Ciri-Ciri Dehidrasi pada Anak Akibat Diare dan Cara Mengatasinya

Morinaga Platinum ♦ 13 Februari 2025

Ciri-Ciri Dehidrasi pada Anak Akibat Diare dan Cara Mengatasinya

Diare sering menjadi masalah kesehatan yang dialami anak-anak, terutama di usia pertumbuhan. Kondisi ini tidak hanya mengganggu aktivitas, tetapi juga berisiko menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi terjadi saat tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterima, membuat fungsi tubuh terganggu. Pada anak yang mengalami diare, cairan dan elektrolit tubuh hilang dalam jumlah besar, sehingga risiko dehidrasi semakin tinggi.

Beberapa ciri dehidrasi yang sering muncul antara lain bibir kering, mata cekung, hingga rasa lemas. Penting bagi Bunda untuk mengenali tingkat keparahan dehidrasi serta mengetahui langkah-langkah untuk mengatasinya. Penanganan yang tepat dapat membantu Si Kecil pulih dari diare dengan cepat dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

Klasifikasi Tingkat Dehidrasi Anak Akibat Diare 

Dehidrasi pada anak akibat diare terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu dehidrasi berat, dehidrasi sedang, dan tidak dehidrasi. Klasifikasi ini penting untuk membantu menentukan langkah penanganan yang tepat. Berdasarkan panduan dari National Library of Medicine, berikut ciri-ciri yang dapat membantu Bunda mengenali tingkat keparahan dehidrasi pada Si Kecil.

Dehidrasi Berat

Dehidrasi berat adalah kondisi paling serius yang harus segera ditangani. Beberapa ciri-ciri dehidrasi yang sering muncul adalah:

  • Tampak lemas, lesu, atau bahkan tidak sadar.
  • Mata terlihat sangat cekung.
  • Kesulitan minum atau hanya mampu minum sedikit.
  • Kulit yang dicubit kembali ke posisi normal sangat lambat (lebih dari 2 detik).

Dehidrasi berat dapat terjadi dalam waktu singkat pada anak yang mengalami diare parah, terutama jika berlangsung selama lebih dari 1-2 hari tanpa asupan cairan yang cukup. Kehilangan cairan tubuh hingga 10% dari berat badan sudah termasuk kategori ini. Jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda ini, segera bawa ke fasilitas medis terdekat untuk mendapatkan cairan infus dan pengobatan lanjutan.

Dehidrasi Sedang

Dehidrasi sedang adalah kondisi di mana tubuh kehilangan cairan cukup banyak tetapi belum mengancam jiwa. Gejala yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Terlihat gelisah atau mudah marah.
  • Mata mulai tampak cekung.
  • Minum dengan cepat atau tampak sangat haus.
  • Kulit yang dicubit kembali ke posisi normal lebih lambat dari biasanya, namun kurang dari 2 detik.

Kondisi ini sering muncul setelah diare berlangsung selama 1-3 hari, tergantung pada seberapa banyak cairan yang hilang dan asupan cairan yang diberikan. Penanganan dapat dilakukan di rumah dengan memberikan cairan tambahan, seperti oralit atau larutan rehidrasi lainnya, untuk mencegah kondisi ini berkembang menjadi dehidrasi berat.

Diare Namun Tidak Dehidrasi

Tidak semua anak yang mengalami diare mengalami dehidrasi. Jika anak tetap aktif, tidak menunjukkan gejala seperti mata cekung atau kulit kering, dan masih mau minum dengan baik, kondisinya dapat dikategorikan sebagai tidak dehidrasi. Ciri-ciri lainnya adalah:

  • Kulit yang dicubit langsung kembali ke posisi normal.
  • Minum dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan.
  • Tidak ada perubahan signifikan pada perilaku atau aktivitas sehari-hari.

Kondisi ini biasanya terjadi pada diare ringan yang berlangsung kurang dari satu hari atau pada anak yang langsung mendapatkan penggantian cairan sejak awal. Meski tidak dehidrasi, Bunda tetap perlu memastikan Si Kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare.

Cara Mengatasi Dehidrasi pada Anak Diare 

Tindakan yang tepat sejak awal dapat mencegah kondisi dehidrasi bertambah parah. Berikut beberapa langkah penanganan yang efektif untuk mengembalikan keseimbangan cairan tubuh Si Kecil.

Berikan Cairan Tambahan

Asupan cairan tambahan menjadi langkah utama dalam menangani dehidrasi. Si Kecil perlu mendapatkan cairan lebih banyak untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare. Panduan pemberian cairan meliputi:

  • Berikan ASI sesering mungkin dan lebih lama jika masih menyusu.
  • Untuk anak yang sudah mengonsumsi makanan pendamping ASI, tawarkan cairan seperti larutan oralit, air matang, sup, atau air tajin.
  • Anak di bawah 2 tahun membutuhkan 50-100 ml cairan tambahan setelah setiap buang air besar. Anak usia 2 tahun ke atas memerlukan 100-200 ml.

Jika Si Kecil muntah, tunggu sekitar 10 menit sebelum melanjutkan pemberian cairan secara perlahan. Pastikan cairan diberikan dalam jumlah kecil tapi sering untuk membantu tubuh menyerapnya dengan baik.

Berikan Suplemen Zinc

Zinc berperan penting dalam membantu mempercepat pemulihan diare dan memperkuat daya tahan tubuh. Anak yang mengalami diare dianjurkan mendapatkan suplementasi zinc sesuai usia:

  • Usia di bawah 6 bulan: ½ tablet (10 mg) setiap hari selama 14 hari.
  • Usia 6 bulan ke atas: 1 tablet (20 mg) setiap hari selama 14 hari.

Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dalam ASI, air matang, atau oralit. Sedangkan, anak yang lebih besar dapat mengunyah atau melarutkan tablet dalam air. Suplemen ini membantu mengurangi durasi dan keparahan diare.

Rehidrasi dengan Oralit

Oralit adalah solusi terbaik untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Larutan ini mengandung kombinasi gula dan garam yang membantu tubuh menyerap cairan dengan lebih baik, bahkan saat diare terus berlangsung. Berikut panduan penggunaannya:

  • Untuk bayi di bawah 6 bulan: Berikan 30–90 ml setiap jam.
  • Anak usia 6 bulan hingga 2 tahun: 90–125 ml setiap jam.
  • Anak usia 2 tahun ke atas: 125–250 ml setiap jam.

Untuk Si Kecil tidak mau minum langsung dari gelas, gunakan pipet, sendok kecil, atau botol agar cairan tetap masuk. Hindari pemberian minuman manis, seperti jus buah, teh manis, atau soda, karena dapat memperburuk diare.

Konsultasi Dokter

Segera hubungi dokter jika Si Kecil menunjukkan ciri-ciri dehidrasi berat atau jika diare berlangsung lebih dari 2 hari tanpa ada perbaikan. Konsultasi juga diperlukan apabila terdapat gejala seperti:

  • Muntah terus-menerus selama lebih dari 6 jam.
  • Tidak mau minum sama sekali.
  • Terdapat darah atau lendir pada tinja.
  • Demam tinggi atau nyeri perut yang bertambah parah.

Langkah-langkah di atas membantu memastikan Si Kecil mendapatkan penanganan yang optimal selama diare berlangsung. Pemberian cairan yang cukup, suplementasi zinc, dan konsultasi medis akan mencegah komplikasi serta mempercepat pemulihan.

Selain itu, menjaga asupan nutrisi dan menerapkan cara-cara alami juga penting untuk mendukung pemulihan. Bunda dapat membaca lebih lanjut tentang cara mengatasi diare pada anak secara alami di artikel ini: Cara Mengatasi Diare Secara Alami pada Anak

Sumber: 

  • Caring for Kids. Dehydration and diarrhea in children: Prevention and treatment. Diakses pada 11 Februari 2025. https://caringforkids.cps.ca/handouts/health-conditions-and-treatments/dehydration_and_diarrhea 
  • National Library of Medicine. Manual for the Health Care of Children in Humanitarian Emergencies. Diakses pada 11 Februari 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK143745/