Diare sering menjadi masalah kesehatan yang dialami anak-anak, terutama di usia pertumbuhan. Kondisi ini tidak hanya mengganggu aktivitas, tetapi juga berisiko menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi terjadi saat tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterima, membuat fungsi tubuh terganggu. Pada anak yang mengalami diare, cairan dan elektrolit tubuh hilang dalam jumlah besar, sehingga risiko dehidrasi semakin tinggi.
Beberapa ciri dehidrasi yang sering muncul antara lain bibir kering, mata cekung, hingga rasa lemas. Penting bagi Bunda untuk mengenali tingkat keparahan dehidrasi serta mengetahui langkah-langkah untuk mengatasinya. Penanganan yang tepat dapat membantu Si Kecil pulih dari diare dengan cepat dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Dehidrasi pada anak akibat diare terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu dehidrasi berat, dehidrasi sedang, dan tidak dehidrasi. Klasifikasi ini penting untuk membantu menentukan langkah penanganan yang tepat. Berdasarkan panduan dari National Library of Medicine, berikut ciri-ciri yang dapat membantu Bunda mengenali tingkat keparahan dehidrasi pada Si Kecil.
Dehidrasi berat adalah kondisi paling serius yang harus segera ditangani. Beberapa ciri-ciri dehidrasi yang sering muncul adalah:
Dehidrasi berat dapat terjadi dalam waktu singkat pada anak yang mengalami diare parah, terutama jika berlangsung selama lebih dari 1-2 hari tanpa asupan cairan yang cukup. Kehilangan cairan tubuh hingga 10% dari berat badan sudah termasuk kategori ini. Jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda ini, segera bawa ke fasilitas medis terdekat untuk mendapatkan cairan infus dan pengobatan lanjutan.
Dehidrasi sedang adalah kondisi di mana tubuh kehilangan cairan cukup banyak tetapi belum mengancam jiwa. Gejala yang perlu diwaspadai, antara lain:
Kondisi ini sering muncul setelah diare berlangsung selama 1-3 hari, tergantung pada seberapa banyak cairan yang hilang dan asupan cairan yang diberikan. Penanganan dapat dilakukan di rumah dengan memberikan cairan tambahan, seperti oralit atau larutan rehidrasi lainnya, untuk mencegah kondisi ini berkembang menjadi dehidrasi berat.
Tidak semua anak yang mengalami diare mengalami dehidrasi. Jika anak tetap aktif, tidak menunjukkan gejala seperti mata cekung atau kulit kering, dan masih mau minum dengan baik, kondisinya dapat dikategorikan sebagai tidak dehidrasi. Ciri-ciri lainnya adalah:
Kondisi ini biasanya terjadi pada diare ringan yang berlangsung kurang dari satu hari atau pada anak yang langsung mendapatkan penggantian cairan sejak awal. Meski tidak dehidrasi, Bunda tetap perlu memastikan Si Kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare.
Tindakan yang tepat sejak awal dapat mencegah kondisi dehidrasi bertambah parah. Berikut beberapa langkah penanganan yang efektif untuk mengembalikan keseimbangan cairan tubuh Si Kecil.
Asupan cairan tambahan menjadi langkah utama dalam menangani dehidrasi. Si Kecil perlu mendapatkan cairan lebih banyak untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare. Panduan pemberian cairan meliputi:
Jika Si Kecil muntah, tunggu sekitar 10 menit sebelum melanjutkan pemberian cairan secara perlahan. Pastikan cairan diberikan dalam jumlah kecil tapi sering untuk membantu tubuh menyerapnya dengan baik.
Zinc berperan penting dalam membantu mempercepat pemulihan diare dan memperkuat daya tahan tubuh. Anak yang mengalami diare dianjurkan mendapatkan suplementasi zinc sesuai usia:
Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dalam ASI, air matang, atau oralit. Sedangkan, anak yang lebih besar dapat mengunyah atau melarutkan tablet dalam air. Suplemen ini membantu mengurangi durasi dan keparahan diare.
Oralit adalah solusi terbaik untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Larutan ini mengandung kombinasi gula dan garam yang membantu tubuh menyerap cairan dengan lebih baik, bahkan saat diare terus berlangsung. Berikut panduan penggunaannya:
Untuk Si Kecil tidak mau minum langsung dari gelas, gunakan pipet, sendok kecil, atau botol agar cairan tetap masuk. Hindari pemberian minuman manis, seperti jus buah, teh manis, atau soda, karena dapat memperburuk diare.
Segera hubungi dokter jika Si Kecil menunjukkan ciri-ciri dehidrasi berat atau jika diare berlangsung lebih dari 2 hari tanpa ada perbaikan. Konsultasi juga diperlukan apabila terdapat gejala seperti:
Langkah-langkah di atas membantu memastikan Si Kecil mendapatkan penanganan yang optimal selama diare berlangsung. Pemberian cairan yang cukup, suplementasi zinc, dan konsultasi medis akan mencegah komplikasi serta mempercepat pemulihan.
Selain itu, menjaga asupan nutrisi dan menerapkan cara-cara alami juga penting untuk mendukung pemulihan. Bunda dapat membaca lebih lanjut tentang cara mengatasi diare pada anak secara alami di artikel ini: Cara Mengatasi Diare Secara Alami pada Anak.
Sumber:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Ciri-Ciri Dehidrasi pada Anak Akibat Diare dan Cara Mengatasinya
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?