Perawatan Anak

Kenali Jajanan Anak Sekolah yang Perlu Dihindari

Morinaga Platinum - 13 Februari 2025

Kenali Jajanan Anak Sekolah yang Perlu Dihindari

Lingkungan sekolah sering dipenuhi penjual yang menawarkan aneka jajanan dengan aroma menggoda dan warna mencolok. Tampilan yang meriah cenderung membuat Si Kecil sulit menolak, terutama saat waktu istirahat tiba. Bunda mungkin merasa khawatir karena maraknya kabar jajanan anak sekolah yang menggunakan bahan berbahaya.

Pilihan jajanan yang ditawarkan memang beragam, tetapi ciri-ciri tertentu bisa menjadi peringatan. Makanan yang terlalu kenyal, berwarna mencolok, dan tidak basi meski lama dibiarkan kerap mengandung bahan pengawet berbahaya. Pengetahuan ini penting agar Si Kecil tidak tergiur hanya oleh tampilan luar, melainkan juga paham bahaya yang tersembunyi.

Jenis Jajanan Anak Sekolah yang Tidak Sehat

Beberapa jajanan di sekitar sekolah patut diwaspadai bila memiliki tampilan atau tekstur yang tidak wajar. Bunda dapat mengedukasi Si Kecil mengenai bahan-bahan berbahaya yang kerap ditemui pada makanan, seperti formalin, boraks, dan pewarna tekstil. Berikut ini jenis jajanan yang perlu dihindari.

Makanan Berformalin

Formalin sebenarnya ditujukan untuk mengawetkan mayat atau mensterilkan peralatan di fasilitas kesehatan. Sayangnya, ada penjual nakal yang memasukkannya ke dalam makanan seperti bakso, mie, atau tahu agar tidak mudah basi. Zat ini memiliki aroma tajam dan rasa pahit tersembunyi yang sering luput dari perhatian anak-anak.

Makanan berformalin biasanya terlihat lebih licin, kenyal, dan tidak dikerubungi lalat. Bunda bisa memberi tahu Si Kecil bahwa ciri semacam ini perlu diwaspadai. Penggunaan formalin dapat memicu iritasi saluran napas, gangguan pencernaan, dan bahkan kanker apabila dikonsumsi terus-menerus.

Makanan Mengandung Boraks

Boraks sering dipakai untuk bahan pembersih atau antiseptik. Karakteristiknya yang bisa membuat makanan lebih kenyal dan tidak mudah putus menjadikannya kerap disalahgunakan pada jajanan seperti cilok, otak-otak, atau bakso bakar. Tekstur yang terlalu kenyal seharusnya memicu kecurigaan karena makanan alami umumnya tidak memiliki kekenyalan berlebihan.

Risiko kesehatan akibat boraks tidak kalah serius. Zat ini dapat merusak fungsi ginjal, memicu nyeri perut, serta menimbulkan reaksi alergi pada kulit. Bunda bisa menjelaskan bahwa tidak semua bakso atau cilok buruk, tetapi Si Kecil sebaiknya lebih teliti jika menemukan bentuk atau tekstur yang terlalu sempurna.

Jajanan dengan Pewarna Tekstil

Warna cerah yang menyala-nyala sering membuat Si Kecil tergoda. Namun, pewarna kertas atau tekstil seperti Rodhamin B dan Methanil Yellow kerap dipakai agar jajanan tampak lebih menarik. Makanan ini bisa berupa es sirup, kerupuk, gulali, atau terasi yang warnanya tidak alami.

Bahayanya sangat nyata karena zat kimia tersebut tidak dirancang untuk dikonsumsi manusia. Penumpukan pewarna tekstil di tubuh dapat menurunkan fungsi hati, memicu gangguan pencernaan, hingga berisiko kanker. Sebaiknya Bunda menekankan bahwa tidak semua makanan berwarna cerah itu aman, apalagi jika terlihat terlalu mencolok.

Dampak Buruk Kesehatan Bagi Si Kecil

Penggunaan zat terlarang semacam formalin, boraks, atau pewarna tekstil menimbulkan konsekuensi serius, terutama bagi tubuh anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diwaspadai.

Risiko Gangguan Jangka Pendek

Mual, nyeri perut, pusing, diare, serta iritasi kulit merupakan gejala awal yang sering muncul jika Si Kecil mengonsumsi makanan tercemar. Paparan formalin misalnya, dapat mengiritasi saluran napas dan membuat tenggorokan terasa terbakar. Jika boraks terhirup atau tertelan, reaksi alergi dan gangguan pencernaan mungkin segera terjadi.

Kondisi kebersihan di sekitar penjual juga memengaruhi risiko jangka pendek ini. Apabila makanan dibiarkan terbuka dan terkena polusi, kuman mudah berkembang biak. Si Kecil yang mengonsumsinya bisa mengalami gangguan perut, muntah, atau bahkan infeksi bakteri yang lebih serius.

Ancaman Jangka Panjang

Pemaparan zat berbahaya yang berlangsung lama dapat menumpuk di dalam tubuh. Formalin diketahui bersifat karsinogenik, artinya mampu memicu perkembangan sel kanker jika dikonsumsi terus-menerus. Boraks menekan fungsi ginjal sehingga tubuh lebih mudah terpapar racun. Pewarna tekstil pun berisiko menyebabkan gangguan hati dan merusak jaringan tubuh secara perlahan.

Anak yang terlalu sering membeli jajanan tidak sehat juga berpotensi mengalami masalah gizi. Banyak camilan semacam itu tinggi gula, garam, atau lemak jenuh. Konsumsi berlebihan menambah risiko obesitas dan menurunkan daya tahan tubuh. Masa tumbuh kembang Si Kecil pun terganggu akibat kurangnya asupan nutrisi penting seperti protein, vitamin, dan mineral dari sumber makanan yang lebih aman.

Cara Melatih Si Kecil Agar Lebih Selektif Memilih Jajanan

Bunda dapat memberikan pemahaman tentang cara memilih jenis makanan yang lebih sehat untuk Si Kecil, berikut ini caranya: 

Memberikan Pemahaman Sejak Dini

Kebiasaan baik berawal dari pengetahuan yang benar. Bunda bisa mengajak Si Kecil berdiskusi tentang macam-macam jajanan yang umumnya dijual di sekitar sekolah. Ajak ia menilai mana yang aman dan mana yang mencurigakan. Penjelasan tidak harus panjang, cukup sampaikan intinya dengan bahasa sederhana.

Kesempatan untuk menonton video atau melihat gambar mengenai efek zat berbahaya juga bisa dimanfaatkan. Saat Si Kecil melihat contoh nyata makanan yang dipalsukan, kemungkinan besar ia akan lebih waspada. Proses penyampaian ini sebaiknya dilakukan berulang, agar pesan yang diterima betul-betul melekat.

Biasakan Mengecek Kebersihan

Sebelum menyerahkan uang jajan, Bunda dapat mengingatkan Si Kecil untuk memperhatikan tempat berjualan. Pastikan penjual menyediakan wadah tertutup atau minimal meletakkan makanan jauh dari debu jalanan. Langkah sederhana seperti ini ampuh menurunkan risiko kontaminasi kuman.

Pelatihan kepekaan juga perlu dilakukan saat Si Kecil memilih makanan. Ajak ia mengamati kondisi fisik jajanan, termasuk bau dan rasanya. Apabila mencium bau tajam atau warna tampak tidak normal, biasakan Si Kecil segera membatalkan niat membelinya. Kebiasaan ini menumbuhkan kemampuan analisis, sehingga anak tidak sekadar tergoda penampilan makanan.

Arahkan pada Pilihan Lebih Sehat

Mengonsumsi jajanan bukan masalah asalkan kandungan nutrisi terjaga dan bebas bahan berbahaya. Untuk itu, Bunda bisa memberikan rekomendasi pilihan yang lebih alami. Beberapa penjual mungkin menyediakan camilan berbasis buah, sayur, atau bahan lain yang relatif aman. Memilih puding buah, pie buah, ataupun pastel isi sayuran merupakan opsi yang cukup baik.

Pengetahuan tentang gizi juga penting. Anak sebaiknya memahami bahwa gula berlebihan dapat merusak gigi dan memicu obesitas. Minyak berlebih pada gorengan berpotensi meningkatkan kolesterol jika dikonsumsi tanpa kontrol. Semakin paham Si Kecil mengenai dampak jangka panjang, semakin mudah ia diarahkan untuk memilih camilan bernutrisi.

Bawakan Bekal Makanan yang Sehat dan Aman

Menyiapkan bekal di rumah menjadi cara efektif untuk memastikan Si Kecil tetap mendapatkan asupan bergizi dan tidak jajan sembarangan. Pilihan bahan lebih terkontrol, kebersihan alat masak terjaga, dan proses pengolahan bisa disesuaikan dengan selera anak. Bekal yang dibuat menarik kerap membangkitkan semangatnya untuk menyantap hidangan dari rumah.

Bunda dapat bereksperimen dengan berbagai menu. Sandwich dengan sayuran segar dan daging panggang, nasi bento dengan lauk beraneka warna, atau pasta saus tomat buatan sendiri sering disukai anak-anak. Memadukan warna alami bahan makanan—seperti hijau dari brokoli, oranye dari wortel, atau kuning dari jagung—menjadikan bekal tampak lebih istimewa.

Menyiapkan bekal juga menghemat pengeluaran karena Bunda hanya perlu membeli bahan mentah dalam jumlah secukupnya. Si Kecil pun terhindar dari camilan berbahaya yang dijual di sekitar sekolah. Melibatkan Si Kecil dalam proses persiapan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan membuatnya bangga terhadap makanan yang ia bawa.

Sarapan di rumah sebelum sekolah menyempurnakan upaya meminimalkan jajan sembarangan. Tubuh yang sudah mendapatkan nutrisi di pagi hari lebih tahan lapar, sehingga dorongan membeli camilan berbahaya berkurang. Sarapan seimbang dengan karbohidrat, protein, serta serat juga membantu otak lebih fokus menyerap pelajaran.

Bunda juga bisa menambahkan susu sebagai pendamping sarapan agar gizi Si Kecil semakin lengkap. Kandungan nutrisi dalam susu membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan memberikan energi untuk memulai hari dengan ceria. Memilih susu pertumbuhan rendah gula akan mendukung asupan nutrisi lebih terjaga. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai susu pertumbuhan rendah gula, Bunda bisa cek di sini ya: Rekomendasi Susu Pertumbuhan Rendah Gula untuk Si Kecil

Sumber:

  • J Acad Nutr Diet. Author manuscript; available in PMC: 2015 Sep 1. Published in final edited form as: J Acad Nutr Diet. 2014 Jun 14;114(9):1440–1446. doi: 10.1016/j.jand.2014.04.022. Diakses pada 12 Februari 2025. 
  • Nutritional Counselling Service. Snacks for Kids: Unhealthy vs. Healthy. Diakses pada 12 Februari 2025. https://www.julienutrition.com/snacks-for-kids-unhealthy-healthy/

Lihat Artikel Lainnya