Anak menjadi manja dan cengeng bukanlah tanpa sebab. Biasanya, hal tersebut muncul karena rasa ingin membahagiakan Si Kecil yang sedikit berlebihan. Contohnya, menuruti semua keinginannya tanpa melihat benar atau salah, dan membiarkan anak melakukan kesalahan tanpa mencontohkan serta mengoreksi perilakunya.
Bila hal tersebut terjadi, orang tua bisa membentuk anak menjadi anak manja secara berlebihan. Bagaimana bila sudah terlanjur ya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Ketika membesarkan anak, tak jarang orang tua akan memenuhi semua kebutuhannya secara berlebihan, bahkan selalu membantu mereka menyelesaikan masalah tanpa memberikan ruang bagi Si Kecil untuk tumbuh menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini tentu akan membuat anak semakin manja dan tidak mandiri. Berikut beberapa penyebab anak manja:
Saat anak merengek meminta benda yang diinginkannya apalagi sampai berguling-guling dan menangis, tentu orang tua menjadi tidak tega. Sebenarnya hal ini wajar-wajar saja, namun Bunda sebaiknya tahu kapan harus bertindak tegas. Sebab jika hal ini dibiarkan anak menjadi tidak disiplin dan akan tumbuh menjadi anak manja.
Saat anak merengek, biasanya Bunda melontarkan ancaman seperti “Nanti dimarahi pak polisi itu, lho!” atau “Nanti tidak ada jatah kue ya”, padahal tentu saja Bunda tidak benar-benar melakukan ancaman itu.
Ternyata hal ini kurang baik, karena melontarkan ancaman kosong akan membuat anak berpikir mereka sedang dibohongi. Biasanya, jika Bunda sering melontarkan ancaman kosong seperti itu, anak tidak akan pernah takut lagi saat merengek. Pasalnya, anak tahu bahwa Bunda atau Ayah tidak akan tega menghukum mereka.
Penyebab anak manja lainnya adalah memberikan materi secara berlebihan kepada Si Kecil. Tentu tujuannya, karena ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Ada kalanya Bunda tak ingin Si Kecil tidak tertinggal tren, sehingga memenuhi segala kebutuhannya secara berlebihan. Walau ini salah satu bentuk kasih sayang Bunda pada sang buah hati, dapat menyebabkan anak kurang bersyukur bahkan sombong dan tak mau berbagi kepada sesama.
Tidak mengajarkan tanggung jawab merupakan salah satu penyebab anak manja. Walaupun nampaknya sederhana, namun sikap tanggung jawab wajib diajarkan sedini mungkin dimulai dari membereskan mainan yang telah digunakan, memakai sepatu sendiri, dan hal kecil lainnya. Hal ini melatih anak untuk mandiri dan mendorong anak dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan.
Selain itu, tidak mengajarkan anak sopan santun sejak dini juga dapat menjadi penyebab anak manja. Sopan santun akan menuntun mereka menjadi anak yang mandiri. Beri contoh mengucap terima kasih, tolong, dan maaf dalam setiap aktivitasnya. Sehingga anak akan meniru Bunda dan Ayah.
Untuk mendukung pembentukan karakter sopan santun pada anak, perlu diterapkan prinsip-prinsip parenting yang positif. Temukan panduan lengkapnya di sini: 10 Prinsip Parenting Anak yang Positif dan Mudah Diikuti.
Perhatian dan kasih sayang pada buah hati tentu adalah hal yang baik karena membuat mereka merasa disayangi dan dicintai. Namun, jika perhatian ini berlebihan akan membangun sifat manja dalam diri mereka. Ternyata, banyak orang tua yang tidak sadar anaknya mulai bersikap manja. Agar hal ini tak terjadi, berikut ciri anak manja yang perlu Bunda dan Ayah perhatikan.
Ciri-ciri anak manja pertama adalah sering tantrum. Tantrum merupakan hal wajar dilakukan pada usia anak balita, karena mereka belum bisa mengungkapkan ekspresinya.
Namun, bila usia anak sudah lebih dari 5 tahun, biasanya anak manja akan menggunakan tantrum sebagai ‘senjata’ agar keinginannya dituruti.
Karakter anak manja juga terlihat akan berguling-guling, meraung, menangis keras, dan membenturkan badan ke lantai atau tembok agar keinginannya cepat dipenuhi. Untuk informasi selengkapnya tentang penyebab dan cara mengatasi tantrum, baca artikel ini ya, Bun: Percayalah, Tantrum Pasti Berlalu.
Seiring bertambahnya usia, umumnya anak akan menunjukkan berbagai kemampuan yang didapatkan baik dari Bunda dan Ayah, maupun guru di sekolah bahkan teman-temannya. Mulai dari makan sendiri, tidur sendiri, mengerjakan PR sendiri, dan bermain sendiri serta kegiatan-kegiatan lainnya.
Namun, bila Si Kecil merengek ingin dibantu dan dilayani dalam berbagai kegiatan, hal ini menunjukkan anak mulai bersikap manja. Sebaiknya Bunda dan Ayah mendampingi sambil mengarahkan agar memberi anak ruang untuk berpikir dan mandiri.
Kemandirian anak bisa dimulai dengan membiasakannya makan sendiri. Simak cara melatihnya di sini yuk Bun: Cara Melatih Anak Makan Sendiri
Ciri-ciri anak manja yang sangat khas adalah tidak menghormati orang lain, baik seseorang yang lebih tua atau lebih muda darinya. Hal ini dikarenakan anak manja menganggap dirinya lebih ‘superior’ dibandingkan orang lain sehingga cenderung tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Anak manja cenderung mengabaikan nasehat orang tua ataupun melakukan penindasan pada orang yang lebih muda.
Karena semua keinginannya dituruti, biasanya anak manja tidak pernah merasa puas dan tidak tahu batasan. Anak manja juga cenderung tidak mau berbagi dengan teman atau saudaranya. Hal ini dikarenakan mereka menganggap bahwa semua benda yang sudah didapatkan hanya miliknya seorang.
Biasanya yang lebih manja itu anak bungsu. Namun, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki karakteristik unik. Untuk lebih memahami peran dan fakta menarik tentang anak bungsu, simak di sini: Fakta Anak Bungsu Menurut Hasil Penelitian.
Pola asuh anak yang kurang tepat dapat menyebabkan anak menjadi manja. Sikap anak manja yang ditunjukkan Si Kecil tentu akan berdampak buruk saat ia dewasa kelak. Berikut beberapa cara mengatasi anak manja yang bisa Bunda terapkan ketika Si Kecil mulai menunjukkan ciri-ciri anak manja seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya:
Setiap anak memiliki caranya sendiri untuk tumbuh dan berkembang. Sebagai orang tua, Bunda dan Ayah harus siap mendampingi dan mengarahkan anak untuk menjadi yang terbaik versi dirinya tanpa memaksa atau menetapkan ’goals’. Hal ini juga berarti membantu anak dalam memahami perkembangan emosi yang belum stabil.
Emosi anak yang belum stabil membuatnya belum bisa mengekspresikan kekecewaannya saat keinginannya tidak terpenuhi. Biasanya untuk mengungkapkan perasaan kecewa, anak akan menangis, merengek, ataupun meraung.
Bunda bisa mengetahui lebih lanjut terkait faktor dan tahapan perkembangan emosi Si Kecil sesuai usianya di artikel berikut yaa: Inilah Faktor & Tahapan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini
Sikap orang tua yang tegas diperlukan dalam mengatasi anak yang sedang merengek tersebut. Sebab jika tidak diawasi dan diarahkan, perilaku ini akan menuju ke arah sikap manja. Anak pun akan menjadikan ini sebagai tameng agar semua keinginannya terpenuhi.
Dikutip dari Health Guidance, orang tua yang tidak konsisten menjadi penyebab munculnya sifat manja berlebihan pada anak. Orang tua yang melanggar sendiri aturan yang sudah dibuat ataupun ancaman kosong merupakan bentuk tidak konsisten. Sebagai contoh, ketika anak menginginkan mainan dan Bunda tidak membelikannya mainan tersebut, anak akan merengek dan menangis sampai dibelikan.
Namun, tak jarang orang tua tidak tega melihat dan mendengar hal itu sehingga mengalah dengan memenuhi keinginan Si Kecil. Hal ini tidak baik, sebab anak akan belajar bahwa dengan menangis keinginannya akan terpenuhi jadi sebaiknya mereka menangis saja agar keinginannya terkabul.
Maka dari itu, orang tua harus konsisten dengan peraturan atau perkataannya sendiri. Bila dari awal berkata ‘tidak’, maka pertahankan. Walaupun tidak tega, berikan alasan baik-baik dengan nada lembut serta menawarkan pilihan agar anak mengerti bahwa ada alasan mengapa Bunda tidak memenuhi keinginannya saat itu.
Jangan lupa berikan penjelasan sederhana pada anak manja setelah Bunda menenangkannya. Sebagai contoh, ketika anak menginginkan makanan cepat saji padahal sudah makan sebelumnya. Bunda bisa memberi penjelasan, “Nanti adek sakit perut karena kekenyangan. Tunggu 2 jam lagi ya, baru kita beli ayamnya”.
Memberikan penjelasan sederhana dapat mengajarkan anak mengenai sebab dan akibat. Namun, sebagai orang tua, Bunda dan Ayah harus paham anak tetap boleh mengekspresikan emosinya saat keinginan tidak terpenuhi saat itu. Dampingi anak dan berikan penjelasan sederhana agar anak mengerti keadaannya.
Biasanya anak manja cenderung memiliki sifat keras kepala. Untuk mengatasinya, Bunda bisa libatkan Si Kecil dalam kegiatan sosial. Hal ini dapat membantu anak mengontrol ego, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Berikan penjelasan sederhana mengapa Si Kecil harus berbagi. Ciptakan kegiatan berbagi sebagai kegiatan yang menyenangkan. Ajak Si Kecil membantu memilih mainan atau pakaian layak pakai untuk diberikan.
Bunda dan Ayah harus jeli dalam melihat kegiatan anak yang butuh dibantu maupun bisa dipecahkan sendiri. Misalnya, biarkan ia memilih baju yang akan dipakainya hari ini atau mengikat tali sepatunya sendiri. Bila Si Kecil kesulitan dan meminta tolong, Bunda dan Ayah boleh membantunya. Selain itu, jika Si Kecil memiliki kegiatan yang membutuhkan keterlibatan orang dewasa seperti memotong kertas atau mengambil makanan di meja, Bunda boleh kok membantunya!
Cara menghadapi anak manja terakhir adalah dengan memberikan hukuman. Eits, tapi hati-hati ya Bun, salah langkah dalam memberikan hukuman dapat membuat anak trauma. Memberikan hukuman yang tepat bagi anak manja, akan membuatnya belajar untuk tidak mengulangi hal buruk saat tantrum, seperti melemparkan benda atau menendang-nendang.
Sebagai contoh, Bunda bisa menyita mainan kesukaannya bila tidak merapikan kembali mainan yang dimainkan. Hindari memukul atau membentak keras ya, Bun! Sebab anak akan menjadi trauma dan takut terhadap orang tuanya sendiri. Bahkan bukan tidak mungkin Si Kecil akan tumbuh menjadi anak pemurung, penakut, atau bahkan pemarah.
Selain itu, berilah contoh yang baik dan buruk akan perilakunya. Dalam mengatasi anak manja, Bunda bisa menunjukkan bahwa ketika Ia mengamuk atau merengek karena keinginannya tidak terpenuhi, hal itu merupakan contoh yang buruk dan dapat mengganggu orang lain. Menghadapi anak manja memang tidak mudah dan sangat menantang. Orang tua perlu sabar dalam mengajarkan anak untuk mengendalikan perasaan dan keinginannya.
Orang tua pasti ingin memberikan segalanya yang terbaik untuk anak. Namun, terkadang tanpa kita sadari, orang tua malah terlalu memanjakan anak-anaknya. Yuk, kita simak beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat memanjakan anak.
Ketika anak terlalu dimanjakan, mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk belajar keterampilan hidup sehari-hari yang penting, seperti mengatur waktu, mengambil keputusan, mempelajari hal-hal baru, dan mengatasi tantangan.
Anak yang tumbuh dengan cara dimanja cenderung mengandalkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan mungkin kurang berpartisipasi dalam tugas-tugas rumah tangga atau kewajiban sehari-hari. Mereka mungkin tidak mengembangkan kemandirian, rasa tanggung jawab, rasa empati, atau keterampilan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Memanjakan anak secara berlebihan dapat menghambat perkembangan ketahanan emosional mereka. Mereka mungkin kesulitan menghadapi tantangan hidup, kritik, atau kegagalan. Ini terjadi karena mereka terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa kesulitan.
Menghadapi Si Kecil yang manja memang tidak mudah, namun Bunda tetap harus bersabar dan membimbingnya dalam mengendalikan emosi, perasaan, dan egonya. Selain itu, untuk mengembalikan mood Si Kecil, berikan makanan dan minuman yang penuh nutrisi. Bunda bisa menyediakan susu favoritnya seperti susu bubuk Morinaga Chil*Go yang dilengkapi dengan perpaduan nutrisi berkualitas, yaitu Serat Pangan INULIN, tinggi Vitamin A,C,E, & Zink dilengkapi Minyak Ikan, Omega 3 & 6, Kolin, Tinggi Kalsium & Vitamin D, 14 Vitamin & 8 Mineral.
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Catat! Ini 7 Cara Mengatasi Anak Manja dan Cengeng
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?