Usia 7 tahun menjadi awal dari masa yang penting bagi Si Kecil, karena pada usia inilah ia memasuki sekolah dasar. Perkembangannya dalam aspek sosial semakin pesat karena ia akan aktif berinteraksi dengan teman sebayanya, juga bersama orang dewasa seperti guru dan staf sekolahnya. Pengalaman berinteraksi inilah yang memupuk kemampuannya untuk memahami berbagai nilai sosial, termasuk rasa empati dan kesadaran terhadap perasaan orang lain.
Melalui aktivitas di sekolah, seperti kerja kelompok atau bermain bersama teman, ia akan mempelajari banyak hal baru. Ia mulai memahami pentingnya komunikasi yang baik, tanggung jawab, dan keterampilan bekerja sama. Hasilnya, ia akan menjadi pribadi yang lebih percaya diri, mampu menunjukkan empati, dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Dengan semakin sering berinteraksi bersama lingkungan, maka hal ini juga akan memengaruhi sikapnya terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia akan belajar bahwa sikap seperti kejujuran dan tanggung jawab menjadi dasar untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.
Misalnya, ketika ia berbagi peralatan sekolah dengan temannya, ia akan memahami pentingnya empati dan kepedulian. Sebaliknya, jika ia kurang berinteraksi, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang canggung atau cenderung menarik diri. Keterampilan sosial yang lemah juga akan berdampak pada kepercayaan dirinya dalam menghadapi situasi baru di sekolahnya.
Perkembangan sosialnya juga berkaitan erat dengan pembentukan moralnya. Melalui interaksinya dengan teman maupun orang dewasa, ia akan mengenal norma-norma sosial serta belajar membedakan antara konsep benar dan salah. Saat ia berusaha menepati janji atau menghindari sikap berbohong, ia sedang menanamkan nilai moral untuk bekal di masa depannya.
Bunda dapat membantu perkembangannya dengan memberikan contoh sikap baik, seperti bersikap sopan, menghargai orang lain, dan selalu menunjukkan kepedulian. Doronglah ia untuk bergabung dalam berbagai kegiatan kelompok untuk melatih kerja sama dan meningkatkan rasa empatinya. Dengan dukungan dan perhatian, ia akan mengembangkan sikap positif yang akan bermanfaat sepanjang hidupnya.
Kemampuan berbahasa Si Kecil menjadi lebih kaya melalui interaksi sosialnya. Dengan berbicara bersama teman sebaya atau orang dewasa, ia tidak sekadar melatih kosakatanya, tetapi juga belajar mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Ia mulai memahami kapan harus mendengarkan, menanggapi, dan bagaimana menyampaikan pendapatnya dengan jelas.
Misalnya, saat ia bermain dengan teman sebayanya, ia akan meniru kata-kata baru, sekaligus belajar menyusun kalimat yang lebih rumit. Percakapan ini juga melatih intonasi dan pemilihan kata yang lebih sesuai dengan konteks. Kemampuan berkomunikasi yang lebih baik tentu akan membantu perkembangan POTENSI-nya di lingkungan sekolah dan sosialnya.
Dengan keterampilan bahasa yang baik, ia juga akan lebih mudah beradaptasi, menjalin persahabatan, dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Rasa percaya diri inilah yang akan menjadi dasar yang kuat dalam menghadapi masa depannya. Karena itu, sediakanlah waktu khusus untuk mengobrol dan mendorongnya bertanya, sehingga ia semakin terbiasa menyampaikan pendapat dan menumbuhkan kepercayaan dirinya.
Penting bagi Bunda untuk mendukung perkembangan ini sejak dini karena #WaktuTakBisaKembali. Semakin dini Bunda mendukung kemampuannya dalam berbahasa, maka semakin baik pula perkembangan sosialnya di kemudian hari.
Perkembangan sosial juga memberikan ruang bagi Si Kecil untuk mengenali dan mengelola emosinya. Ketika bersosialisasi, ia akan menghadapi berbagai situasi yang memancing rasa senang, kecewa, marah, hingga sedih. Semua itu mengajarkannya cara menghadapi dan mengendalikan perasaan.
Contohnya, ketika mainannya direbut oleh temannya, ia akan belajar menahan amarah dengan cara berbicara baik-baik daripada menangis atau berteriak. Kemampuannya mengendalikan emosi ini sangat dibutuhkan seiring pertambahan usianya, terutama saat ia menjalani hari-hari di sekolah dasar dengan berbagai aktivitas yang lebih menantang.
Jika ia mampu mengelola emosinya dengan baik, ia akan lebih mudah menjalin hubungan positif dengan orang lain. Sebaliknya, kesulitan mengenali dan mengekspresikan perasaan dapat membuatnya bersikap agresif atau malah menjadi sosok yang tertutup. Bunda dapat membantu dengan menjadi contoh nyata, seperti tetap tenang ketika menghadapi masalah dan selalu siap mendengarkan ceritanya. Memberikan pengakuan saat ia berhasil mengatasi emosi juga dapat memperkuat kepercayaan dirinya.
Pada akhirnya, perkembangan emosional yang sehat tidak hanya membentuk karakter empatik, tetapi juga mendukung kemampuan bersosialisasi di lingkungan sekolah maupun di masyarakat luas.
Kecerdasan emosional membantu Si Kecil memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang tepat. Kemampuan ini membuatnya lebih peka terhadap perasaan teman atau orang di sekitarnya. Dengan begitu, ia dapat menjalin relasi sosial yang sehat karena mampu menangkap sinyal emosional orang lain dan memberikan respons yang sesuai.
Misalnya, ketika melihat temannya sedang sedih, kecerdasan emosionalnya yang tinggi akan membuatnya memilih untuk berusaha menghibur atau sekadar memberikan kesempatan temannya untuk bercerita. Tindakan sederhana ini menunjukkan empati dan membantu mempererat persahabatan. Selain itu, kecerdasan ini juga memudahkannya menghadapi konflik secara bijak dan mengelola stres yang mungkin muncul di kemudian hari.
Tumbuhkan kecerdasan emosionalnya dengan berbincang tentang perasaannya setiap hari. Tanyakan apa yang membuatnya senang, marah, atau sedih, lalu diskusikan bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi emosi tersebut. Ia juga perlu mengenali bahwa perbuatannya dapat memengaruhi emosi orang lain. Misalnya, jika ia sadar bahwa berbagi mainan dapat membuat temannya ikut bahagia, ia akan semakin sering bersikap demikian.
Ingatlah bahwa kecerdasan emosional yang baik menjadi bekal penting bagi perkembangan sosialnya. Dengan latihan dan kebiasaan yang tepat, ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang penuh empati, percaya diri, dan siap membangun hubungan positif sepanjang hidupnya.
Pola asuh yang Bunda terapkan menjadi fondasi utama perkembangan sosial Si Kecil. Interaksi sehari-hari di rumah akan memengaruhi caranya memandang dunia di luar rumah. Pola asuh demokratis, misalnya, memberikan keseimbangan antara kebebasan dan batasan. Dengan pendekatan ini, ia diizinkan menyuarakan pendapatnya, namun tetap mematuhi aturan yang berlaku.
Ketika Bunda selalu mendengarkan dan merespons dengan empati, ia akan merasa dihargai dan didukung. Perasaan dihargai inilah yang membuatnya lebih berani untuk bersosialisasi, sebab ia menjadi tahu bagaimana cara berpendapat dan menyimak orang lain dengan efektif.
Selain itu, pola asuh yang konsisten turut mengajarkan keterampilan sosial seperti negosiasi, komunikasi efektif, serta penyelesaian konflik. Misalnya, dengan mengobrol bersama keluarga mengenai perbedaan pendapat, ia belajar bagaimana cara menghargai sudut pandang orang lain dan mencari jalan tengah.
Bunda juga dapat mendorongnya untuk bermain bersama teman sebayanya atau mengikuti kegiatan kelompok di sekolah. Saat ia melihat Bunda selalu berbicara dengan sopan dan menunjukkan empati, ia pun akan meniru perilaku tersebut. Semua ini membentuk pondasi kuat bagi perkembangan sosialnya di masa depan.
Dengan menanamkan kecerdasan emosional, Bunda dapat membantunya bertumbuh menjadi pribadi yang empati, percaya diri, dan mampu menjalin hubungan sosial yang sehat. Semua ini dimulai dari peran Bunda dalam memberikan contoh positif dari rumah. Yuk, ketahui cara untuk membangun kecerdasan emosional Si Kecil di halaman berikut ini: Lihat Kecerdasan Emosi.
REFERENSI
Child Focus. Ways To Build Social and Emotional Intelligence in Your Children. Diakses pada 22 Januari 2025. https://www.child-focus.org/news/ways-to-build-social-and-emotional-intelligence-in-your-children/
ICEISS. The Influence of the Environment on the Social Emotional Development of Early Children. Diakses pada 22 Januari 2025. https://proceedings.ums.ac.id/iceiss/article/view/3231
Scanva. Social Development in Children. Diakses pada 22 Januari 2025. https://scanva.org/parent-resource-post/social-development-in-children/
JSWEC. The Crucial Role of Environment in Child Development. Diakses pada 22 Januari 2025. https://www.jswec.co.uk/the-crucial-role-of-environment-in-child-development/
Wild Flowers Therapy. The Role of Social Interaction in Language Development. Diakses pada 22 Januari 2025. https://wildflowerstherapy.ca/social-interaction-in-language-development/
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Pentingnya Perkembangan Sosial Si Kecil di Usia Sekolah Dasar
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?