Flek paru-paru atau tuberkulosis (TB) paru adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang paru-paru, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar melalui udara saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Gejalanya dapat bervariasi dari ringan hingga parah, termasuk batuk berdahak yang berlangsung lama (lebih dari 2 minggu), demam, penurunan berat badan, kelelahan, serta nyeri dada.
Diagnosis umum TB paru melibatkan pemeriksaan dahak untuk mendeteksi bakteri TB, serta tes tuberkulin atau tes darah untuk mengetahui keberadaan infeksi. Jika dicurigai TB paru, dokter juga dapat melakukan rontgen dada untuk melihat perubahan pada paru-paru.
Tanpa pengobatan dengan segera, flek paru-paru dapat menyebabkan komplikasi pada organ tubuh lainnya dan berpotensi membahayakan kesehatan penderitanya. Maka dari itu, ketahui jenis dan cara mengobatinya sejak dini yuk.
Tuberkulosis (TB) paru pada anak dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
Tuberkulosis Laten (TBC Laten) merujuk pada kondisi di mana seseorang terinfeksi bakteri TB namun tidak menunjukkan gejala penyakit TB aktif. Orang dengan TBC laten tidak menularkan penyakit ini kepada orang lain dan biasanya tidak merasakan gejala apa pun.
Meskipun demikian, mereka memiliki risiko terjadinya TBC aktif di masa depan jika sistem kekebalan tubuh mereka melemah.
Tes tuberkulin atau tes darah serologi biasanya digunakan untuk mendeteksi TBC laten, dan pengobatan dengan antibiotik dapat direkomendasikan untuk mencegah perkembangan TBC aktif.
TBC aktif adalah ketika bakteri TB berkembang biak di dalam tubuh, menyebabkan gejala yang dapat dilihat dan dirasakan. Pada anak-anak, TBC aktif dapat mempengaruhi paru-paru (TBC paru-paru) atau bagian lain dari tubuh (TBC ekstraparu).
Gejala TBC aktif pada anak bisa termasuk batuk kronis, demam, penurunan berat badan, kelelahan, dan pembesaran kelenjar getah bening.
Berbeda dengan orang dewasa, gejala TB pada Si Kecil lebih sulit dikenali karena seringkali kurang jelas terutama yang terjadi pada Si Kecil yang berusia di bawah 7 tahun. Gejala TB pada Si Kecil yang paling sering ditemukan yaitu sebagai berikut:
Seperti yang disebutkan di atas bahwa salah satu gejala flek paru-paru adalah sesak napas. Akan tetapi, gejala ini bisa muncul bukan hanya karena masalah flek paru. Jika Si Kecil mengalami sesak napas dan secara bersamaan muncul luka lepuh pada kulit di area tubuh, bisa jadi ini gejala herpes. Informasi lengkap terkait penyakit ini, yuk baca: Gejala herpes dan pengobatannya.
Penyebab flek paru atau tuberkulosis (TB) paru pada anak-anak umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak terkena flek paru adalah sebagai berikut:
Anak-anak yang memiliki kontak dekat dengan orang yang terinfeksi tuberkulosis paru memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular. Paparan terhadap batuk atau bersin penderita TB dapat menyebabkan penularan bakteri TB kepada anak.
Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau sistem kekebalan yang belum sepenuhnya berkembang, seperti bayi, balita, atau anak dengan kondisi medis tertentu, lebih rentan terhadap infeksi TB.
Hidup dalam kondisi sanitasi yang buruk, kurang gizi, atau tinggal di area dengan tingkat penularan tinggi TB juga dapat meningkatkan risiko anak terkena flek paru.
Faktor lingkungan seperti kepadatan populasi yang tinggi serta akses terbatas terhadap pelayanan kesehatan dapat meningkatkan risiko infeksi TB pada anak-anak.
Anak-anak dapat tertular TB dari orang dewasa dalam lingkungan mereka, seperti anggota keluarga yang terinfeksi. Karena anak-anak sering berinteraksi dengan orang dewasa dalam lingkungan keluarga atau komunitas, paparan terhadap seseorang yang menderita TB aktif dapat menjadi risiko penularan.
Perjalanan ke daerah dengan tingkat kasus TB yang tinggi dapat meningkatkan risiko anak terpapar bakteri penyebab TB. Daerah dengan prevalensi TB tinggi dapat meningkatkan kemungkinan paparan bakteri TB kepada anak-anak yang tinggal di sana atau mengunjunginya.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang terpapar bakteri TB akan mengembangkan penyakit flek paru. Beberapa individu dapat menjadi pembawa TB yang tidak menunjukkan gejala, tetapi masih dapat menularkan infeksi kepada orang lain. Pengenalan dini terhadap faktor risiko dan tanda-tanda gejala penting untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat pada anak-anak yang terinfeksi flek paru.
Flek paru pada Si Kecil bisa disembuhkan dengan mengonsumsi obat anti-TB atau antibiotik selama 6-9 bulan. Durasi pengobatan ini bisa berbeda-beda tergantung dari kondisi Si Kecil dan jenis tuberkulosis-nya.
Ada beberapa hal yang mesti Bunda ketahui ketika Si Kecil mengalami kondisi ini. Pengobatan flek paru ini sifatnya berkelanjutan. Meskipun kondisi Si Kecil tampak sudah membaik, jangan sampai pengobatannya dihentikan. Durasi pengobatan ini harus dilakukan sepanjang yang sudah diinstruksikan oleh dokter.
Mengonsumsi obat anti tuberkulosis mungkin akan menimbulkan efek samping bagi Si Kecil. Jika hal ini muncul segera konsultasikan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Pastikan Bunda tetap rutin melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kinerja obat dan perkembangan Si Kecil.
Satu hal lagi yang perlu Bunda perhatikan adalah pencegahan penyebaran flek paru. Karena penyakit ini menular sebaiknya Bunda selalu mengikuti saran dokter dan membatasi interaksinya.
Apabila Si Kecil mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan ke dokter. Tak hanya itu saja, apabila ada anggota keluarga atau pengasuh Si Kecil mengalami TB, sebaiknya segera bawa anak ke dokter untuk diperiksa.
Dokter akan memeriksa dahak untuk diagnosis TB. Namun, bila sulit dilakukan karena Si Kecil tidak bisa mengeluarkan dahaknya, maka pemeriksaan yang akan dilakukan adalah tes mantoux pada kulit dan foto rontgen dada untuk membantu diagnosis TB. Jika Si Kecil terbukti mengalami TB, maka dokter akan melakukan pengobatan.
Berikut ini panduan umum pengobatan TB paru pada anak:
Untuk Si Kecil yang baru terinfeksi bakteri TB, akan diberikan obat antibiotik yang harus dikonsumsi setiap hari selama sekitar 9 bulan. Sementara, pada Si Kecil yang mengidap TB aktif akan diberikan pengobatan yang biasanya terdiri atas dua jenis antibiotik atau lebih. Masa konsumsinya adalah 6-18 bulan.
Anak yang didiagnosis TB memerlukan pemantauan secara rutin oleh dokter untuk memastikan respons terhadap pengobatan dan memeriksa adanya efek samping obat. Hal ini penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian obat yang diresepkan.
Dalam beberapa kasus, terapi pengobatan TB memerlukan pendekatan yang lebih holistik, termasuk penyesuaian nutrisi, terapi fisik atau pernapasan, serta dukungan emosional dan psikologis bagi anak yang sedang dalam masa pengobatan.
TB bisa dicegah dengan menjaga kesehatan secara maksimal. Pemenuhan gizi harian Si Kecil sesuai kebutuhan dan juga istirahat yang cukup akan menunjang kesehatannya. Tambahkan juga pemberian nutrisi yang mengandung nukleotida dan laktoferin, keduanya berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari infeksi.
Untuk mengetahui lebih lengkap terkait pentingnya pemenuhan gizi pada Si Kecil, Bunda bisa baca lebih lanjut di artikel berikut ini ya: Pentingnya Memperhatikan Tercukupinya Kebutuhan Gizi pada Anak
Referensi:
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Gejala dan Cara Mengobati Flek Paru-paru pada Anak
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?