi, ada baiknya berkonsultasi ke dokter. Pemeriksaan sederhana bisa membantu mengevaluasi keseimbangan NUTRISInya.

Produk susu seperti Morinaga dibuat untuk memberi Si Kecil jumlah kalsium yang tepat untuk pertumbuhannya di berbagai tahap. Formulasi ini akan membantu Bunda merasa aman dalam menambahkan produk ini pada makanan sehari-hari Si Kecil. Nutrisi penting dapat tersedia tanpa khawatir bahwa Bunda akan memberikan terlalu banyak.

Peran Bunda dalam Menjaga Keseimbangan NUTRISI

Bunda berperan penting dalam mengenali pola makan harian Si Kecil. Perubahan selera makan, baik kecenderungan terhadap makanan tertentu maupun penolakan terhadap makanan lain, bisa menjadi sinyal adanya kebutuhan nutrisi khusus. Dengan memahami tanda-tanda ini, Bunda dapat menyesuaikan menu harian agar tetap memenuhi kebutuhan gizi Si Kecil, termasuk kalsium dengan tetap menyenangkan.

Jika ia tidak menyukai susu, Bunda tetap dapat memastikan asupan kalsiumnya terpenuhi lewat makanan lain yang lebih sesuai dengan seleranya. Contohnya seperti muffin bayam, bola-bola tahu, atau sup kacang merah. Dengan penyajian yang menarik dan rasa yang familiar, ia akan cenderung lebih mudah menerima makanan yang sebelumnya asing baginya.

Selain mengatur pilihan menu, membangun komunikasi yang positif juga penting. Saat menyajikan makanan bergizi, Bunda bisa menjelaskan secara sederhana manfaatnya, seperti bagaimana yoghurt atau ikan membantu memperkuat tulang agar ia bisa bermain dengan lebih aktif. Pendekatan ini tidak hanya mengedukasi, tetapi juga menumbuhkan ketertarikannya terhadap makanan sehat.

Melibatkan Si Kecil dalam proses memilih dan menyiapkan makanan juga menjadi strategi yang efektif. Saat ia merasa terlibat, ia lebih mempercayai makanan dan tertarik mencoba makanan yang sebelumnya ditolaknya. Ia juga akan lebih sadar akan pentingnya gizi sejak dini, yang akan membentuk kebiasaan makan sehat hingga tumbuh besar.

Untuk memperluas inspirasi menu sehat yang kaya akan kalsium, eksplorasilah berbagai pilihan makanan yang lezat di sini: Makanan Tinggi Kalsium untuk Optimalkan Pertumbuhan Anak.

Referensi:

  • Nemours. Calcium. Diakses pada tanggal 22 Agustus 2024. https://kidshealth.org/en/parents/calcium.html
  • Eating Well. What Happens to Your Body When You Take Calcium Every Day. Diakses pada tanggal 22 Agustus 2024. https://www.eatingwell.com/calcium-benefits-8649279
  • Acko. Calcium Rich Foods For Babies. Diakses pada tanggal 22 Agustus 2024. https://www.acko.com/health-insurance/s/baby/baby-food/calcium-rich-foods-for-babies/