Bunda, apakah saat ini merasa sedih dan gundah gulana karena pandemi Covid – 19 yang tak kunjung usai? Pandemi akibat virus yang menyerang imunitas tubuh ini memang telah merubah tatanan kehidupan manusia pada umumnya. Ayah yang biasanya bekerja di kantor diperkenankan bekerja secara daring di rumah, bahkan Si Kecil yang seharusnya mengikuti kegiatan pra- sekolah harus belajar dari rumah saja bersama Bunda.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang ditujukan kepada anak mulai dari lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan dengan cara memberikan stimulus pendidikan guna membantu perkembangan jasmani maupun rohani.
Permendikbud 137 tahun 2014 yang membahas mengenai Standar Nasional PAUD dimana pendidikan di usia kurang dari 6 tahun dititikberatkan pada enam elemen. Diantaranya agama, moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional dan seni.
Tujuan dari pendidikan anak di usia dini adalah untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan berkembang sehingga memiliki kesiapan yang baik di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
Selain itu tujuan lainnya adalah untuk membentuk karakter anak yang siap belajar secara akademik di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan serta meraih prestasi.
Usia 1 sampai dengan 6 tahun sering disebut dengan usia emas anak – anak, dimana proses tumbuh kembangnya dapat mempengaruhi karakter hingga dewasa. Memang, kegiatan belajar pada lembaga – lembaga pendidikan khusus anak di usia dini hanya sekedar anjuran semata namun sebagai orang tua yang bijaksana ada baiknya membekali dengan pendidikan sedini mungkin.
Pada umumnya kegiatan belajar melalui bermain ini dilakukan mengikuti usia dari anak itu sendiri. Untuk anak usia dari 0 sampai 2 tahun maka waktu belajar yang disarankan tidak lebih dari 120 jam per minggu. Sedangkan untuk anak usia 2 sampai 4 tahun lama waktu belajar yang paling disarankan adalah 360 menit per minggu. Sedangkan untuk usia 4 hingga 6 tahun lama belajar paling sedikit adalah 900 menit per minggu.
Kegiatan belajar sambil bermain tersebut tentu akan berhasil jika dilakukan secara tatap muka di lingkungan sekolah. Namun, jangan khawatir Bunda selama masa pandemi ini Kemendikbud ternyata telah menyusun modul pembelajaran yang berjudul ‘Belajar adalah Bermain’ yang memiliki tujuan untuk mempermudah guru serta orang tua untuk menjalankan pembelajaran siswa selama di rumah.
Penyesuaian kebijakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 diantaranya :
Modul ini membantu Guru untuk agar dapat memenuhi ketiga kategori berikut :
Bunda, saat anak – anak dianjurkan belajar di rumah tentu menjadi kekhawatiran tersendiri ya. Bagaimana cara mendidiknya, materi apa saja yang sudah boleh diberikan dan apa yang belum. Menurut praktisi pendidikan Josie Meade, "Jika anak-anak merasa nyaman dengan diri mereka sendiri dan tahu bagaimana merasa bangga bahkan jika mereka melakukan kesalahan, semua hal lainnya akan terjadi lebih mudah." Karena itu Bunda tidak perlu khawatir mengenai pembelajaran di rumah, namun Bunda tentu harus tahu beberapa panduan materi untuk anak usia dini yang umumnya diberikan di sekolah.
Jika Si Kecil saat ini merupakan murid dari sekolah tertentu, Bunda dapat menanyakan kepada guru tentang materi apa saja yang rencananya diajarkan di sekolah dan perlu dibantu diajarkan oleh Bunda di rumah. Tetapi jika Si Kecil sedang berencana untuk dimasukkan ke TK dan ternyata pendidikannya harus dilaksanakan secara daring, Bunda perlu mencari tahu tentang TK yang mampu melaksanakan kegiatan belajar-mengajar secara online namun tetap berupaya memberikan hasil optimal. Jangan lupa simak tips mencari TK yang nyaman bagi Si Kecil dan Bunda di sini yuk: Inilah Tips Memilih Sekolah TK untuk Si Kecil
Dalam kurikulum prasekolah, anak-anak akan mulai belajar mengenali dan memberi nama pada 26 huruf besar dan beberapa huruf kecil. Namun, Bunda harus memperkenalkannya secara perlahan – lahan ya. Berikan target pada diri Bunda sendiri yaitu 5 huruf dalam 1 minggu.
Langkah sederhana yang pertama, Bunda bisa memperkenalkan huruf lewat nama anak. Tak hanya itu, anak usia prasekolah juga akan mempelajari hubungan antara huruf dan bunyi, serta mengetahui beberapa bunyi yang dihasilkan huruf.
Langkah yang kedua, Bunda bisa memperkenalkan huruf melalui mainan seperti magnet alfabet yang bisa ditempel di kulkas, nugget berbentuk huruf atau karpet puzzle bertuliskan huruf atau dapat juga mengenalkan huruf pada anak dengan cara menyenangkan, misalnya sambil bernyanyi lagu 'ABC'.
Materi lainnya adalah mengajarkan mengenai warna, bentuk dasar, dan bagian tubuh. Untuk memperkenalkan warna buatlah tebakan mengenai warna mainan kesayangan Si Kecil ya Bun. Sedangkan untuk memperkenalkan mengenai benda dapat dengan cara menyebutkan berbagai benda yang ditemui di sekelilingnya. Jadikan cara pembelajaran sambil bermain, sehingga Si Kecil merasa kegiatan yang ia lakukan bukanlah belajar. Selain itu, Bunda dapat memperkenalkan untuk bagian tubuh dapat dimulai dari bagian tubuh Si Kecil, orang tua, saudara, hewan kesayangan bahkan mainanya.
Keterampilan berhitung juga harus ditanamkan sejak dini, anak –anak dapat dimulai dari mengerti angka serta mengurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Seperti menghafal huruf, memahami angka dapat dimulai dari mainan, kartu bergambar, karpet puzzle atau nyanyian. Bunda juga dapat mengajari anak berhitung kegiatan sehari – hari seperti langkah kaki, jumlah mobil di sekitar rumah atau banyaknya mainan yang dimiliki Si Kecil. Jadi, kegiatan belajar sambil bermain terasa menyenangkan ya, Bun.
Pembelajaran berupa mewarnai, menggambar dan menggunting bisa menjadi salah satu materi belajar yang digemari oleh Si Kecil. Untuk mengimplementasikan materi tersebut, Bunda perlu menyiapkan berbagai peralatan belajar bagi Si Kecil. Misalnya, kertas, krayon, spidol, gunting, lem, dan peralatan belajar lainnya.
Nah, proses kegiatan belajar Si Kecil pun perlu bagi Bunda dalam mendampingi Si Kecil. Mengapa? Tentu saja adalah untuk memantau sekaligus memastikan bahwa kegiatan belajar dapat berlangsung secara aman dan terarah.
Pembelajaran tatap muka di sekolah sebenarnya memiliki nilai tambah yaitu mengajari anak untuk mandiri, berkomunikasi dengan orang lain serta berperilaku yang baik di luar rumah. Namun, saat di rumah materi ini bisa diajarkan oleh Bunda dengan cara–cara sederhana lho. Misalnya, sering mengucapkan terima kasih saat dibantu, menemani Si Kecil membersihkan dan mengembalikan mainan pada tempatnya. Disiplin mengatur waktu seperti waktu tidur siang, makan, bermain atau mandi.
Contoh perilaku baik dari Bunda akan cepat diserap oleh Si Kecil kemudian ditiru dan menjadi kebiasaan yang diterapkan sehari – hari.
Bunda, yuk ikuti cara belajar efektif untuk anak-anak di rumah berikut ini: Cara Belajar Efektif dan Menyenangkan bagi Anak.
Sampai saat ini pemerintah masih melarang adanya pembelajaran tatap muka sampai dengan waktu yang tidak ditentukan. Hal ini dimaksud untuk mencegah munculnya kluster baru terutama di sekolah.
Agar pembelajarannya dapat berjalan secara efektif, peran Bunda memang sangat penting. Ketahui dulu ya, Bunda, bahwa mengajar anak usia dini tidak sama dengan mengajar anak usia di atas 5 tahun ke atas. Si Kecil yang masih balita ini masih memiliki karakteristik khas, sehingga pembelajaran dari kita perlu disesuaikan dengan karakter Si Kecil ini. Buatlah cara pembelajaran kreatif dan seasik mungkin sehingga kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan tidak menjadi beban untuk Bunda dan Ayah.
Yuk, Bunda ingat-ingat kembali apakah karakter Si Kecil masih sama seperti karakteristik anak usia dini kebanyakan pada halaman ini: Karakteristik Anak Usia Dini Ini Wajib Bunda Pahami
Berikutnya, ini tip agar pembelajaran bersama Si Kecil selalu mengasyikkan.
Agar Si Kecil merasa nyaman, rubah cara pembelajaran Bunda layaknya menjadi teman bagi Si Kecil. Ikutilah cara bermain Si Kecil namun tetap diselipkan pembelajaran yang penting. Jangan takut kotor ya Bunda, biarkan Si Kecil berkreasi dengan cat, play doh atau kertas. Setelah selesai ajarkan untuk membersihkan dan merapikan ke tempat semula.
Cara lain agar anak merasa senang belajar adalah dengan menggunakan peralatan yang dekat dengan lingkungan. Misalnya saja, mengenal warna dari buah dan sayuran yang sering dimakan. Mengenal bentuk dari alat rumah tangga yang sering digunakan. Tidak seperti sekolah formal yang harus menyiapkan alat peraga, Bunda dapat secara spontan mengajarkan berbagai hal dengan hal unik dan sederhana di dalam rumah.
Meskipun hanya di rumah saja, namun Si Kecil tentu harus tetap sering bergerak ya Bunda. Jika memungkinkan, Bunda dapat melatih gerak anak dengan menonton video musik anak – anak kemudian menari mengikuti musik yang mengalun. Anak - anak akan lebih mudah mengingat dan menguasai pelajaran dalam suasana hati yang senang. Bernyanyi dapat membuat hormon endorfin mengalir di otak dengan baik. Sehingga menyebabkan tubuh merasa nyaman dan akhirnya meningkatkan aktivitas otak. Kondisi ini akan membantu anak belajar berkonsentrasi.
Dibanding belajar di balik meja, belajar secara langsung di Alam terbuka terbukti lebih efektif dan menyenangkan. Jika belajar di area umum seperti taman, kebun binatang, atau museum tidak memungkinkan maka dapat belajar di halaman rumah saja. Ajak Si Kecil mengenal tekstur tanah, rumput, menyiram tanaman serta mengenal binatang–binatang kecil seperti cacing, semut dan kupu–kupu.
Meskipun belum bisa membaca, rajin menceritakan dongeng kepada Si Kecil merupakan stimulus yang sangat positif. Cara Bunda menceritakan, membuat suara–suara lucu akan membuat seorang Si Kecil pandai berimajinasi dan berkomunikasi kelak. Meskipun saat ini belum dapat bertemu dengan teman – teman sebaya, namun dari dongeng yang Bunda ceritakan anak sedikit demi sedikit mengerti bagaimana cara berbicara yang baik dengan orang lain, cara bersikap serta cara bersahabat. Setelah bercerita ajukan pertanyaan–pertanyaan sederhana agar Si Kecil dapat berani mengungkapkan pendapat serta menceritakan kembali apa yang terekam dalam ingatannya.
Tak hanya menggambar, menempel juga salah satu bentuk mengasah kreativitas Si Kecil, Bun. Di Toko Buku, banyak sekali dijual stiker kertas yang berbentuk mobil, buah, hewan dan tokoh–tokoh kartun. Bunda dapat membelikan beberapa dan berikan kepada Si Kecil untuk melatih ketepatannya. Berikan media tempel seperti gabus atau papan sehingga ia tidak menempel di sembarang tempat.
Kemudian jika Bunda memiliki banyak kardus bekas bisa juga lho Bun. Ajak Si Kecil membuat mainan dari kardus, ajari anak–anak memotong dan menempel dengan menggunakan lem. Agar lebih cantik bisa dilukis atau diwarnai menggunakan krayon.
Nah, itulah beberapa cara mengajarkan anak usia dini yang menyenangkan untuk diterapkan di rumah. Meskipun, pembelajaran tatap muka ditiadakan sementara, bukan berarti proses belajar bagi Si Kecil juga terhenti ya, Bun. Kini justru orang tua lah yang mengambil peran dalam mengarahkan proses belajar Si Kecil selama pandemi.
Perlu diketahui Bun, bahwa setiap anak mempunyai fase tumbuh kembang dan cara belajar sendiri-sendiri. Terkait dengan cara belajar, Bunda perlu mengenalkan beberapa metode yang sesuai dengan preferensi Si Kecil. Yuk, temukan apa saja pilihan metodenya di artikel: Jenis gaya belajar pada anak.
Selamat mencoba di rumah Bunda!
Konten Belum Tersedia
Mohon maaf, halaman untuk artikel Anak Pra Sekolah Belajar dari Rumah? Ikuti Tips Berikut Ini
belum tersedia untuk bahasa inggris. Apakah Bunda dan Ayah ingin melihat artikel lainnya dengan kategori yang sama ?