Herpes pada bayi ditandai dengan timbulnya luka lepuh pada area bibir atau bagian tubuh lainnya. Luka ini menimbulkan rasa sakit dan membuat Si Kecil menjadi rewel. Tanda-tanda yang dialami Si Kecil pun sedikit berbeda dengan orang dewasa pada umumnya. Oleh karena itu, Bunda harus benar-benar memperhatikan Si Kecil dan segera menanganinya.
Penyakit herpes pada bayi disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV). Secara umum, terdapat dua tipe virus, yaitu HSV tipe 1 (HSV-1) dan tipe 2 (HSV-2). Perbedaan HSV-1 dan HSV-2 adalah, HSV-1 lebih sering menyerang sekitar mulut dan bibir, sedangkan HSV-2 cenderung menyerang area di sekitar genital atau alat kelamin.
Terjadinya kontak virus penyebab infeksi herpes ini pada Si Kecil, biasanya melalui dua cara, yaitu:
Pada umumnya, penyakit herpes sulit untuk disembuhkan secara total. Meski sudah diobati, virus akan tetap berada di dalam tubuh dan bisa kambuh kapan saja. Selain itu, virus ini juga bisa menular kepada seseorang yang tidak menunjukkan gejala tertentu.
Penularan virus HSV ini dapat terjadi melalui:
Oleh sebab itu, Bunda tidak dianjurkan untuk membiarkan Si Kecil dicium oleh sembarang orang. Selain itu, Ibu hamil yang terinfeksi herpes dapat menularkan virus tersebut ke janin secara langsung atau menularkan virus herpes ke bayi saat proses persalinan. Biasanya, bayi yang terinfeksi penyakit ini akan mengalami kelahiran prematur dan memiliki berat lahir rendah.
Melansir KlikDokter, sekitar 4 persen dari kasus herpes pada bayi merupakan kasus herpes simpleks kongenital atau bawaan sejak bayi lahir. Pada kondisi tersebut, bayi akan terlahir dengan kondisi mikrosefali, hidrosefalus, koroiditis atau dapat disebut juga sebagai uveitis posterior, dan muncul lesi vesikel atau lepuh kecil berbentuk gelembung-gelembung di seluruh tubuhnya.
Jika bayi terinfeksi herpes, biasanya ia akan menunjukkan tanda-tanda atau gejala yang sedikit berbeda dengan orang dewasa. Hal inilah yang biasanya membuat diagnosis dan pengobatannya menjadi terlambat, sehingga menimbulkan komplikasi yang cukup berat.
Biasanya, herpes pada Si Kecil ditunjukkan dengan munculnya lepuh kecil di seluruh tubuhnya atau di sekitar mulutnya. Selain itu, gejala herpes yang perlu diwaspadai adalah:
Bayi yang terinfeksi virus herpes bisa mengalami demam dengan suhu rendah di atas 38 derajat celcius pada awalnya. Meski demikian, demam yang dialami bayi juga bisa di atas 39 derajat celcius. Akibat suhu demam yang terlalu tinggi, bayi bisa mengalami kejang. Biasanya, demam akan muncul antara hari ke-2 hingga ke-12 setelah bayi terinfeksi virus herpes.
Sudah sewajarnya apabila bayi menangis saat ia sedang lapar, mengantuk, atau saat popoknya basah. Namun, jika bayi lebih rewel daripada biasanya, Bunda harus lebih waspada karena mungkin ia sedang sakit.
Jika bayi terinfeksi virus herpes, maka ia juga tidak mau menyusu. Hal ini diakibatkan oleh adanya lepuh kecil di sekitar mulutnya, sehingga Si Kecil akan merasa kesakitan ketika membuka mulutnya. Tak hanya itu, bayi juga bisa mengalami penurunan nafsu makan karena sedang sakit.
Bayi akan terlihat sangat lemas ketika ia sedang sakit. Kondisi Si Kecil akan semakin parah apabila tidak langsung ditangani. Oleh sebab itu, Bunda perlu segera membawa Si Kecil ke dokter ketika ia terlihat lemas atau tidak aktif seperti biasanya. Hal ini bertujuan agar Si Kecil mendapat penanganan lebih lanjut.
Lepuh di kulit merupakan tanda khas ketika terinfeksi herpes. Pada awalnya, lepuh hanya muncul di sekitar mulut, yang kemudian dapat menyebar ke bagian kulit lainnya. Lepuhan tersebut juga dapat menular ke bagian tubuh orang lain apabila orang tersebut menyentuh lepuhannya secara langsung.
Ketika herpes pada Si Kecil semakin parah, maka bisa terjadi komplikasi seperti gangguan pada paru-paru. Keluhannya meliputi sesak napas atau gangguan ketika bernapas.
Tanpa penanganan yang tepat dan sedini mungkin, herpes dapat dengan mudah menyebar ke organ tubuh lain, seperti mata dan otak. Selain itu, infeksi virus herpes juga mengancam nyawa bayi.
Oleh karena itu, herpes pada bayi perlu segera mendapatkan penanganan dari dokter. Penanganan yang dilakukan oleh dokter umumnya bertujuan untuk meringankan gejala dan membantu proses pemulihan serta mencegah terjadinya komplikasi yang berbahaya.
Dari kebanyakan kasus, herpes pada bayi umumnya hanya muncul pada mata, mulut, dan kulit Si Kecil. Untuk gejala seperti ini, cukup diberikan pengobatan antivirus dan gangguan ini bisa sembuh total.
Namun, herpes bisa menjadi masalah serius jika sudah menyebar ke dalam organ tubuh Si Kecil. Kondisi ini bisa mengancam keselamatan Si Kecil, meskipun sudah diberikan penanganan medis maupun obat-obatan. Itulah kenapa, meski gejalanya terlihat ringan, langkah tepat penanganan herpes adalah dengan segera memberikan pengobatan agar kondisi ini tidak menyebar ke organ tubuh.
Selain muncul pada kulit dan mata, herpes juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi pada Si Kecil, antara lain:
Jika Si Kecil mengalami tanda-tanda komplikasi ini, ada beberapa tindakan yang perlu Bunda lakukan untuk menangani ini.
Apabila Si Kecil menunjukkan gejala-gejala herpes di atas, Bunda perlu segera membawanya ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap.
Untuk memperkuat diagnosisnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa cek darah, kultur cairan dari lepuhan kulit, serta pengambilan sampel di sekitar mata, hidung, maupun membran mukosa.
Umumnya herpes pada bayi bisa disembuhkan dengan menggunakan obat antivirus. Akan tetapi, kondisi akan menjadi berbahaya apabila infeksi terlambat ditangani dan virus ini sudah menyebar ke organ-organ seperti paru-paru, otak, maupun mata.
Penggunaan obat antivirus ini diharapkan dapat menekan sintesis DNA virus, sehingga perkembangan virusnya dapat dihentikan. Pemberian obat antivirus ini dapat berlangsung selama 4-21 hari, tergantung kondisi dan tingkat keparahan.
Tak jarang herpes membuat bayi harus dirawat secara intensif, terutama jika virus sudah menyerang sistem saraf pusat.
Selain itu, bayi juga akan diberikan infus. Hal ini bertujuan agar bayi terhindar dari dehidrasi, karena virus herpes akan membuatnya menjadi tidak nafsu makan atau minum. Jika bayi sulit bernafas, maka dokter akan memberikan bantuan pernapasan.
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi apabila infeksi herpes terlambat ditangani adalah infeksi berat atau sepsis, meningitis yang ditandai dengan demam dan kejang, kekakuan pada tubuh, retardasi psikomotor atau gangguan perkembangan motorik, kebutaan, dan bahkan kematian.
Setelah mengetahui penyebab dan gejala herpes pada bayi, maka Bunda perlu melakukan berbagai langkah pencegahan supaya Si Kecil terhindar dari herpes. Berikut adalah cara mencegahnya:
Herpes pada bayi dapat disembuhkan apabila ditangani dengan cepat dan tepat. Jika tidak, terdapat bahaya yang mengintai. Oleh sebab itu, Bunda jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter jika menemukan gejala tersebut pada Si Kecil. Semoga artikel ini bermanfaat, ya Bun!
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Penyebab Herpes pada Bayi Begitu Mudah Menular dan Gejalanya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?