Apa yang akan terjadi apabila Si Kecil tidak mendapatkan asupan gizi yang ia butuhkan (red: kekurangan gizi)? Singkatnya, Si Kecil akan berisiko mengalami kurang gizi atau malnutrisi. Gejala kurang gizi antara lain berat dan tinggi badan tidak sesuai dengan usia Si Kecil serta mengidap penyakit yang disebabkan oleh defisiensi gizi tertentu.
Lalu, apa penyebabnya? Dan bagaimana langkah praktis untuk mengatasi kekurangan gizi pada anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tetap optimal? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
Asupan gizi buruk pada 1000 hari pertama kehidupan, sejak pembuahan di dalam rahim hingga Si Kecil berusia 2 tahun, dapat membuat Si Kecil mengalami gangguan kesehatan, baik untuk jangka waktu pendek maupun panjang. Pentingnya awal kehidupan anak bisa dipelajari selengkapnya di artikel berikut: Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak
Badan kesehatan dunia, WHO, merekomendasikan pemberian ASI eksklusif untuk Si Kecil yang baru lahir hingga ia berusia 6 bulan. Menurut tulisan yang dipublikasikan situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ASI dapat mencegah kurang gizi karena mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan Si Kecil dengan tepat.
Pada saat Si Kecil berusia 6 bulan, ia tetap bisa diberikan ASI hingga usia 2 tahun dengan diselingi Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang diberikan dalam jumlah dan tekstur yang disesuaikan dengan usia serta kemampuan Si Kecil. Di atas usia 2 tahun, Si Kecil tetap harus mendapatkan asupan bergizi tinggi hingga ia tumbuh besar karena proses tumbuh kembang akan berjalan optimal apabila kebutuhan gizi dan stimulasinya terpenuhi dengan baik.
Mengapa kurang gizi bisa terjadi? Penyebabnya ada beberapa faktor antara lain kemiskinan, politik, perubahan iklim, penyakit, kebersihan air, sanitasi yang buruk dan lain-lain. Lantas, apa saja, sih, dampak buruk dari kurang gizi? Simak penjelasannya di bawah ini:
Ada beberapa akibat yang cukup riskan apabila anak mengalami kekurangan asupan gizi yang dibutuhkan. Di antaranya:
Si Kecil yang mengalami kurang gizi berarti tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup sebagai sumber energi. Ini artinya ia berisiko mengalami keterlambatan perkembangan kemampuan motorik.
Kurang gizi tentunya berdampak pada menurunnya daya tahan tubuh sehingga Si Kecil rentan terkena beragam penyakit. Apabila terjadi, tumbuh kembang Si Kecil bisa terhambat. Penyakit yang muncul jika tidak segera diatasi hingga tuntas bisa berakibat fatal.
Dampak langsung dari kurang gizi yang terlihat jelas adalah berat dan tinggi badan Si Kecil tidak sesuai dengan usianya. Umumnya, hal ini disebabkan oleh tidak tercukupinya kebutuhan Si Kecil atau penyerapan vitamin dan mineral yang tidak sempurna.
Untuk berkembang, otak membutuhkan nutrisi-nutrisi penting seperti asam lemak Omega-3 dan Omega-6, yodium, juga zat besi. Apabila Si Kecil mengalami kurang gizi maka berarti ia tidak mendapatkan mineral yang dibutuhkannya tersebut. Ini akan mempengaruhi perkembangan fungsi otaknya.
Anak yang kekurangan gizi juga rentan terkena penyakit pertumbuhan seperti kwashiorkor, marasmus, gondok, anemia, dan risiko defisiensi vitamin lainnya. Pelajari tentang penyakit kurang gizi selengkapnya di sini: 5 Penyakit Akibat Anak Kekurangan Gizi.
Tentunya harapan Bunda, Si Kecil tumbuh dan berkembang secara optimal. Berikut beberapa tips praktisnya:
Dengan memastikan asupan gizi Si Kecil sesuai kebutuhan, Bunda sudah memberikan dukungan 100 persen pada proses tumbuh kembangnya agar berjalan optimal.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Bahaya Kurang Gizi untuk Kesehatan & Tumbuh Kembang Si Kecil
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?