Banyak orang telah memahami bahwa serat sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun nyatanya, data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari 90% penduduk Indonesia, baik anak maupun dewasa, kekurangan asupan serat. Padahal serat, khususnya serat pangan, sangat mudah didapatkan dari makanan sehari-hari.
Serat pangan (dietary fiber) merupakan jenis serat yang bisa didapatkan dari makanan. Serat pangan berbeda dengan serat fungsional yang umumnya diperoleh melalui suplemen atau makanan yang difortifikasi.
Serat pangan sebenarnya merupakan salah satu jenis karbohidrat. Yang khas adalah serat pangan berasal dari tumbuhan dan tidak dapat dicerna oleh usus halus. Jadi serat pangan berbeda dengan jenis karbohidrat lain seperti nasi atau kentang yang dapat dipecah-pecah menjadi gula dan diserap oleh usus.
Terdapat dua jenis serat pangan, yaitu serat larut (soluble fiber) dan serat tidak larut (insoluble fiber). Kedua jenis ini memiliki fungsi yang berbeda.
Serat larut dalam air memperlambat pencernaan dan penyerapan makanan di dalam usus. Sebagai akibatnya, gula darah akan lebih stabil dan kolesterol darah lebih terkendali.
Contoh makanan yang mengandung serat larut adalah inulin. Inulin merupakan salah satu jenis serat dan sumber karbohidrat yang berasal dari beberapa jenis tumbuhan seperti asparagus, bawang putih dan akar chicory. Selain inulin, contoh serat larut lainnya adalah oatmeal, kacang tanah, kacang polong, lentil, biji chia, brokoli, wortel, apel, dan alpukat.
Asparagus sendiri memiliki manfaat penting untuk bumil, Bunda bisa menemukan sejumlah manfaat lainnya di artikel berikut : Manfaat Asparagus untuk Kesehatan dan Nutrisi Ibu Hamil.
Di antara beberapa jenis makanan yang disebutkan di atas, ada yang kandungan seratnya lebih tinggi dibanding makanan yang lainnya. Baca tentang makanannya di sini: Makanan Kaya Serat yang Baik untuk Pencernaan.
Serat tidak larut membantu memperlancar pergerakan usus sehingga dapat mencegah sembelit. Contoh makanan yang mengandung serat tidak larut adalah gandum, roti gandum, beras cokelat, beras merah, timun, dan tomat.
Tak hanya bagi orang dewasa, manfaat serat pangan juga dibutuhkan anak-anak. Berikut ini beberapa manfaat serat pangan bagi tubuh Si Kecil:
Sembelit merupakan salah satu keluhan tersering yang membuat orang tua harus membawa anaknya ke dokter. Jika terjadi secara berkepanjangan, sembelit dapat memicu timbulnya wasir. Serat sudah jelas terbukti dapat mencegah sembelit dan wasir. Dengan konsumsi serat, pergerakan usus menjadi lebih lancar dan buang air besar menjadi lebih teratur sehingga sembelit dan wasir dapat dihindari.
Baca juga: Manfaat Menjaga Kesehatan Saluran Cerna Si Kecil
Mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup sejak kecil sangat efektif untuk melindungi kesehatan jantung. Hal ini karena serat membantu untuk menurunkan kolesterol dalam darah.
Studi yang dilakukan oleh Universitas Harvard menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi banyak serat memiliki risiko 40% lebih rendah untuk mengalami penyakit jantung koroner dibandingkan dengan orang yang makanannya rendah serat.
Diabetes melitus tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang. Anak yang sering mengonsumsi makanan dalam porsi berlebihan dan rendah serat rentan mengalami diabetes melitus tipe 2 pada usia dewasa muda. Sebaliknya, kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi serat akan melindunginya dari bahaya diabetes.
Divertikulitis merupakan penyakit radang usus besar yang ditandai dengan buang air besar berdarah yang sangat banyak. Memiliki kebiasaan mengonsumsi serat tidak larut akan menurunkan risiko divertikulitis sebesar 40%.
Sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada usia dewasa. Namun, kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi serat sejak dini akan menurunkan risiko terjadinya kanker payudara saat Si Kecil sudah dewasa.
Untuk meningkatkan asupan serat pangan Si Kecil, Bunda perlu memastikan bahwa pola makannya mencakup kedua jenis serat, yaitu larut dan tidak larut.
Sebisa mungkin, hindari mengupas buah. Misalnya untuk apel dan pir, ajak Si Kecil untuk memakannya bersama dengan kulitnya. Namun jangan lupa, pastikan buahnya telah dicuci dengan bersih ya.
Sebagai sumber karbohidrat, ganti nasi putih dengan nasi merah atau cokelat, yang mengandung lebih banyak serat tidak larut. Jika ia suka makan roti, pilihlah roti gandum daripada roti putih biasa. Selalu sediakan berbagai sayuran di setiap jam makan, karena sayuran mengandung campuran serat larut dan tidak larut yang ideal untuk sistem pencernaan.
Kebiasaan lain yang dapat diterapkan adalah menyajikan buah segar, alih-alih jus buah. Dalam proses pembuatan jus, banyak kandungan serat yang justru hilang.
Jika Si Kecil suka makan kentang, pangganglah kentang beserta dengan kulitnya agar kandungan seratnya tetap utuh. Semakin banyak variasi makanan berserat yang disajikan, semakin besar pula kemungkinannya mendapatkan manfaat dari berbagai jenis serat.
Pada masa kini, Bunda dapat menemukan banyak susu yang mengandung serat pangan. Serat pangan pada susu ini dapat berupa galakto-oligosakarida (GOS), frukto-oligosakarida (FOS), atau inulin. Penambahan serat dalam susu menjadikannya lebih fungsional dalam mendukung sistem pencernaan Si Kecil.
Ada banyak jenis serat yang selama ini telah ditambahkan ke dalam produk susu. Contohnya antara lain serat sitrus, serat oat, oat bran, wheat bran, atau serat kulit kacang polong. Serat-serat ini mulai banyak ditambahkan ke dalam susu bubuk dan yogurt. Rasa susu yang mengandung serat ini tetap disukai anak-anak, karena tidak jauh berbeda dengan susu biasa.
Bunda sendiri dapat menemukan serat pangan inulin dalam bentuk susu bubuk. Dengan susu ini, tentu Si Kecil lebih mudah mengonsumsinya karena persiapannya cukup praktis, hanya tinggal diseduh saja. Mari Bunda, ketahui susu bubuk yang mengandung serat ini di sini: Susu Bubuk untuk Tumbuh Kembang Si Kecil.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Mengenal Serat Pangan, Apa Bedanya dengan Serat Lainnya?
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?